Part 2
Begitu hasil rapat selesai, dan semua langsung pada pergi ke tempat tujuan masing-masing, dengan betenya Tiffany berdiri, dan ke balkon apartemen dorm Super Junior. Tidak ada yang memperhatikan ketika Tiffany yang moodnya jelek banget hari ini, keluar ke balkon.
Tiffany duduk di atas kursi santai yang terletak di balkon, memeluk kedua kaki dan lututnya, termenung menatap ke seberang gedung. Menghela napas bolak-balik, yang ada dipikirannya sekarang adalah pertanyaan KENAPA? Hanya itu, yang ada dipikiran Tiffany. Dulu, ketika SNSD debut, Donghae dengan senang hati menerima ’peran’ membuat skandal dengan Jessica, dan tadi, ketika dia ditawari buat skandal dengan Jessica, dia menolak, dan bilang demi nama baik Jessica, dan tadi ketika kami berdua yang ditawari, dia malah tidak mau! Sedangkan dulu dengan Jessica mau, walaupun keadaan berbeda, dia mau menghadapinya dengan Jessica, yang notabene bukan siapa-siapanya dia! Aku ini kan pacarnya, pikirnya sengit.
Sementara di dalam ruangan, Donghae muter-muter nyari Tiffany. Karena di ruangan sekarang cuma tinggal Hyoyeon dan Seohyun, maka Donghae bertanya pada keduanya. ”Tiffany mana?”
”Lho?” Hyoyeon nengok kanan-kiri. ”Tadi disini lho…”
Seohyun menoleh-noleh juga. ”Onnie tidak pergi kok, tadi waktu Sica Onnie ngajak Fany Onnie pergi jalan, dia bilang nggak mau. Tapi sekarang dia dimana, ya?”
Donghae menghela napas, tapi ketika dia ke dapur, dan melihat pintu balkon terbuka, feelingnya langsung mengatakan kalau Tiffany ada disitu. Donghae akhirnya pergi ke balkon, dan benar saja, Tiffany duduk sambil memeluk lututnya, diatas kursi malas, wajahnya murung.
Donghae menghampirinya pelan-pelan, bahkan ketika Donghae duduk di belakang-nya pun, Tiffany diam tidak bergeming. Wajah dinginnya menjadi semakin dingin ketika menatap ke depan. Donghae mengalungkan lengannya ke perut Tiffany, dan meletakkan kepalanya di bahu Tiffany, Tiffany diam saja. Donghae kemudian mencium pundak Tiffany yang terbuka karena memakai sleeve top. ”Hmm… aku dicuekin.” Katanya manja.
Tiffany diam saja.
”Jagiya…” panggil Donghae lagi.
”Hmm?” sahut Tiffany sekenanya.
Donghae langsung tahu ada yang tidak beres. ”Ada apa?”
”Tak ada apa-apa.” Sahut Tiffany dingin.
Donghae langsung membalik badan Tiffany, wajah Tiffany nampak sedikit murung. ”Bohong! Ada apa?”
”Gwenchana,” Tiffany mencoba melepaskan tangan Donghae, dan menghindari tatapan matanya, tapi apa daya Donghae jelas lebih kuat darinya. Tiffany terpaksa menatap mata Donghae yang khawatir. ”Apa?”
”Kau kenapa?”
”Kubilang gwenchana, tapi kau tidak percaya.”
”Siapa yang bisa percaya kalau kau bilang gwenchana, tapi wajahmu bilang uljima…”
Tiffany cemberut. Donghae mengangkat lembut dagunya, dan memaksa Tiffany kembali menatap wajahnya. ”Ada apa?”
”Menurutmu?”
”Aku tidak tahu, Jagiya…”
Tiffany memberengut. ”Aku tidak tahu apa maksudmu saat rapat tadi, dan itu membuatku kesal!” akhirnya dia mengatakan apa yang ingin dia katakan. Tapi, Donghae malah menatapnya bingung. Tiffany menghela napas. ”Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiranmu.”
”Tentang skandal 4jib?” tanya Donghae menaikkan alisnya.
Tiffany mengangguk. ”Aku mau membantumu, membantu Super Junior. Aku rela, aku mau mendampingimu melewati itu semua. Seperti Jessica dulu, Jessica mendampingimu…” ujar Tiffany lirih. ”Bahkan ketika Sunsangnim menawarkan pun… kau tetap dengan Jessica…”
”Ya Tuhan, Jagiya…” Donghae merengkuh Tiffany dalam pelukannya. ”Itu kan cuma skandal! Dan lagipula skandal aku dan Jessica itu kan sudah lama, kalian tahu sendiri ceritanya bagaimana.”
”Tapi kau mau menghadapinya, kau mendampinginya, dia mendampingimu… aku kan juga mau seperti itu.” Tiffany merepet. ”Padahal Sica kan bukan siapa-siapamu pada waktu itu…”
”Justru karna dia bukan siapa-siapa, Fany Honey…” Donghae melepaskan pelukan-nya. ”Aku tidak perlu memikirkan dia, kan? Dia tidak perlu kujaga, kalau kau yang maju… aku tidak akan bisa konsentrasi pada hal lain, karena akan selalu memikirkan-mu… aku tidak mau kau dihujat oleh siapa pun, memikirkannya saja sudah membuat-ku ingin marah. Apalagi nanti kalau kau dihujat demi aku…”
”Oppa tidak benar-benar tidak memikirkan Sica. Oppa tadi membelanya…”
”Tiffany…” Donghae menghela napas. ”Memangnya aku tidak punya perasaan apa? Meskipun Sica bukan siapa-siapa, kalau ada orang yang dihujat karena aku, kan aku jadi tidak enak juga.”
Tiffany masih cemberut.
”Dan lagi kalau kau seperti Taeyeon bagaimana?” tanya Donghae takut.
”Maksud Oppa?”
”Iya, Taeyeon kan sedih banget waktu Super Junior dan Eeteuk Hyung dihujat gara-gara pake kalung kembaran sama dia, dan malah mau jauhin Teukie Oppa?! Kalau kau begitu nanti, apa yang terjadi padaku?”
”Emang Oppa bakalan kenapa?”
”Tiffany, kau itu gimana sih? Aku tidak mau kehilangan kamu tau!”
Akhirnya Tiffany tersenyum, walau kecil. Donghae senyum, dan mencubit pipinya, ”Sudah gak kesal, kan?” Tiffany menggeleng, agak-agak cemberut tapi di campur senyum kecil.
”Masih kesal…”
”Jeongmal? Aigooo, apa yang harus kulakukan?” Donghae pura-pura berpikir. ”Aah…” lalu Donghae mencium bibir Tiffany singkat. ”Masih marah?”
”Eh?”
”Kalau masih aku cium lagi…”
”Gwenchana, aku sudah tidak marah…” wajah Tiffany memerah.
* * *
SBS Inkigayo, Minggu.
Hari ini, adalah hari perhelatan SBS Inkigayo, hari dimana Lee Soo Man meminta adegan skinship antara salah satu member Super Junior dengan salah satu member SNSD. Semua member kedua grup sudah tau siapa yang akan maju, yakni Eunhyuk dan Sooyoung. Berbeda dengan member lain yang justru tegang menghadapi hari ini, Eunhyuk dan Sooyoung malah cuek.
Mereka berdua memang sama-sama unik. Kalau pacaran lebih suka berduaan di kamar Eunhyuk, tapi jangan mikir yang macem-macem dulu. Mereka ngapain? Latihan dance. Beneran lho, mereka berdua sering latihan dance. Sooyoung belajar popping, dan Eunhyuk dengan senang hati mengajarinya. Kalau sedang tidak belajar dance, dua-duanya main catur. Aneh kan kelakuannya? Hahahaha, makanya Teukie dan Taeyeon gak panik kalau Eunhyuk dan Sooyoung udah masuk kamar, soalnya mereka juga malah bergeje ria.
Sekarang pun, SNSD dan Super Junior minta satu kamar ganti besar biar mereka bisa ngumpul untuk membicarakan ’cerita’ yang akan terjadi, Eunhyuk dan Sooyoung di pojokan malah cekikikan. Yang lain duduk keringat dingin, bahkan Tiffany dan Donghae tidak bermesraan.
”Krik krik krik…” Yesung menirukan suara jangkrik, saking sepinya ruangan. Akhirnya member lain pada tersenyum.
Pintu diketuk, staff SBS masuk, ”Super Junior, lima menit lagi…”
”Oke!” seluruh member Super Junior berdiri, bersiap-siap. Melemaskan otot-otot, dan stretching. Ini mau nyanyi, apa pada mau main bola? Tapi kemudian, mereka membentuk lingkaran dan tos ala Super Junior. Tak lupa, sebelum mereka keluar, mereka pamit dan meminta doa dari SNSD. Semua orang melengos begitu melihat pamitan non-verbalnya Donghae dan Tiffany. Memang dasar Donghae itu, manusia terromantis di Super Junior.
Sementara Super Junior tampil, SNSD ganti baju. Mereka didaulat nyanyi Run Devil Run dengan kostum baru. Make up sudah oke, mereka tinggal tunggu giliran mereka tampil, encore. Baju Sooyoung cukup mengundang kali ini, memang dia khusus pesan baju yang seperti ini untuk perform hari ini. Stylist SNSD yang tidak tahu kalau ada maksud lain, dengan senang hati menyiapkannya sesuai dengan yang Sooyoung inginkan. Padahal, Sooyoung pesan karena ada maksud lain.
Kostum yang di pakai Sooyoung adalah kostum yang mirip dengan kostum Run Devil Run Taeyeon dalam MV, selain yang seragam. Namun, bajunya benar-benar lebih pendek dibanding punya Taeyeon, sehingga perut indah Sooyoung benar-benar terlihat. Secara keseluruhan memang Sooyoung sangat cantik malam ini.
Tapi bukan berarti yang lain tidak lho, ya. Semua juga cantik, tapi karena malam ini Sooyoung yang akan jadi ’bintang’ maka yang lain nampak redup. Pintu diketuk, staff tadi datang lagi dan berkata. ”SNSD, lima menit lagi.”
Taeyeon memimpin doa, kemudian mereka tos bersama, dan bersama-sama keluar menuju areal belakang panggung. Super Junior sudah turun panggung dari sisi sebelah sana, jadi SNSD tidak bertemu dengan mereka, barulah ketika tirai ditutup, SNSD maju dan membentuk formasi. Mereka membawakan lagu Run Devil Run seperti biasa dengan ’garang’ karena lagu ini sangat-sangat galak. Beberapa saat sebelum lagu berakhir, Super Junior, juga beberapa pengisi acara lain seperti Afterschool, Shinee, dan Lee Hyeori muncul. Ketika lagu benar-benar habis, semua pengisi acara berkumpul bersama.
Wajah SNSD dan Super Junior agak-agak tegang, namun mereka berusaha menyem-bunyikan dengan baik, dan menunggu akting mereka selanjutnya. Ketika acara baru akan berakhir, Sooyoung langsung bersiap di posisinya, namun… suara riuh dari penonton sudah terdengar, Sooyoung mengalihkan pandangan pada Eunhyuk yang mengangkat bahu.
Pandangan semua orang sekarang tertuju pada satu titik di pojok panggung, dan seluruh member terperangah melihat dua orang yang berada di pojokan panggung. Yuri, Yuri sedang berpelukan, ah tidak, sedang didekap dengan sangat mesra oleh Siwon.
semuaaaaa, jangan pada heran ya, kenapa Yuri dan Siwonnya kok kayaknya dikit banget? karena mreka ceritanya awalnya nggak terlalu deket dan nggak ada tanda2 kedekatan, makanya gak terlalu kentara... pokoknya yg baca, kalo bisa komen, kritk, saran... masih To Be Continue, kalo bisa aku publish lagi, nanti pasti ku publish.
skip to main |
skip to sidebar


Accidenttaly In Love
Album keempat Super Junior, 4jib akan segera keluar. Pihak perusahaan, SM Entertainment resah dengan pemberitaan yang beredar menjelang launching-nya album tersebut. Seperti biasa, bos SM Entertainment yang memiliki banyak akal, memanggil seluruh anggota Super Junior dan SNSD untuk rapat membahas masalah ini.
Awalnya semuanya tidak mengerti mengapa di rapat album keempat Super Junior, SNSD diikut sertakan, meski demikian, SNSD tetap ikut rapat, dan ternyata hasil rapat sangat mengejutkan semua pihak. Lee Soo Man Sunsangnim meminta agar mereka membuat skandal, agar berita jelek tentang 4jib beralih. Karena SNSD merupakan girlband yang paling tahan banting dengan pemberitaan miring. Soo Man Sunsangnim, awalnya meminta agar mereka memakai skandal lama ketika SNSD akan debut, yakni Jessica-Donghae. Namun, Donghae yang sekarang sudah punya Tiffany, menolak dengan tegas. Pada akhirnya, Soo Man Sunsangnim menyerahkan kepada Super Junior dan SNSD sendiri, siapa yang akan membuat skandal, dan skandal itu akan diperlihatkan pada saat SBS Inkigayo.
Leeteuk dan Taeyeon jelas tidak mungkin untuk dijadikan bahan skandal, karena keduanya sudah pernah jadi korban skandal, dan Taeyeon dan Leeteuk stress berat. Donghae dan Tiffany dengan tegas menolak, karena khawatir dengan pemberitaan pers untuk satu sama lain, apalagi Tiffany sudah banyak mendapat image buruk akhir-akhir ini. Akhirnya rapat di dorm SNSD memutuskan, bahwa Sooyoung-Eunhyuk saja yang maju. Keduanya setuju, karena keduanya memang cukup cuek dan yang lain yakin kalau keduanya akan tahan banting. Tapi, ketika hari H SBS Inkigayo, kecelakaan terjadi pada Yuri. Yuri tersandung ke belakang, dan Siwon yang tidak sengaja lewat di belakangnya, malah menangkapnya dan memeluknya erat, karena refleks. Pemberitaan melaju pesat, skandal itu terbentuk, meski salah tempat.
Accidenttaly In Love
Dorm Super Junior
Siwon membuka pintu apartemen dorm mereka, dan masuk ke dalam. Betapa kagetnya dia, mendapati seluruh anggota Super Junior, tanpa Kibum tentunya, duduk di ruang tengah. Wajah semuanya nampak serius. ”Hyung, ada apa?” tanyanya sambil masuk.
Wajah Leeteuk nampak serius, memandang ponselnya, bahkan dia memakai kacamatanya. Sekelilingnya juga berwajah serius, dan beberapa kebingungan, seperti Eunhyuk.
”Ada apa sih?” tanya Siwon lagi, sambil mengambil tempat duduk di sebelah Donghae.
”Jadi begini,” Donghae menjelaskan. ”Manajer Hyung barusan sms ke Teukie Hyung, katanya hari ini ada rapat dadakan jam dua belas siang, semua schedule kita di batalkan hari ini, bahkan kau tidak boleh syuting. Kau periksa saja, jadwalmu hari ini kosong.”
”Jeongmal?”
Donghae mengangguk. ”Nah, kita semua sih mikirnya kan karena memang 4jib mau keluar, jadi ada rapat lagi… tapi masalahnya, Teukie Hyung, aku, dan Eunhyuk diberitahu uri yeoja-chingu kalau SNSD dipanggil juga ke kantor untuk rapat.”
Siwon terkejut, ”Jadi ini bukan rapat 4jib?”
”Ini rapat 4jib,” jawab Donghae lagi. ”Tapi, yang bikin kita heran, kenapa SNSD diikut sertakan. Aku, Teukie Hyung, dan Eunhyuk khawatir, kalau Soo Man Sunsang-nim akhirnya tahu kalau kami bertiga pacaran dengan anak-anak SNSD.” Suaranya menjadi lirih.
Siwon menghela napas. ”Berdoalah semoga bukan itu, Hae…”
Dorm SNSD.
Kepanikan juga melanda dorm SNSD, ketika Taeyeon mendapat sms dari Manajer Oppa mereka. SNSD akan dilibatkan dalam rapat 4jib, itu menandakan akan ada sesuatu yang dibahas mengenai kedua belah pihak. Padahal, kalau DBSK dan Shinee rapat, SNSD sama sekali nggak pernah dilibatkan.
”Astaga! Soo Man sunsangnim pasti akhirnya tahu kalau aku, kau, dan Sooyoung jadian!” panik Taeyeon.
Tiffany terperanjat. ”Ah, masa? Tau darimana? Aku gak pernah lebai lho sama Donghae kalau kita lagi di kantor.”
”Aku juga…” timpal Sooyoung.
”Aku juga kayaknya biasa aja deh…” pikir Taeyeon.
Yuri geleng-geleng. ”Apanya? Taeng dan Sooyoung aku percaya, tapi tidak denganmu Tiff.”
”Wae?” tanya Tiffany polos.
”Kau dan Donghae itu best couple!” jawab Jessica.
Tiffany menoleh padanya. ”Best couple? Bukannya Teukie Oppa dan Taeng yang best couple?”
”Aduuuuuh! Gak penting deh!” geram Sooyoung. ”Yang penting sekarang, kenapa kita harus ikut rapat 4jib!”
”Ya mungkin karena Soo Man Sunsangnim akhirnya sadar kalau salah satu diantara kalian pacaran sama anggota Super Junior!” jawab Yuri.
”Bukannya tiga orang yang pacaran?” tanya Jessica.
Sunny menjitak kepalanya. Jessica meringis, yang lain menghela napas, capeeeek deh Jessica!
”Kalau memang Soo Man Sunsangnim tau ada yang pacaran,” gumam Yoona dengan analisisnya. ”Kemungkinannya yang paling besar ketahuan adalah… Tiff Onnie dan Hae Oppa.”
”Yah! Kenapa aku dan Hae?”
”Kalian itu terlalu mesraaaaa…” sahut Sunny.
Tiffany mikir-mikir sendiri.
”Kalau begitu lebih baik kita siap-siap saja, Manajer Oppa menginginkan kita segera sampai ke kantor.” Ajak Taeyeon.
”Ya ayo kalo begitu…”
* * *
Sunny & Yuri Room
”Menurutmu, apa benar salah satu diantara tiga pasang itu, atau mungkin ketiganya sudah ketahuan si kakek tua kalau mereka pacaran?” tanya Sunny pada Yuri yang sedang memakai lotion.
Yuri berpikir, kemudian mengangguk. ”Kakek tua itu punya banyak intel, jadi aku tidak heran kalau benar dia tahu.”
”Tapi kalau dia memang benar tahu, apa yang akan dia lakukan kepada mereka berenam?”
”Disuruh putus?”
Sunny menghela napas. ”Aigooo! Meskipun aku suka iri melihat mereka, tapi aku berharap jangan yang itu jalan keluarnya.”
Pintu kamar di ketuk, dan muncul Taeyeon. ”Ayo, Manajer Oppa sudah datang… kajja!”
* * *
Super Junior’s Dorm
”Kalau misalkan memang si kakek tua itu sudah tahu antara Super Junior dan SNSD ada yang pacaran,” kata Kangin di ruang tengah, menunggu manajer menjemput. ”Menurut kalian, apa sanksi yang akan diberikan?”
Semua berpikir serius.
”Putus?” usul Yesung.
”Yah!” Leeteuk menjitak kepala Yesung. ”Tega sekali kau!”
Yesung ngeles. ”Kan itu yang diberikan si kakek tua, Hyung, bukan dari pendapatku…”
”Masa putus, sih?” tanya Eunhyuk sedih.
”Tenang, Hyung… belum tentu…” bujuk Ryeowook.
Manajer tiba, dan mereka kemudian keluar dari apartemen dan pergi ke kantor manajemen SM Entertainment. Hubungan antara Leeteuk-Taeyeon, Donghae-Tiffany, dan Eunhyuk-Sooyoung memang tidak banyak yang mengetahui, hanya anak-anak SNSD dan Super Junior, serta keluarga mereka saja yang tahu, karena mereka semua tau konsekuensi jika hubungan mereka diketahui publik. Tapi kali ini, mereka semua tegang, karena bos besar mereka sendiri yang mereka paling khawatirkan.
Leeteuk mengirimi Taeyeon sms, berisi pesan : jangan khawatir ya nae sarangan taeng, apa pun yg terjadi, aku tetap cinta padamu… untuk jaga-jaga kita bersikap seperti sblm jadian saja, ya… mianhae, I miss you… smooch from here.
Donghae menelepon Tiffany, berhubung dia dibilang sama teman-temannya paling sering skinship, dia dan Tiffany sepakat untuk sedikit jaga jarak nanti saat bertemu. Meski sama-sama sedih dan tidak rela, mereka lebih tidak rela jika harus dipisahkan.
Eunhyuk dan Sooyoung tidak saling berkirim pesan, tapi pikiran mereka sama, dan akan saling jauh-jauhan di kantor nanti.
* * *
Ruang Rapat, SM Entertainment.
Semua sangat tegang, tidak ada yang banyak bicara, maupun bercanda. Semuanya duduk mengelilingi meja dengan perasaan was-was, searah jarum jam, duduk di posisi dua belas adalah si kakek tua, Soo Man. Leeteuk, Heechul, Hankyung, Yesung, Kangin, Shindong, Sungmin, Eunhyuk, Donghae, Siwon, Ryeowook, Kibum yang jadwalnya ikutan kosong, Kyuhyun, Seohyun, Yoona, Sooyoung, Yuri, Hyoyeon, Tiffany, Sunny, Jessica, dan Taeyeon.
”Maaf mengumpulkan kalian tiba-tiba hari ini…” si Soo Man membuka rapat, semua mengangguk mengerti. ”Seperti yang kalian tahu, agenda rapat kali ini adalah mengenai album 4jib Super Junior. Dan aku yakin kalian sendiri heran, kenapa untuk rapat album Super Junior, SNSD yang punya jadwal padat karena Run Devil Run harus ikut rapat disini, dibandingkan f(x).”
Eunhyuk bergumam. ”Kok f(x)?”
”Persiapan album keempat sudah delapan puluh persen dan sebentar lagi akan mulai debut…” Soo Man meneruskan. ”Dan ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam hal ini menyangkut SNSD.”
Wajah Taeyeon, Tiffany, dan Sooyoung langsung pucat. Teukie, Donghae, dan Eunhyuk menatap pacar-pacar mereka dengan ketakutan. Yang lain ikut panas dingin menunggu lanjutan kata-kata Soo Man.
”Pemberitaan media mengenai Super Junior, akhir-akhir ini sangat tidak bagus…” Soo Man meneruskan. ”Tentang Hankyung dan Kangin, juga kecolongan foto-foto 4jib yang memang kami buat agar mengecoh publik malah tidak berhasil…” ujarnya. ”Kemudian, pemberitaan bahwa banyak yang akan comeback di bulan Mei ini membuat Super Junior semakin rawan… apalagi…”
Taeyeon sudah menahan napas sekarang.
”Dengan pemberitaan bahwa hubungan kalian…” Donghae memejamkan matanya. ”Tidak baik…” semua langung saling pandang bingung.
”Hubungan siapa, Sunsangnim?” tanya Taeyeon memberanikan diri.
”Hubungan SNSD dengan Hankyung.”
”Wae?!” pekik SNSD kompak.
Hankyung menggeleng bingung. ”Aku sudah bilang di wawancara kalau aku dan SNSD baik kok, Sunsangnim.”
”Iya tapi itu tidak cukup. Pemberitaan ini masih panas, ditambah lagi kasus DBSK… SM Entertainment harus bekerja keras untuk membuat Super Junior maju!”
”Terus sama SNSD hubungannya apa?” tanya Heechul.
Soo Man berdeham. ”SM Entertainment sudah menyiapkan skenario untuk mengalihkan semua pemberitaan jelek mengenai hal ini.”
”Mwo?!” tanya Leeteuk.
”Skenario?” tanya Yuri.
Soo Man mengangguk. ”Skenario ini sangat penting, untuk itu aku meminta SNSD datang kesini.” Super Junior saling pandang panik. ”Dibandingkan dengan pemberitaan mengenai tidak harmonisnya SNSD dengan Hankyung, atau SM Entertainment dengan Hankyung, juga Kangin dan Super Junior, ada baiknya kalau Super Junior dan SNSD membuat semacam…” Soo Man terlihat memilih kata-katanya. ”Gosip!”
”Skandal?!” tembak Kangin.
Soo Man mengangguk. ”Bisa dikatakan seperti itu. Super Junior akan debut di SBS Inkigayo, dan aku harap salah satu dari SNSD dan Super Junior, akan membuat semacam skinship disana, yang membuat pengalihan perhatian, dan pamor 4jib meningkat.”
”Mengorbankan SNSD?!” pekik Ryeowook.
”Sunsangnim!” potong Donghae. ”Mereka bisa dibunuh nanti…”
”Jangan, Sunsangnim.” celetuk Shindong.
Soo Man berdeham, dan seisi ruangan langsung diam, Soo Man menatap tegas semuanya. ”Kalian tetap harus melakukannya, atau kalian tahu konsekuensinya…” semua terdiam tidak percaya. ”Hanya sedikit skinship untuk meningkatkan pamor album, toh kalian juga yang akan menikmati gajinya…”
Ingin rasanya seisi ruangan membunuh Soo Man.
”Jadi, salah satu dari kami, harus skinship di SBS Inkigayo?” tanya Taeyeon lirih.
”Ya, dan kuharap yang melakukan itu benar-benar profesional, jadi tidak kentara kalau kita memang sengaja melakukannya…”
”Tapi siapa?” tanya Tiffany.
Soo Man menjawab. ”Aku suka konsep waktu Super Junior pertama kali debut, Donghae dan Jessica.”
”Mwo?! Andweee!” jawab Donghae tegas sambil berdiri. ”Aku sudah cukup merasakan skandal, dan tidak mau terulang lagi! Tidak!”
Tiffany menunduk, dan Jessica melongo memandang ke kanan dan ke kiri dirinya, kenapa dia lagi?
”Kenapa kau tidak mau, Donghae-ssi?” tanya Soo Man heran, padahal Donghae biasanya selalu menurut dan tidak pernah melawan apa saja yang diinstruksikan kepadanya.
”Jaesohamnida, Sunsangnim… tapi kalau untuk yang satu itu saya tidak mau. Jessica sudah terlalu banyak mendapat pengaruh buruk atas berita-berita yang kita buat, dan untuk apa lebih memperburuknya lagi, Sunsangnim?” tanya Donghae dengan berani. ”Itu terlalu mengorbankan Jessica, Sunsangnim… meski banyak S-One yang akan membelanya, tapi akan lebih baik kalau dia tidak lagi dijelekkan, apalagi dengan menggunakan nama saya.”
Soo Man menatap Donghae tajam, kemudian mengangguk. ”Kalau begitu, aku cukup setuju dengan penjelasan Donghae-ssi.”
”Maaf, Soo Man Sunsangnim,” Leeteuk angkat bicara. ”Untuk 4jib, saya yakin kami semua bisa melaluinya dengan baik. Kami tidak perlu ada semacam publicity stunt, apalagi untuk mengorbankan SNSD seperti ini…”
”Kami berusaha keras, Sunsangnim…” tambah Sungmin sungguh-sungguh. ”Jangan korbankan SNSD.”
Soo Man menatap dalam Leeteuk. ”Leeteuk-ssi, apakah kau berani menjamin kalau 4jib akan sukses di pasaran?” tanyanya tajam. ”Dengan berita-berita berseliweran tentang SM Entertainment? Antifans sudah siap, bahkan banyak fans disana yang akan menjadi antifans hanya dengan kemunculan kalian yang seperti ini, formasi yang begini, pemberitaan yang begini…” ucapnya tegas. ”SM Entertainment, adalah tempat dimana kalian di tempa! Sudah sepatutnya kalian mengabdi, dan memberikan jasa kepada SM Entertainment. Lagipula, Eeteuk-ssi, dan kalian semua Super Junior!” Soo Man menunjuk Super Junior satu persatu. ”Lagipula kenapa sih? Kalian gengsi jika kalian dibantu oleh hoobae kalian?”
”Mwo?” tanya Heechul tajam. Hankyung menahannya, jika Heechul meledak disini, habis perkara.
”Bukannya kami gengsi, Sunsangnim…” Leeteuk terus berusaha menjelaskan. ”Ini kan nama SNSD yang dikorbankan…”
”Kenapa kalian berpikir SNSD yg dikorbankan? Toh akan banyak namja yang kecewa, kalau salah satu dari SNSD betulan ada fair dengan member Super Junior.” Jawabnya enteng.
”Fans itu lebih banyak yeoja-nya, Sunsangnim…” kata Yesung.
”Aku tidak mau tahu!” Sunsangnim menggebrak meja, semua terdiam. ”Dengarkan sekali lagi. Aku mau ada yang membuat skinship di acara SBS Inkigayo ketika Super Junior debut. ”Tak ada alasan! Dan untuk Super Junior, belajarlah mengatasi rasa gengsi kalian jika dibantu oleh hoobae kalian. Juga untuk SNSD, kalian tidak keberatan kan?”
Taeyeon mengangguk, ”Gwenchana, Sunsangnim.”
”Taeyeon-ah…” keluh Leeteuk.
”Kalau begitu rapat ditutup. Aku tidak akan membahas apa-apa lagi hingga Minggu malam setelah kalian tampil di SBS Inkigayo.” Dan dengan entengnya Lee Soo Man pergi begitu saja. Begitu Soo Man keluar, Heechul menggebrak meja.
Kesembilan gadis itu duduk menunduk.
”Mianhae…” ucap Leeteuk lirih. ”Kalian lagi-lagi jadi korban…”
”Gwenchana, Oppa…” jawab Taeyeon, meski begitu dia menghela napas dan menunduk.
”Ini tidak bisa dibiarkan terus!” Kangin ikut emosi. ”Dia kira 4jib tidak bisa sukses sendiri! Kalau memang nanti album tidak berhasil, kami tidak akan pernah menyalah-kan dia! Dia orang terakhir yang akan kami salahkan!”
”Sudah, Hyung…” Siwon menepuk bahunya. Seisi ruangan sedang stress sekarang, semua member Suju mondar-mandir, kecuali Kyu yang duduk diam, meski wajahnya ikut stress. Sementara semua member SNSD duduk diam di tempat.
”Aku tidak bisa berpikir disini!” Leeteuk menggaruk kepalanya. ”Berhubung hari ini semua jadwal kosong, lebih baik kita bicarakan di dorm.”
* * *
Dorm Super Junior.
Anggota Super Junior kelihatan seperti lintah ditaburi garam, tidak ada yang bisa diam. Semua duduk gelisah, dan wajah mereka nampak stress. Sementara member SNSD, hanya bisa diam seribu bahasa.
”Kalau begitu, lebih baik mulai dibicarakan, Oppa…” kata Taeyeon.
Leeteuk menoleh padanya, dan menghela napas. ”Aku benar-benar menyesal, Taeng…”
”Gwenchana, Oppa, gwenchana…”
”Tunggu dulu, Hyung!” potong Donghae. ”Kita harus tanya pendapat mereka, apakah mereka ada yang setuju melakukan hal ini. Kita tidak bisa memaksa mereka melakukannya demi kepentingan 4jib!”
Leeteuk mengangguk. ”Donghae benar, aku berharap diantara kalian ada yang buka mulut, dan protes.”
”Gwenchana, Oppa…” Yuri mengangguk. ”Kami siap membantu… aku atas namaku sendiri, aku bersedia membantu.”
”Kami semua bersedia.” Ucap Taeyeon lagi, dilihat mereka kesembilan gadis itu mengangguk.
Leeteuk menghela napas dan memandang membernya, ”Bagaimana? Mereka bersedia.”
”Kami yang tidak rela…” sahut Heechul.
”Ini mengenai nama kalian, lho…” jelas Yesung.
”Gwenchana, Oppa…” koor kesembilannya kompak.
Leeteuk mengangguk. ”Baiklah, kalau begitu kalian sepakat, kami juga tidak bisa bicara apa-apa lagi. Seperti yang kita semua tahu, karena kita semua hadir di rapat tadi. Sekarang pertanyaannya, siapa yang akan skinship?”
Sunyi.
”Bagaimana dari SNSD, apa kalian ada saran?” tanya Kangin.
Semua member SNSD saling pandang, dan kemudian Sooyoung menjawab. ”Kami menyerahkan penuh kepada Super Junior. Oppa siapa yang akan turun, dan kami juga belum memutuskan siapa yang akan turun.”
”Jadi bagaimana?” tanya Leeteuk kepada para membernya. ”Siapa dari kita yang akan maju?”
”Hyung ada saran?” tanya Siwon.
”Aku sama sekali tidak masalah kalau aku yang harus maju,” Leeteuk berkata mantap.
”Kalau memang Oppa yang maju, aku akan mendampingi…” jawab Taeyeon siap. Leeteuk tersenyum padanya.
”Andwe! Jangan kalian!” potong Sunny. ”Waktu kami merilis lagu Oh! kalian sudah banyak mendapat masalah… hanya karena kalung! Bagaimana kalau kalian skinship nanti? Kalian tidak akan sanggup… kita perlu orang yang tangguh dan kuat. Mianhae, Oppa, Taeyeon-ah, bukan aku menganggap kalian tidak kuat… aku hanya berpikir, hubungan kalian terlalu sayang untuk dikorbankan.”
”Aku setuju, Hyung, dengan Sunny…” Shindong berpendapat. ”Waktu itu hanya karena kalung saja, Super Junior sudah dikritik pedas, dan Taeyeon yang nggak mau Suju kenapa-napa, akhirnya malah berantem kan kalian jadinya. Aku juga nggak setuju, nggak setuju.”
”Oppa, kejadian waktu itu dan sekarang kan beda…”
”Tapi benar yang dikatakan Shindong, Taeyeon-ah…” kata Sungmin lembut. ”Terlalu riskan untuk mempertaruhkan hubungan kalian.”
”Aku sependapat,” tambah Siwon.
Leeteuk tersenyum. ”Ya sudah kalau begitu. Aku dan Taeyeon coret! Bagaimana, Tiffany dan Donghae?”
”Aku tidak mau!” Donghae dengan tegas menolak.
Tiffany mendongak. ”Wae?!”
”Mwo? Kau mau?” tanya Donghae kaget.
”Ya memangnya kenapa?” tanya Tiffany.
”Tiffany, ini berat! Ini tidak semudah yang kau bayangkan,”
Tiffany menatapnya heran. ”Aku tahu tidak mudah, tapi kenapa? Kenapa kau menolak? Aku mendampingimu, kok.”
”Aku tau…” jawab Donghae.
”Sudah, sudah…” potong Eunhyuk. ”Aku dan Sooyoung saja.”
Sooyoung menatapnya. ”Jeongmal? Kau mau?”
”Kalian berdua?” tanya Sungmin.
Eunhyuk mengangguk. ”Aku siap, dan aku yakin Sooyoung juga siap! Kami kan sama-sama cuek, kurasa itu tidak akan mempengaruhi hubungan kami secara keseluruhan.”
”Ya aku setuju denganmu,” Sooyoung tersenyum.
”Benar, kalian mau?”
”Iya, kami saja…”
”Kalau begitu baiklah. Eunhyuk dan Sooyoung yang akan skinship di acara SBS Inkigayo.”
Setelah selesai memutuskan bahwa Eunhyuk dan Sooyoung yang akan melakukan skinship, berhubung hari ini jadwal kosong, banyak yang pergi jalan-jalan. Taeyeon dan Leeteuk menghilang entah kemana. Yoona, Yuri, Sunny, Ryeowook, Heechul, Kangin, dan Sungmin jalan-jalan. Seohyun, Shindong, Siwon, Hyoyeon, dan sisa anak-anak Super Junior lain ada di dorm Super Junior, bersantai di ruang tengah kecuali Tiffany dan Donghae, yang berantem.
akhirnya publish Super Generation juga, mian ya yang udh nungguin... hehe, sesuai janji ini part awalnya Yuri-Siwon, cuma disini aku mau nyempilin sedikit Tiffany sama Donghae, hehehe, enjoy dan jangan lupa komen ya... kamsahamnida...


My Bestlovefriends
My name is Lee Donghae, yap! Pliss jangan jerit-jerit lebai, sambil teriak, omo Donghae yang itu?! Ya, ya ya… aku memang Lee Donghae yang ’itu’. Anggota Super Junior, yang kata orang si ganteng, kata orang juga jago nyanyi, dan jago dance. Tau deh bener apa nggak… menurutku kalau ditanya siapa yang jago nyanyi? Brother-brotherku itu ada empat belas, semua jago nyanyi. Kalo jago dance, waduuuuuh, jangan harap deh ngalahin sahabat baikku si Eunhyuk deh.
Sebenernya sih aku biasa-biasa aja. Kalo ditanyain tampang? Yaaaa, syukuri aja deh wajahku yang sekarang ini. Tapi di Suju yang ganteng juga nggak sedikit. Contohnya aja yang paling banyak penggemar itu maknae kami, Kyuhyun. Iyalah, aku juga kalau jadi cewek naksir sama dia. Cakep iya, suara bagus iya, menghanyutkan pasti deh dimata cewek-cewek.
Setelah melihat Hyungku, Leeteuk, akhirnya berani juga ngakuin perasaannya ke Taeyeon SNSD, aku jadi banyak mikir-mikir sendiri. Ternyata cinta itu kalau udah akut memang seperti mereka berdua itu. Aku memang yakin Leeteuk Hyung itu naksir Taeyeon. Dia sering banget merhatiin Taeyeon. Apalagi setelah video kedekatan mereka beredar habis siaran, makin yakinlah aku. Walaupun nggak ada yang mau ngaku.
Dari awal SNSD akhirnya muncul, kami-kami dari Super Junior sudah menyukai gadis-gadis itu. Jangan salah artikan ya, mereka kami anggap sebagai adik-adik kami sendiri, yang memang usianya baru belasan, ketika tiga tahun lalu itu. Taeyeon, Jessica, Sunny, Hyoyeon, Tiffany, Yuri, Sooyoung, Yoona, dan Seohyun.
Memang jujur, aku hanya menganggap mereka sebagai adik, pada awalnya. Catat itu! Pada awalnya saja. Sampai ketika aku diminta untuk jadi bintang MV terbaru mereka, Kissing You. Aku menerima tentu saja, apalagi karena memang kami satu manajemen. Tapi, yang membuatku bercerita adalah, dari sini perasaanku kepada salah satu diantara mereka berubah. Terlebih, karena adegan dalam MV itu sendiri. Dalam MV itu, aku harus berpasangan dengan dua orang dua orang diantara mereka. Namun, SNSD berjumlah sembilan orang. Sehingga harus ada yang beradegan sebagai pasangan denganku sendirian.
Awalnya aku syuting bersama Taeyeon dan Yoona. Lalu Sunny dan Yuri, dan pasangan gadis terakhir adalah Sooyoung dan Seohyun, si maknae. Jadi, aku mendapat Tiffany sendirian. Syuting dengan Tiffany adalah syuting bagian terakhir, jadi itu dilakukan malam, menjelang pagi. Kulihat Tiffany belum capek, padahal dia harus mengulang banyak adegan menari, dan sebagainya. Barulah dia harus syuting denganku.
Jujur saja, aku lelah sekali. Tapi begitu melihat Tiffany yang kuat banget, aku jadi malu sendiri. Ya sudah, aku pergi ke kamar mandi, mencuci mukaku, dan make up sekali lagi. Kemudian siap untuk syuting. Syuting ini cukup lama memang. Tapi entah kenapa, aku senang dan bersemangat. Tapi, bukan berarti syuting yang satu ini gampang!
Kalau tadi sama Taeyeon, Yoona, Sunny, Yuri, Sooyoung, Seohyun, Hyoyeon, dan Jessica adegannya gak terlalu romantis! Ini yang jadi kendala, karena cuma berdua sama Tiffany, aku harus romantis, seromantis mungkin. Adegan ciuman dibalik bantal, walaupun gak betulan tapi kan wajah kami saling berhadapan di balik bantal. Kemudian ketika aku harus merebahkan kepalaku di bahunya, aku jadi agak-agak canggung. Tapi dia tenang sekali, wajahnya memang dingin kalau dia diam, tapi kalau tertawa dia cantik. Itu yang membuatku heran sama wajahnya, wajahnya itu dingin banget lho!
”Oppa, wae?” tanyanya ketika aku terus menerus salah. ”Oppa capek ya? Mau diterusin besok aja?” tanyanya khawatir.
Aku geleng-geleng. Malu gilaaaa ngaku capek di depan adik perempuan. Aku menggeleng lagi. ”Capek sih iya, tapi masih kuat, kok.”
”Oppa… Oppa kan habis tur Korea! Trus Oppa punya banyak jadwal juga, sekarang Oppa harus syuting, wajar kalau Oppa capek.” Tiffany duduk disebelahku lagi. ”Oppa udah makan, kan?”
Aku mengangguk.
”Bagus jangan sampai lupa makan, Oppa…” sambung Tiffany. ”Karena kita jarang tidur, satu-satunya cadangan tenaga kita cuma dari makanan. Oppa suka sayur tidak?”
”Sedikit…”
”Kalau begitu banyak minum klorofil, Oppa…” tambah Tiffany. ”Biar banyak vitaminnya.”
”Wah, kau banyak tahu ya, Hwang Mi Young…”
Tiffany tertawa, matanya hilang. ”Oppa, baru kali ini ada yang memanggilku Hwang Mi Young…”
”Maaf ya, Dongsaeng, karena aku babo sekali malam ini.”
”Tak apa, Oppa…”
Semenjak itu aku selalu menganggap dia sahabatku. Kami menjadi semakin dekat, semenjak syuting video klip itu. Kami memang jarang bertemu, tapi kami rajin berkomunikasi. Jaman kan udah canggih, udah ada ponsel, udah ada internet. Kami rajin telepon-teleponan jika seminggu penuh tidak bertemu. Setiap hari, dia rutin mengirimiku sms menanyakan keadaanku, saudara-saudara Super Juniorku, dan bertanya sudah makan atau belum. Tiffany juga selalu mengingatkanku untuk tak lupa minum klorofil dan makan buah.
Ya, sejak saat syuting, hingga sekarang, bisa dibilang, aku adalah sahabat cowok terdekatnya Tiffany. Semua keluarga SM sudah tahu kalau aku dekat sebagai sahabat dengan Tiffany. Sampai aku merasa, ada yang tidak beres dengan hubunganku dan Tiff akhir-akhir ini.
Setelah tiga tahun sahabatan sama Tiff, aku sudah terbiasa melihatnya bernyanyi, menari, dan bermain bersama kami. Tapi begitu album ketiga SNSD keluar, aku bingung! Serius, aku kebingungan sendiri, ada apa dengan diriku ini?! Teaser SNSD keluar lebih dulu sebelum MV-nya. Tiff selalu menolak menjawab kalau aku bertanya detil mengenai proses pembuatan MV.
”Oppa liat nanti aja! Itu kan kejutan, Oppa…” katanya.
”Yah, kau ini bikin penasaran saja!” kataku di telepon malam hari sebelum MV-nya keluar, dan aku baru melihat foto-fotonya. Itu juga saking capeknya konser, aku cuma dikasih tau sama Heechul, yang memang update banget. Aku sempat marah sama Tiff karena gak bilang kalau foto-fotonya udah keluar, tapi Tiff ngeles dengan bilang baru foto.
Aku berdecak. ”Hei, Hwang Mi Young… kapan keluarnya itu MV?”
”Besok, Oppa…”
”Mwo?!” pekikku.
Tiff terkekeh.
”Kau ini kebiasaan ya!” teriakku. Eunhyuk melempar bantal ke kepalaku karena berteriak di tengah-tengah tidurnya. Aku mengecilkan suaraku, tapi desisanku tak kalah tanda serunya. ”Yah, Hwang Mi Young Yang! Kenapa sih kalau MV-mu mau keluar atau ada yang terbaru kau tak pernah bilang padaku! Foto aku tahu dari Heechul Hyung! Dan kalau aku tak bertanya kau takkan memberitahuku, kan?!”
”Hei, Oppa!” balas Tiff dari sebrang sana. ”Kau ini ya… tahan suaramu! Kau mau mati konyol kalau marah-marah seperti itu? Aigoo, fansmu pasti tak tahu kalau kau suka ngomel-ngomel?”
”Aish!” aku ngedumel.
Tiff tertawa. Nyanyi merdu, tertawa merdu, malahan kata si Eunhyuk kalo sendawa juga si Tiff merdu, aku geleng-geleng! Mikir apa sih aku?
”Oppa?!” panggil Tiff. ”Yah, Donghae Oppa?” panggilnya lagi. ”Oppa… jangan ngambek, dong…”
Aku tersenyum kecil. Mana bisa aku ngambek padanya?
”Oppa?” panggilnya lagi. Aku masih diam, aku senang mendengarnya berusaha agar aku tidak marah. ”Oppa, mian Oppa… jeongmal mian… aku bukannya tidak mau memberitahu Oppa…”
”Lalu?”
”Tapi kan aku malu, Oppa…” suaranya menjadi lirih.
”Malu kenapa, coba?”
”Yaaah, aku tak bisa menjelaskannya. Oppa harus melihat video itu sendiri…”
Aku mengernyit. ”Memangnya MV-nya kenapa? Kau tidak nari striptease, kan?!” teriakku.
”Donghae‼!” teriak Eunhyuk.
Aku menekap mulutku lagi. ”Yah, Tiffany! Jawab, kau tidak melakukan yang aneh-aneh kan?!”
”Ya tidaklah, Oppa!” jawab Tiffany agak panik. ”Cuma tetap saja… Oppa, kau sudah lihat foto itu kan?”
Aku mengangguk. ”Ya, aku sudah melihat Black Soshi…”
”Coba, menurutmu bagaimana?”
Donghae menatap foto-foto di laptop di hadapannya. ”Bagus sih!” komentarku agak dingin.
”Nah, kan! Baru foto saja Oppa sudah agak bete… kali ini kenapa lagi?” tanyanya heran, namun cemas.
”Foto Jess yang bikin aku agak kesal…”
Tiff diam.
”Foto Jess itu terlalu terbuka! Pose Yuri juga terlalu S-line…” komentarku lagi. Tiff tidak menjawab lagi. Sampai aku membuka fotonya, wajah dingin eksotis itu, dengan dandanan smokey eyes menatapku dingin. ”Tapi fotomu bagus…”
Tiffany terkekeh pelan. ”Shincha?”
”Iya fotomu bagus!” jawabku tulus. ”Cool!”
”Jangan bete ya, Oppa…” kata Tiff lagi.
Aku langsung sigap! Tiff bilang agar aku jangan bete, kenapa lagi nih? ”Yah, kenapa memangnya?”
”Aku nggak mau cerita dulu, Oppa lihat sendiri MV kami! Nanti jangan marahin kami ya… Oppa yang lain juga.”
”Bajunya kebuka-buka lagi ya?!” teriakku naik pitam.
”Lee Donghae! Sekali lagi kau berteriak, kau benar-benar mati!” teriak Eunhyuk lagi.
Tiff meringis. ”Iya, Oppa… kan konsepnya seksi!”
”Astaga! Tiffany… terbukanya seperti apa sih?! Kau ini ya…”
”Mian, Oppa…”
Aku geleng-geleng. ”Belum akan marah, tapi aku khawatir. Kurasa MV-nya akan membuatku marah.”
”Tapi aku senang Oppa tak suka kami berbaju seperti itu…” kata Tiffany lagi. ”Kami seperti punya banyak Oppa yang khawatir pada kami. Hi hi hi…” Tiffany terkikik. ”Mian, Oppa… kami tak bisa menolaknya.”
”Aro, aro…” aku mengangguk. ”Jadwalmu apa besok?”
”Perilisan lagu…” jawab Tiffany sambil menghela napas. ”Oppa kalau sempat nonton saja, disiarkan kok. Kalau tak sempat, nanti kukirimi videonya. Oke, Oppa?”
”Ya sudah… tidur sana! Jangan tidur malam-malam, besok bangun pagi, kan?” tanyaku.
”Oke, Oppa…”
”Jangan main lagi, jangan baca buku! Tidur, oke? Kalau sampai ketahuan kau tidak langsung tidur, aku ke dorm sekarang juga!”
”Mau ngapain, Oppa?”
”Ya main lah…”
Tiffany tertawa. ”Ah, Oppa… kau juga harus tidur! Jangan biarkan Eunhyuk Oppa menyeretmu tidur, ya? Oke aku langsung tidur kok, Oppa…”
”Oke, selamat tidur… mimpi indah!”
”Bye bye, Oppa…”
Setelah aku mematikan ponsel, aku keluar dari kamar. Seperti biasa, jam-jam segini, yang masih bangun adalah Leeteuk Hyung, Siwon, dan Kyuhyun.
”Yah, Donghae-ya… telpon Tiff lagi?” tanya Siwon heran.
Aku mengangguk dan beranjak ke dapur mengambil air.
”Dia setiap malam seperti itu… telponan, kemudian teriak-teriak! Mengomel-ngomel, marah-marah, tertawa-tawa. Dan Eunhyuk akan melemparinya bantal…” kata Leeteuk geleng-geleng.
Donghae terkekeh. ”Besok kan perilisan MV SNSD yang baru, Hyung… harus kasih semangat.”
”Oh iya ya! Besok ya keluar, ya?”
”Yah, Hyung… lalu kau malam ini memarahi Tiff karena alasan apa?” tanya Kyu dengan wajah polosnya.
Aku menghela napas dengan bergaya. ”Kalian tahu lah, SNSD itu… mereka seperti dimanfaatkan! Baju-bajunya itu lho…”
”Omo! Bajunya kenapa lagi?” tanya Siwon serius.
”Gak tau! Tiff bilang akan agak sedikit kebuka…” jawabku heran. ”Tapi, dia nggak mau cerita detil. Ckckck… yah, Hyung, besok kita ada jadwal apa saja?”
Leeteuk mengernyit, mengingat. ”Kayaknya besok Super Junior M manggung deh, ya gak sih, Siwon?”
”Iya, jam sepuluh…” jawab Siwon.
”Yah! Berarti aku nggak bisa nonton rilis video-nya ya…”
”Oh, jam sepuluh ya?” tanya Leeteuk.
Aku mengangguk kecewa, dan menggaruk kepalaku. ”Aku tidur deh, besok harus bangun pagi.”
Esok paginya aku bangun pagi-pagi, dan iri berat sama sisa teman-temanku yang lain. Aku, Hankyung Hyung, Siwon, Kyu, Henry, dan Zhou Mi kudu pentas, sementara yang lain off. Aku kan kepengen nonton pemutaran langsung MV-nya SNSD yang baru. Nanti aku bisa ngomelin si Tiff lagi soalnya kalau bajunya kebuka-buka banget.
Setelah sampai di tempat acara, aku dan rekan-rekanku bersiap-siap. Setelah bernyanyi, aku kaget ketika kembali ke backstage, Leeteuk Hyung datang. Penampilan-nya kasual.
”Yah, Hyung… waekeurae?” tanyaku bingung.
”Kau mau ikut tidak? Pemutaran perdana MV-nya SNSD yang baru… tadi Taeyeon mengajak kita. Kalau mau ayo!” siapa yang mau nolak?! Bahkan, kami buru-buru masuk van dan langsung cabut ke venue-nya SNSD.
Henry dan Zhou Mi gak ikut, mereka masih ada keperluan. Jadi, Teukie Hyung, Hankyung Hyung, Siwon, dan Kyu nyusul yang lain karena mereka semua udah ada di venue. Benar saja, begitu sampai disana, banyak SONE, yang mungkin termasuk ELF juga kali ya, soalnya begitu melihat kami muncul mereka heboh banget. Kami dibawa ke belakang, ke dekat kamar gantinya SNSD.
”Taeng…” kudengar Teukie Hyung sudah menelepon pacarnya saja. ”Kamu dimana? Kami sudah di backstage lho…”
Tak lama kulihat Taeyeon keluar. Wajahnya polos, masih belum kena make up sama sekali. Kerumunan kami bubar, karena Teukie Hyung sudah ’meong-meong’ sama Taeyeon. Bikin ngiri aja, aku geleng-geleng. Dasar ’pengantin baru’ yang harus pacaran diem-diem. Jadi begini daaaah… kulihat mereka pelukan. Aku mengalihkan pandangan dari situ.
”Pengen punya pacar ya, Hae?” tanya Eunhyuk cengengesan.
Kugetok saja kepalanya. ”Kau ini ya! Tidak siang, tidak malam… kerjamu hanya mengucapkan kata-kata yang menggangguku.”
”Yah, kau tak melihat Tiffany?”
Aku mengernyit. ”Mau sih… tapi kan mereka sedang siap-siap.” Kataku, namun aku meraih ponselku juga.
”Lah itu Taeyeon keluar!”
”Yah, kalau Taeyeon mah lain perkara! Dia kan mau ketemu sama pacarnya, lah kalo si Tiff, kan…”
Eunhyuk menatapku dengan sorot menggelikannya itu. ”Apa?”
Belum sempat aku menghubungi Tiffany, ponselku sudah berbunyi, dan dari layarnya aku tahu bahwa orang yang kucarilah yang menghubungiku. Buru-buru kuangkat.
”Tiffany-ya…”
”Oppa…” katanya senang. ”Kata Taeyeon, Oppa dan yang lainnya menyempatkan hadir. Kukira tak mungkin, karena katanya kau ada jadwal pagi ini… begitu tadi Taeng keluar, Sooyoung mengintip… katanya Sooyoung melihatmu, Oppa…”
”Ha ha ha, sebetulnya mau kasih surprise… sayang ketahuan,” kataku.
Tiff terkekeh. ”Lihat di paling depankah, Oppa?”
”Tentu…” jawabku. ”Kau sedang apa?”
”Sedang duduk-duduk saja…” jawabnya.
”Kalau begitu kesini, ada aku dan Eunhyuk…”
”Oh, no! Tidak!”
Aku mengernyit. ”Kenapa?”
”Aku sudah di make up, Oppa… aku mau memberimu kejutan. Ngomong-ngomong mana si Taeng itu? Dia belum make up, lho Oppa…”
Aku tertawa, ”Aku panggilkan mau?”
”Lho, Oppa lihat si Taeng?”
”Tadi sih lagi ’meong-meong’ sama Teukie Hyung.”
Tiff tertawa. Aku bangkit dan berteriak terlebih dahulu, daripada jika aku berbelok melihat mereka sedang ’ehem-ehem’ kan nggak bagus. ”TAENG!”
”Ya, Oppa?” suara Taeyeon menjawab.
Aku akhirnya melihatnya, dia masih menggenggam tangan Teukie Hyung. Wajahnya senang sekali.
”Kau dicari Tiff, make up dulu sana! Pacarannya dilanjutin nanti…” kataku sambil menggoda Teukie Hyung.
”Oke…” Taeyeon menatap Teukie Hyung lagi. ”Aku harus pergi, Oppa… kau nonton di baris depan, kan?”
”Iya, doooong… sudah sana,” Teukie Hyung memang pengertian. Dia membelai kepala Taeng dan Taeng langsung pergi sambil tersenyum.
Lalu aku kembali ke ponselku. ”Sudah, tuh…”
”Omo… Oppa, kau mengganggu si Taeng dan Teukie Oppa…” Tiff sepertinya mendengar apa yang kukatakan.
”Soalnya bikin iri!” jawabku jujur.
Tiff tertawa lepas. ”Makanya, Oppa… tiga tahun mengenalmu tidak pernah punya pacar, tidak pernah dekat dengan cewek, dekatnya cuma sama Eunhyuk Oppa… ya bagaimana mau punya pacar?!”
”Yaah, lihat siapa yang bicara? Sudahkah dia punya pacar?” tanyaku membalasnya.
”Kalau aku memang sedang tidak mau punya pacar, Oppa…” Tiff ngeles.
”Kau seharusnya juga punya pacar,” kataku.
”Hyung! Ayo kita duduk di seat depan, acara sudah mau dimulai!” teriak Kyu dari belakangku.
Aku mengangguk. ”Kyu memanggil, kami harus keluar. Astaga, SNSD akan rilis lagu baru… aku jadi iri!”
”He he he, nonton baik-baik, Oppa…”
”Kau yang tampil dengan baik! Dan siapkan dirimu, kalau sampai bajumu terlalu terbuka! Kau akan kumarahi…”
”Iya, Oppa…” Tiff terdengar pasrah.
”Bagaimana dengan baju Taeng?”
”Ha ha ha…” Tiff terbahak. ”Lihat saja nanti, Oppa…”
”Oke, sampai nanti!”
”Bye, Oppa…”
Aku mengikuti teman-temanku yang lain. Begitu kami muncul di pintu samping backstage para SONE teriak-teriak histeris. Berarti mereka juga ELF, kami melambaikan tangan kami, dan kami duduk berduabelas bersama-sama. Aku duduk diantara Eunhyuk dan Ryeowook. Setelah menunggu lama, Produser SM muncul, memberi sambutan bla bli blu, dan lampu dimatikan. Wah, bakal dibikin dramatis nih, sesaat kemudian teaser MV diputar kembali, dan suara jeritan SONE semakin riuh. Tak lama setelah teaser selesai diputar. MV akan segera diputar, aku penasaran banget! Konsep Black Soshi itu bakalan kayak gimana sih, dan musik mulai menghentak. Dan video itu pun diputar.
Herannya, walaupun banyak yang suka dengan MV itu aku tidak! Sama sekali tidak! MV itu benar-benar memanfaatkan SNSD! Mereka memakai baju-baju hitam ketat, yang membalut seluruh tubuh mereka, yang malah membuat mereka nampak menggoda! Jujur, sangat menggoda! Aku kan cowok, tapi… total mereka mengenakan 3 baju, semuanya membuatku ingin marah! Terutama pada Tiff. Aku juga kurang suka dengan baju-baju yang lain, tapi entah kenapa tiap melihat Tiff dengan smokey eyes-nya itu, aku mau marah padanya!
Astaga! Lee Donghae sadaaaaar! Kenapa kau harus marah padanya?! Dia kan adikmu, Donghae! Kenapa kau marah dia memakai baju yang terlalu ketat, terlalu banyak robekan, dan terlalu pendek itu? Astaga, mana Heechul Hyung dari tadi komen kalau Tiff cantik melulu!
Setelah MV selesai aku berdiri.
”Yah, Hyung… mau kemana?” tanya Ryeowook.
”Pulang!”
”Lho?!” kesepuluh saudaraku melongo.
”Kok pulang sih?” tanya Eunhyuk heran. ”Eh, Hae… mau kemana dah? Abis itu para single ladies itu keluar, lho! Hei hei!”
Leeteuk mengejarku yang sudah ke belakang. ”Hae, kau mau kemana?”
”Maaf, Hyung… aku sepertinya agak tidak enak badan…” kataku mencoba mencari alasan.
”Benarkah? Kau bahkan belum bertemu dengan mereka…” Teukie Hyung agak menyayangkan. ”Tapi kalau kau sakit, duluan sajalah! Kusampaikan salammu untuk mereka… Tiff pasti kecewa. Tapi, kurasa kau sudah memberitahunya… sampai di dorm minum obat, kemudian istirahat, oke?”
Aku mengangguk. Dan langsung masuk van, aku benar-benar marah, dengan perasaanku. Siapa aku sih? Berani-beraninya aku marah pada Tiff? Aduuuh, aku harus beres-beres perasaan nih! Kuraih ponselku, dan kucabut baterainya.
Tiffany
Kami SNSD keluar dari backstage, kami disambut dengan tepukan riuh SONE. Ooow, terima kasih, aku menyayangi kalian semua. Hari ini aku mengenakan salah satu dari tiga pakaianku di MV SNSD terbaru, gaun hitam yang memakai manik hitam berkilauan, dengan wajahku dipulas smokey.
Wow! Itu Super Junior… mereka memang datang dan menonton di paling depan. Senangnya punya Oppa seperti mereka. Tapi, tunggu! Sebentar, sebentar… satu, dua, tiga, empat… sembilan! Lha? Kok cuma sembilan? Leeteuk, Heechul, Hankyung… Oppa?! Donghae Oppa kemana? Aku mencari-cari, tapi memang tidak ada.
Rasanya interviu ini lama sekali. Aku terus mengira, Donghae Oppa sedang ke kamar mandi, namun hingga acara nyaris selesai. Donghae Oppa tak ada, mereka hanya bersepuluh. Astagaaaaa… kemana dia? Katanya dia datang, aku mencoba menghubu-nginya, tapi ponselnya tidak aktif. Apa yang terjadi?
Selesai acara, Super Junior member menyambut kami di backstage, kemudian mereka dibawa para Manager ke ruang ganti, karena takut ada wartawan yang melihat kemesraan Leeteuk dan Taeyeon. Ya ampun, kasian amat sih mereka, pacaran musti diem-diem kayak begini? Tapi, wajah mereka bahagia-bahagia aja… walaupun aku lihat Teukie Oppa agak ngambek. Well, jelas karena pakaian yang dikenakan Taeng. Pusarnya terlihat, dan Taeng memang seksi.
Aku memerhatikan mereka. Teukie Oppa melepaskan jaketnya, dan memakaikannya pada Taeng. ”Pake!”
”Oppa…” kata Taeng sambil senyam-senyum.
”Ritsletingnya naikkin sampe atas!”
”Ya ampun, Oppa…”
”Disini banyak cowok! Tadi di stage udah kamu kasih liat, sekarang masa juga sih?” kata Teukie Oppa sewot.
Taeng manggut-manggut.
Aku memandangi mereka, tapi dimana Donghae Oppa? Aku memang takut dia akan marah, tapi malah kecewa kalau dia tidak ada.
”Leeteuk Oppa, mana Donghae Oppa?” tanya Yuri heran.
Leeteuk menjawab. ”Hae sakit, tadi sesudah pemutaran MV dia langsung pulang.”
Aku kaget. ”Lho, sakit?”
”Iya…” Leeteuk mengangguk. ”Dia nggak kasih tau kamu?” aku menggeleng. ”Ya ampun, tumben amat. Tadi selesai MV dia langsung keluar, dia bilang nggak enak badan. Coba telpon deh…”
Aku mengeluarkan ponsel dan menghubunginya. Tak ada jawaban, hanya ada pesan singkat bahwa yang punya lagi gak bisa diganggu. Aku menunduk kecewa, kemana sih Oppa? Kenapa gak bilang lagi sakit, coba? Setelah acara hari ini, kami masih harus menghadiri beberapa acara, sehingga baru pukul dua pagi aku dan anggota SNSD lainnya sampai di dorm.
Semua langsung cuci muka dan tidur, sementara aku masih belum bisa tidur. Kukira, entah kapan, Donghae Oppa akan membalas pesanku, atau setidaknya meneleponku. Oppa tak pernah lupa menelepon jika kami mengeluarkan MV baru. Sampai sekarang pun, Donghae tidak menelponnya, tidak membalas smsnya. Bahkan, ketika dia mencoba menghubungi Donghae lagi, ponselnya masih tidak aktif. Apakah Donghae sakit parah?
”Onnie… tidak tidur?” tanya Yoona.
Aku malah menjawab dengan helaan napas, bisa kubayangkan betapa bingungnya Yoona melihat tingkahku.
”Yah, Onnie… kenapa?”
Aku menggaruk kepalaku, dan bersandar di sofa. ”Aku khawatir…”
”Tentang?”
”Donghae Oppa…”
Yoona manggut-manggut. ”Donghae Oppa sakit, kan? Lalu bagaimana Onnie? Sudahkah kau meneleponnya?”
”Aku sudah mencoba ratusan kali, tapi ponselnya tetap tidak aktif.” Jawabku putus asa. ”Aku sudah memberinya pesan suara, juga sudah mengiriminya sms. Semua pending… Donghae Oppa agak aneh, padahal tadi dia meneleponku bahwa dia akan menonton.”
”Donghae Oppa pasti benar-benar tidak sehat, Onnie…”
Aku mengangguk. ”Itulah mengapa aku khawatir,” jawabnya. ”Donghae Oppa, tak pernah lupa memberi komentar, memberi semangat, bahkan kritik. Kali ini, aku senang Oppa menyempatkan diri menonton pemutaran perdana MV kita, tapi kalau Oppa sakit kan…”
Kulihat wajah Yoona kemudian berkerut-kerut. Lalu dia senyum. ”Onnie, lama kelamaan kau makin mirip Taeyeon Onnie.”
”Maksudnya?” tanyaku heran.
”Onnie, sebetulnya aku sudah sangaaaaat ini menanyakan hal ini padamu. Tapi, sepertinya kau dan Donghae Oppa itu nyasar dalam hubungan kalian. Kalian terlalu dekat, Onnie…”
”Oh jadi gak boleh ya?” tanyaku polos.
Yoona geleng-geleng. ”Bukan begitu, Onnie… kau dan Donghae Oppa itu tersesat dalam hubungan persahabatan kalian.”
”Apanya yang tersesat?”
”Begini lho, Onnie… kau dan Donghae Oppa itu saking dekatnya, sampai-sampai kau dan dia itu bingung sendiri. Kalau Taeyeon Onnie, dia kan tahu kalau dia sayang sama Leeteuk Oppa, cuma Taeyeon Onnie aja bandel gak mau nunjukkin apa-apa sama sekali. Sementara kau dan Donghae Oppa itu, malah terlalu banyak saling menunjukkan hingga kalian menganggap itu hal biasa…”
Palaku makin ruwet, si Yoona ini bahasanya ribet amat, ya?
”Onnie, apa kau menyukai Donghae Oppa, sebagai namja? Bukan sebagai Oppa saja? Sebagai namja?”
Wajahku malah memerah.
”Tuh kan, Onnie…” Yoona menarik kesimpulan. ”Sebetulnya aku sih sudah curiga dari dulu. Waktu Donghae Oppa adegan mesra sama cewek, Onnie marah kan? Donghae Oppa sampe kesini jam dua pagi, minta maaf. Terus, kalo baju-baju panggung kita terlalu terbuka, Donghae Oppa gantian marah, dan Onnie deh yang ribet minta maaf sama dia. Sadar dong, Onnie… jangan kayak Taeyeon Onnie…”
Wajahku makin memerah. ”Masa sih?”
”Yaaah,” Yoona menggaruk kepalanya tak sabar. ”Onnie, sekarang Onnie buat apa marah-marah, ngambek-ngambek sama Donghae Oppa soal kedekatannya sama ceweklah, trus kalo dia nggak makan. Onnie cuma dongsaengnya saja? Aku juga gak yakin, kalau memang Donghae Oppa menganggap Onnie cuma sebagai dongsaeng… orang dia marah banget waktu baju kita kebuka banget setahun lalu. Mending marahnya sama kita semua, ini cuma sama Onnie doang… trus, waktu Onnie ngambek karena adegan mesranya, dia ngapain juga rela-relain jam dua pagi kesini coba?”
Makin bingung saya, saudara-saudara, Yoona memang hebat!
”Sudah ya, Onnie… aku mau tidur! Capek… Onnie juga tidur sana, Donghae Oppa kan marah kalau Onnie gak tidur.”
Setelah Yoona pergi, aku memutuskan untuk ikut tidur. Masa sih? Aku dan Donghae Oppa memangnya sedekat itu apa? Padahal menurutku yang paling romantis itu ya Leeteuk Oppa dan Taeyeon, kenapa Yoona bilang aku dan Donghae Oppa juga terlihat mesra? Aduuuh, Yoona, palaku jadi pusing.
Donghae
Gak terasa sudah nyari dua belas jam aku duduk bersila di ruang tamu dorm. Aku melamun sepanjang hari, ya ampun! Mellow benar aku ini, diketawai Eunhyuk nanti aku. Baru aku mau bangkit, terdengar suara di pintu dorm, tak lama cahaya lampu depan masuk, dan seseorang menekan sakelar.
”ASTAGA!” kesepuluh orang di hadapanku berteriak.
Aku jadi kaget.
”Yah, Donghae-yah… apa yang kau lakukan disitu?” Heechul Hyung mengurut dadanya karena kaget.
Aku nyengir.
”Kau ketiduran di sofa, ya?”
Aku mengangguk saja, daripada mengaku kalau melamun dari tadi.
”Hei, Donghae-ya… Tiff mencarimu, tuh! Kukira kau sudah meneleponnya, ternyata belum! Dia bingung mencarimu…”
Aku mengeluh.
”Kau ini! Katanya sudah bilang padanya… kami kan jadi gak enak, waktu dongsaeng-dongsaeng itu pada nanya-nanyain?”
”Tiff sedih lho…” kata Eunhyuk dengan tampang bodohnya itu.
Aku ingin sekali melempari sahabatku yang oon itu dengan bantal, tapi kuurungkan niatku. Aku mengambil ponselku yang tergeletak di meja, dan kupasang kembali batreinya.
”Wah, pake cabut batrei…” Eunhyuk berkomentar lagi. ”Kayak orang marahan sama pacarnya aja cabut-cabut batrei…”
”Yah! Kau mau kutimpuk?!”
”Omo! Kau selalu menimpukku jika kau sedang memikirkan si Tiffany, lho…”
Aku akhirnya berdiri, dan menjitak kepala Eunhyuk. ”Kau ini! Berisik sekali sih… tidur sana!”
Setelah semua bersiap-siap tidur, Leeteuk Hyung duduk di sebelahku dan menepuk bahuku. ”Bagaimana? Sudah baikkan keadaanmu?”
”Ya, sudah mendingan…” jawabku sekenanya. Aku menyalakan ponsel, begitu sudah aktif kembali, ponsel itu bergetar selalu. Dua belas pesan masuk, dan dua belas pesan suara. Aku menghela napas.
Donghae membaca pesan-pesan dari Tiff, dan mendengarkan suaranya. Jelas, Tiff berpikir bahwa dia sedang sakit. Suara Tiff cemas sekali, aku menghela napas dalam-dalam, dan kucoba menghubunginya.
Baru berdering sekali, Tiff sudah mengangkatnya. ”Oppa?!” teriaknya.
”Yaaah, kau belum tidur?” tanyaku.
”Oppa…” kudengar dia menangis.
”Yah, wae?” aku langsung panik. ”Kenapa kau menangis? Astaga, Tiffany… jangan bikin aku kaget, dong! Ada apa?”
”Gara-gara Oppa, pokoknya!”
Aku bingung. ”Kok gara-gara aku sih?”
”Oppa kenapa sakit gak bilang? Tadi kenapa pulang begitu aja, aku kan belum ketemu sama Oppa! Udah gitu Oppa sama sekali gak aktifin ponsel, aku kira Oppa sakit parah! Tau-taunya jam segini masih belum tidur juga… kau ini kenapa sih, Oppa? Aneh sekali kelakuanmu!” dan Tiffany pun menumpahkan uneg-unegnya.
”Mian, mian…” aku cuma bisa berkata begitu. ”Aku tadi tidur terus, tidak sempat menelepon. Bagaimana keadaanmu?”
”Bagaimana keadaan Oppa?!”
”Aku baik-baik, aku tidak apa-apa…”
”Baguslah…” dia terdengar lega.
Aku masih diam, bingung mau berkata apa.
”Oppa? Kau baik-baik saja? Kau tidak pingsan, kan?!” Tiffany terdengar semakin panik karena aku tidak menjawab.
”Ne, ne… aku baik, cuma masih mengantuk.”
”Ya ampun, kalau begitu Oppa tidur lagi saja… Oppa harus banyak istirahat,” kata Tiffany lagi.
”Iya, baik… kututup ya.” Dan aku langsung mematikan ponsel, aku begitu deg-degan. Kenapa bisa aku begitu berdebar mendengar suara Tiffany, dan merasa hangat saat dia mengkhawatirkanku. Meski begitu, aku menghindar, daripada buntutnya panjang kalau terbawa perasaan. Aku tidak boleh mencintainya, siapa aku? Aku kan cuma sahabatnya… mana mungkin Tiffany si cantik itu mau sama aku?!
Tapi, aku tidak lelah. Mungkin karena sudah seharian duduk diam, tidak bergerak sama sekali, dan sempat tertidur dalam lamunan juga. Aku bolak-balik badanku di atas kasur, sementara suara dengkur si Eunhyuk makin membuatku tidak bisa tertidur, aku mikir aja, mikirin kata-kata Teukie Hyung. Masa iya sih? Aku menghela napas, dan sampai pagi akhirnya aku hanya bolak-balik badan, dan menghela napas panjang-panjang.
”Yah, kau sudah bangun?” tanya Eunhyuk, dengan wajah bodohnya, masih mengan-tuk.
”Iyalah, memangnya kau?”
”Ya ya ya… ayo bangun sebelum Leeteuk Hyung masuk kesini mengacak-acak kita semua.” Eunhyuk bangun, masih sempoyongan, dan terantuk kaki kursi. Aku tertawa, dasar bodoh.
Dia berdiri, mengucek mata, mendekati pintu kamar, ketika pintu sudah terbuka. Dan jidatnya pun mencium pintu yang terbuka itu, Eunhyuk jatuh terjerembab. Aku ngakak melihatnya, sementara yang buka pintu, Siwon, memandangi Eunhyuk yang meringis kesakitan.
”Lho, Hyung…” Siwon menatapnya heran. ”Apa yang kau lakukan di bawah situ?”
”Yah, Siwon!” teriak Eunhyuk. ”Kau kalau mau buka pintu ketuk dulu kek, jidatku mencium pintu nih!” Eunhyuk mengusap jidatnya, sementara aku masih tertawa ngakak. ”Yah! Lee Donghae!”
Aku berdiri, dan membantunya bangun. Siwon masih kebingungan, ”Hyung… ada jadwal mendadak. Kita harus ke Mokpo sekarang.”
”Sincha?” tanyaku girang.
Siwon mengangguk sambil tersenyum. ”Pasti senang kau, ya?”
Aku tertawa. ”Eh, M atau semua?”
”Cuma M sih…” jawab Siwon. ”Harusnya sih semuanya, cuma karena katanya hari ini ada acara apaaaa gitu, jadinya cuma bisa kirim Super Junior M.”
”Emang harusnya hari ini jadwal kita apa?”
”Who’s That Girl…” jawab Siwon. ”Padahal bintang tamunya SNSD lho, Hyung…” katanya geleng-geleng. ”Sayang banget harus batal!”
”Lho? Kok boleh batal sih?” tanya Eunhyuk heran.
”Tuh Teukie Hyung yang bilang kalo Super Junior T aja yang gantiin. Katanya, kau pasti mau pulang kan, Hyung…” jawab Siwon lagi. Lalu Siwon terkekeh-kekeh. ”Padahal, dia yang kepengen satu tempet sama Taeyeon, kali? Ha ha ha, kasian aku sama Teukie Hyung, harus pacaran diam-diam begitu.”
Aku bingung. ”Who’s That Girl itu acara apa sih?”
”Itu reality show baru gitu, Hyung…” jelas Siwon. ”Tebak-tebak cewek gitu, trus nyebutin kebiasaan-kebiasaan mereka. Trus kalo cocok, dapet hadiah, yaaaa begitu deh pokoknya.”
”Mwo?”
”Wah…” sementara Eunhyuk mikir-mikir. ”Asyik! Aku kan nebak, wah…” wajahnya berbinar. ”Harus couple sama Sooyoung ah!”
”Idih! Kalian berdua kan sering berantem, Hyung!” kata Siwon sambil tertawa.
”Dia itu suka padaku, cuma malu…” kata Eunhyuk pede.
Tiffany
Aku bangun dan langsung geragapan mencari ponselku, dan menyalakannya. Kutunggu lima menit, tapi penantianku selama lima menit itu berbuah sia-sia belaka. Memang, ada pesan masuk, tapi bukan dari orang yang kutunggu. Aku menghela napas dengan sedih.
”Pagi, Onnie…” Yoona masuk kamarku.
”Pagi, Yoona…” jawabku sambil menguap kecil.
Yoona sudah rapi. Dia memang rajin, bangun pagi, langsung mandi, dan sudah rapi, padahal tak ada jadwal apa-apa. ”Onnie, malam ini kita dapet job lho. Reality show bareng Super Junior M.”
”Oh ya?” mataku membulat.
”Aku tau Onnie pasti akan senang…” Yoona cengar-cengir. ”Apalagi sama Super Junior M. Kan ada Donghae Oppa…”
”Yah…” aku memukul bahunya pelan.
”Yah yah yah!” suara Taeyeon menggema di ruang tamu. ”Ayo kumpul! Kumpul! Kumpul! Panggilin yang belum bangun, ada pemberitahuan! Ayo cepeeeet!”
Semua keluar, kulihat yang baru bangun hanya aku dan Sooyoung, sementara yang lain sudah bangun, tapi sama-sama belum mandi, kecuali si Yoona saja. Taeyeon memegang ponselnya, wajahnya berbinar-binar senang sekali. Pasti berita bagus, menurut pendapatku.
”Malam ini kita akan isi acara Who’s That Girl… kita bersembilan, dengan pairing dengan Super Junior M. Tapi, barusan ada pembatalan jadwal dengan Super Junior M, barusan aku dapat konfirmasi. Donghae Oppa sedang sakit, maka Super Junior M akan dialihkan ke Mokpo, karena kemungkinan Donghae Oppa merindukan keluarganya, jadi yang jadi paring kita Super Junior T.”
Astaga! Pantas Taeng senang, di T kan ada pacarnya. Sementara aku tak jadi ketemu Donghae Oppa, haduuuuh!
”Weleeeeh, ada si Eunhyuk dong?!” kata Sooyoung kesal. Ha ha ha, dia dan Eunhyuk memang sering bertengkar. Meski tidak serius, Eunhyuk suka sekali mengganggu Sooyoung.
Aku agak diam menanggapi ini.
”Tiff, kau kenapa?” Taeyeon memperhatikanku.
Aku nyengir dan geleng-geleng saja.
”Aaaaah, Donghae Oppa lagi ya?” tanya Taeyeon sambil tersenyum. ”Kata Leeteuk Oppa, dia sudah nggak apa-apa, kok. Cuma masih agak lesu aja, mungkin kangen rumah, soalnya beberapa hari lalu kata Eunhyuk Oppa, dia mengigau manggil-manggil ibunya…”
Jessica manggut-manggut. ”Ternyata yang tukang ngigau disana itu Donghae Oppa, kalau disini kan kau, Taeyeon-ah…”
”Yah!” Taeyeon menggeram.
Sudah jam dua siang, aku masih diam saja di kamar. Benar-benar ada yang aneh nih, Donghae Oppa sama sekali gak kirim pesan apa pun. Kalau telepon memang jarang-jarang, tapi kalau pesan dia biasanya rajin. Tak perlu aku yang kirim pun, dia pasti akan mengiriminya. Akhirnya aku memberanikan diri mengiriminya pesan dulu, Oppa chariseo? Bagaimana keadaan Oppa hari ini? Sudah sehatkah?
Setengah jam kutunggu, Donghae Oppa sama sekali tidak membalas pesanku. Ini lebih aneh lagi, pesanku tak pernah dibalas lama-lama. Dia pasti langsung menjawab, bahkan kadang-kadang kalau tidak sibuk, meneleponku biar hanya sebentar saja. Tapi kok tidak yaaaaaa sekarang?
”Taeyeon-ah…” aku keluar mencari Taeyeon, yang sedang nonton televisi.
Taeyeon menoleh. ”Wae?”
”Taeyeon-ah… Super Junior sekarang sedang ada kegiatan tidak?”
Taeyeon mengernyit. ”Setahuku hari ini mereka tampil malam hari saja. Itu cuma Super Junior T, yang lainnya gak ada. Oh iya, Super Junior M mungkin sekarang sudah ke Mokpo.”
”Oh…” aku mengangguk. ”Mereka kembali kapan?”
”Aku tidak tahu,” Taeyeon menggeleng. ”Kenapa?”
”Aku rasa ada yang aneh dengan Donghae Oppa,” kataku cemas. ”Dari kemarin dia bertingkah aneh. Semalam dia meneleponku, hanya diam saja, tidak menanyaiku balik. Sudah itu, sekarang kukirimi sms dia bahkan tidak membalasnya! Lagipula, kalau dia ke Mokpo, biasanya dia bilang, lalu dia bertanya aku mau dibelikan apa…”
Taeyeon ikut kebingungan. ”Masa sih? Yah, berhubung kau yang paling dekat dengannya ya aku percaya, tapi aku tidak tahu dia kenapa. Kau coba telepon saja, nanti aku akan pura-pura menanyakan keadaannya pada Teukie Oppa, bagaimana?”
”Iya deh…” aku masuk kembali ke kamar, mengeluarkan ponselku, dan menghubu-ngi ponselnya, tersambung, tapi tidak diangkat. Akhirnya aku mengiriminya sms saja, Oppa, kau sedang sibuk, ya? Tak apa, yang penting ingat jaga kesehatanmu, cepat sembuh Oppa.
Aku berbaring dan menghela napas. Malam harinya van kami tiba di salah satu stasiun televisi, yang akan menayangkan acara Who’s That Girl itu. Kami bersembilan sudah sampai disana, kami segera masuk ke kamar ganti, dan melihat kostum yang akan kami pakai. Ya Tuhan, kalau Oppa melihat ini, dia marah deh pasti.
Aku mengenakan baju itu. Sebetulnya kami bersembilan sama-sama kurang nyaman dengan baju yang terlalu terbuka, tapi kami menerimanya saja jika masih dalam batas kewajaran. Kami tidak menolerir kalau yang terbuka adalah bagian dada. Kalau kulihat dari ekspresi Taeyeon, dia yakin Leeteuk Oppa akan sangat marah melihatnya memakai pakaian seperti ini, aku ingin sekali Donghae Oppa mengatakan itu padaku.
Aku nekat, aku mencari baju paling ketat dan paling seksi, kukenakan baju hitam itu. Dengan wajah merana.
”Onnie, kau pakai baju itu?!” tanya Seohyun kaget.
Aku mengangguk.
”Yah, kau kenapalah?” tanya Jessica. ”Baju itu terlalu terbuka, Tiffany-ya…”
”Takkan ada yang memarahiku malam ini…” jawabku cuek.
”Kubilang Donghae Oppa lho, nanti…” kata Taeyeon merinding. ”Bajuku ini saja Jagiya-ku pasti ngambek malam ini…”
Sooyoung geleng-geleng. ”Kapan aku ada yang memarahi, ya?”
”Eunhyuk Oppa… Sooyoung bajunya parah nih…” kata Yoona mengeraskan suaranya.
”Yaaaah! Kenapa kau malah bilang ke dia, sih?!”
”Memang kau masih belum bisa menghubunginya, Tiffany-ya?” tanya Jessica heran.
Aku mengangguk. ”Dari kemarin malam, terakhir dia meneleponku juga suaranya aneh. Dia nggak banyak bicara, dan tidak mengomentari penampilanku. Dan pesanku saja tidak dibalas olehnya…”
”Pulsanya habis kali…” usul Yuri.
”Ya ilah, Super Junior kehabisan pulsa… nggak banget deh!” komentar Taeyeon. ”Tapi, jangan-jangan dia ada masalah…”
”Onnie, apa mungkin dia marah padamu?”
Tiffany mengernyit. ”Masa sih?”
”Menurutmu kau membuat salah tidak hari itu?”
Aku berpikir. ”Entahlah, Donghae Oppa itu orangnya tidak ribet, tidak suka ngambek. Kalau Oppa marah ya marah, kalau Oppa kecwa, ya dia pasti akan bilang kecewa, langsung. Tidak pakai ngambek-ngambek gak jelas…”
”Kalau kau bertengkar dengan Donghae Oppa, biasanya gara-gara apa?” tanya Sunny ikutan nimbrung.
Aku berpikir. ”Gara-gara apa, ya… kalau aku marah padanya, biasanya karena dia beradegan mesra dengan gadis lain, tanpa memberitahuku lebih dulu. Kalau Donghae Oppa, marah biasanya karena aku tidak bilang kalau mau mengeluarkan MV baru, atau teaser baru, tapi kalau marah yang serius, biasanya kalau bajuku……” kata-kataku terhenti.
”Baju?!”
Aku mengingat-ingat lagi. ”Tapi, waktu Donghae Oppa pulang, kita kan belum keluar dari bakcstage.”
”Gara-gara MV, mungkin gak?”
”Yah, emang di MV kenapa?” tanyaku heran. ”Memang bajunya seksi, tapi bajuku kan tidak terbuka. Kostum yang putih, punyaku tangan panjang, yang hitam, kita semua sama… yang beda-beda juga, gaun pendek, itu pun aku pakai stoking gelap.” Aku membela diri.
”Memang sih, bajunya Tiff gak kenapa-napa, kok…”
”Lalu kenapa kau memakai baju ini?”
Aku menghela napas. ”Aku mau membuatnya keluar, dan bertanya ada apa dengannya! Hanya itu yang bisa kulakukan!”
Donghae
Kami sudah di Makpo. Sudah selesai tampil juga, kami beristirahat di hotel. Yang lain tidur-tiduran, baik di sofa, juga di kasur, aku dan Ryeowook memutuskan untuk menonton televisi. Aku ingat, bahwa reality show itu ditayangkan langsung.
Awalnya seperti biasa host yang muncul, dilanjutkan dengan pengenalan bintang tamu. Aku bisa melihat saudara-saudaraku, Teukie Hyung, Sungmin Hyung, Heechul Hyung, Kangin Hyung, Shindong Hyung, dan si bodoh Eunhyuk.
Mereka nampak rapi-rapi sekali, dengan stelan jas. Heechul Hyung seperti biasa membuat suasana menjadi ramai, karena celetukan-celetukannya yang sering membuat orang tertawa. Kemudian, bintang tamu perempuannya, yang memang disimpan, akan dikeluarkan sekarang. Lampu digelapkan, dan suara samar-samar potongan lagu-lagu SNSD, sampai mereka bersembilan keluar dari atas, dengan diikat oleh sling, langsung menyanyikan lagu Run Devil Run.
Yuri, seperti biasa si montok itu selalu membuat orang bersuit-suit. Siwon sampai bangun hanya untuk melihatnya, ketika bagian Tiffany yang aku tunggu-tunggu, darahku mendidih! Apa yang dia pakai sih?! Bajunya terlalu terbuka, terlalu ketat, dan ekspresinya itu lho! Mengundang‼!
”Waduh! Tumben si Tiff seksi begitu…” komentar Siwon. ”Biasanya Yuri yang paling seksi…”
Aku cemberut parah! Kalau kutelepon sekarang, pasti Tiffany takkan mengangkatnya. Yang membuatku makin marah, ketika para Hyungku dan Eunhyuk memberi komentar akan penampilan mereka. Heechul malah bilang Tiffany mengalahkan Yuri malam ini! Bikin panas aja!
Lucunya ketika akhirnya kesembilan gadis itu dimasukkan ke dalam kotak, dan hanya mengeluarkan tangan saja untuk dipilih oleh Super Junior T, aku malah berdoa semoga Tiffany tetap di dalam kotak, dan tidak memperlihatkan tubuh seksinya lagi! Jujur, memang aku suka melihatnya, aku kan namja… tapi, aku benci jika orang lain melihatnya.
Pertama Eunhyuk, kemudian, Shindong, Kangin, Sungmin, Heechul, dan terakhir Leeteuk yang memilih tangan yang mana. Aku yakin Leeteuk Hyung berusaha untuk memilih tangan Taeyeon.
Aku tegang menunggu. Akhirnya kotak pertama milik Eunhyuk dibuka, betapa terkejutnya, ketika Sooyoung yang muncul dari balik kotak itu. Kami tertawa, setidaknya yang lain, aku masih kesal. Eunhyuk kan sering berantem dengan Sooyoung. Kemudian, Shindong Hyung, yang mendapat Sunny. Kangin dengan Jessica. Sungmin mendapat Yoona. Ketika Heechul hendak membuka kotak, dia mengecup sesaat tangan yang keluar itu, membuat semua orang bersuit-suit. Ternyata itu kotak Tiffany!
Sementara Leeteuk Hyung memang jago, yang keluar dari situ adalah Taeyeon. Setelah jam dua belas malam, aku yakin Tiffany sudah pulang ke dorm, barulah aku keluar dari kamar hotel, dan meneleponnya.
”Ya, Oppa?”
”Tiffany-ya?!”
”Iya, ada apa, Oppa?” tanyanya tak acuh.
Aku jadi seram sendiri mendengar nada tak acuhnya, padahal kan aku mau marah, kenapa dia yang cuek gitu. ”Kau dimana?” tanyaku.
”Di dorm.”
”Ada apa dengamu?”
”Maksud Oppa?”
”Kenapa kau menjawabku seperti itu?”
”Memang kenapa? Ada yang salah?”
”Hwang Mi Young!”
”Kalau sudah tak ada perlu kututup.”
”Kata siapa sudah tak ada perlu, aku belum selesai bicara!”
”Aku tidak mau bicara!”
”Mengapa?”
”Memangnya kenapa? Boleh kan aku tidak mau bicara dengamu untuk seharian ini, karena kau juga tidak bicara denganku? Oppa, aku mencoba menghubungimu dua puluh empat jam terakhir, dan kau tak membalasnya sama sekali! Sekarang, dengan enaknya kau mau bicara denganku?!”
Aku menghela napas.
”Apa? Oppa mau bicara apa? Oppa kenapa sih? Kalau ada yang tidak berkenan bilanglah secara baik-baik!”
Donghae menghela napas dalam-dalam. ”Aku marah padamu!”
”Kau kira aku tidak marah padamu!”
”Kenapa kau marah padaku?”
”Karena kau sama sekali tidak menggubrisku! Oppa, tahukah kau aku mengkhawa-tirkanmu? Tapi kau cuek bebek saja, seolah-olah tak ada apa-apa.”
”Kau harusnya berpikir kenapa aku begitu!”
”Justru karena aku tak tahu maka aku menghubungimu!” teriaknya.
Donghae berteriak. ”KARENA BAJUMU ITU! Aku tak tahan melihatnya, aku benci kau mempertontonkan bagian tubuhmu kepada banyak orang!”
”OPPA!”
Aku sadar aku sudah salah bicara. ”Aku tahu itu bukan maumu,” aku berbisik lirih. ”Tapi aku pun tak bisa mengontrolnya! Aku tak mau marah-marah padamu karena aku hanya Oppa bagimu! Begitu kulihat MV-mu kemarin, aku tak tahan! Apalagi melihat pakaianmu malam ini!”
”Kau melihatnya?”
”Iya! Seharusnya kami yang disana, bukan T!” jawabku kesal. ”Aku tahu kau cantik, dan kau sangat seksi, tapi aku tidak bisa menerima kalau semua orang ikut menikmati itu!”
”Tapi, kenapa?”
Aku tergagap.
”Kenapa, Oppa?” tanya Tiffany sambil menangis. ”Tolong akui sekali saja… kenapa? Kenapa?” tanyanya berulang kali disela-sela isak tangis.
”Karena… karena…” aku bingung mengutarakannya, tapi harus kubicarakan padanya. ”Karena aku tidak suka! Kau milikku, dan aku tak mau kau kubagikan untuk orang lain!”
”Ehh?”
Aku menghela napas. ”Susah mengatakannya, aku kesana…”
”Oppa, kau di Mokpo sekarang…”
”Tunggu disitu!”
”Tapi, Oppa…”
Aku sudah mematikan ponsel, langsung aku berlari keluar, dan meminta supirku mengantarkanku ke bandara. Semoga masih ada pesawat, aku beruntung. Memang masih ada, pesawat terakhir, harus dengan uang lebih, barulah aku bisa masuk ke pesawat itu.
Dan sekarang aku sudah sampai di depan dorm SNSD. Lampu masih menyala, aku yakin Tiffany memang belum tidur. Aku berteriak. ”TIFFANY-YAAAA… HWANG MI YOUNG!”
Terdengar suara-suara gedabrukan di dalam, dan pintu terbuka, Tiffany muncul. Wajahnya kaget bukan main. Ia sudah memakai kaus biasa, dan celana training biasa. Wajahnya masih eksotis.
”Oppa?”
”HWANG MI YOUNG, SARANGHAE…” teriakku.
Tiffany menekap mulutnya, ”Oppa…”
”JAWAB DONG!”
”Nado saranghaeyo…”
”Sini!”
Tiffany keluar, dan aku langsung memeluknya. ”Maaf, ya… aku sama sekali tidak bisa menunjukkan perasaanku. Aku marah karena aku cemburu, aku tidak mau orang melihatmu seperti itu! Aku mau melindungimu…”
”Iya, Oppa…” suaranya lirih karena tangis bahagia.
Aku makin mengeratkan pelukanku. ”Lain kali jangan pakai baju yang tadi! Kau harus menolak!”
Tiffany terkekeh. ”Baju itu aku sendiri yang pilih, harusnya bukan baju itu yang kupakai…”
”Mwo?!” aku melepaskan Tiffany dan menatapnya tajam. ”Ngomong apa kamu barusan?”
”Iya, baju tadi aku sendiri yang pilih! Banyak pilihan baju, tapi aku milih yang itu, Oppa…”
Aku terbelalak. ”Kenapa?!”
”Karena kau mengacuhkanku, Oppa!”
”Mwo?”
”Kau sama sekali tidak membalas pesanku, tidak menjawab teleponku. Aku bingung harus membuatmu bicara padaku dengan cara apa lagi, maka aku melakukannya!” katanya setengah malu.
Aku terperangah. ”Tiffany!”
”Mian, Oppa… aku takkan melakukannya lagi!”
Aku menjitak kepalanya. ”Kalau kau sampai melakukannya lagi…” ancamku dengan wajah ganas. ”Kau akan kukunci di dalam toilet.”
”Hah?”
”Iya, karena hanya aku yang boleh melihatmu seperti itu, arraseo?”
Tiffany mengangguk. ”Oke, Oppa…”
”Saranghae,” dan aku memeluknya lagi, erat. Dia balas memelukku dan membelai punggungku. Aku melepaskannya, dan mengedip nakal. ”Tapi kamu seksi banget kalau begitu, lain kali pakai tapi didepanku saja ya…”
”Oppa!” dia memukul lenganku.
Aku tersenyum dan mencium keningnya, dia kaget. Wajahnya memerah, aku nyengir lebar. ”Kenapa? Kecewa?”
”Iya…” jawabnya jujur, lalu gelagapan. ”Eh, nggak… nggak…”
Tapi aku sudah keburu melumat bibirnya. Awalnya dia kaget, dia cuma diam tanpa membalas, namun lama kelamaan dia mulai menikmatinya, dan membalas segala yang kulakukan kepadanya.
SM Fanfiction (Super Junior, SNSD, Shinee, f(x), & DBSK)
Showing posts with label Tiffany. Show all posts
Showing posts with label Tiffany. Show all posts
Monday, May 10, 2010
Friday, May 7, 2010
Accidentally In Love Chapter 1 (Super Generation Series)


Accidenttaly In Love
Album keempat Super Junior, 4jib akan segera keluar. Pihak perusahaan, SM Entertainment resah dengan pemberitaan yang beredar menjelang launching-nya album tersebut. Seperti biasa, bos SM Entertainment yang memiliki banyak akal, memanggil seluruh anggota Super Junior dan SNSD untuk rapat membahas masalah ini.
Awalnya semuanya tidak mengerti mengapa di rapat album keempat Super Junior, SNSD diikut sertakan, meski demikian, SNSD tetap ikut rapat, dan ternyata hasil rapat sangat mengejutkan semua pihak. Lee Soo Man Sunsangnim meminta agar mereka membuat skandal, agar berita jelek tentang 4jib beralih. Karena SNSD merupakan girlband yang paling tahan banting dengan pemberitaan miring. Soo Man Sunsangnim, awalnya meminta agar mereka memakai skandal lama ketika SNSD akan debut, yakni Jessica-Donghae. Namun, Donghae yang sekarang sudah punya Tiffany, menolak dengan tegas. Pada akhirnya, Soo Man Sunsangnim menyerahkan kepada Super Junior dan SNSD sendiri, siapa yang akan membuat skandal, dan skandal itu akan diperlihatkan pada saat SBS Inkigayo.
Leeteuk dan Taeyeon jelas tidak mungkin untuk dijadikan bahan skandal, karena keduanya sudah pernah jadi korban skandal, dan Taeyeon dan Leeteuk stress berat. Donghae dan Tiffany dengan tegas menolak, karena khawatir dengan pemberitaan pers untuk satu sama lain, apalagi Tiffany sudah banyak mendapat image buruk akhir-akhir ini. Akhirnya rapat di dorm SNSD memutuskan, bahwa Sooyoung-Eunhyuk saja yang maju. Keduanya setuju, karena keduanya memang cukup cuek dan yang lain yakin kalau keduanya akan tahan banting. Tapi, ketika hari H SBS Inkigayo, kecelakaan terjadi pada Yuri. Yuri tersandung ke belakang, dan Siwon yang tidak sengaja lewat di belakangnya, malah menangkapnya dan memeluknya erat, karena refleks. Pemberitaan melaju pesat, skandal itu terbentuk, meski salah tempat.
Accidenttaly In Love
Dorm Super Junior
Siwon membuka pintu apartemen dorm mereka, dan masuk ke dalam. Betapa kagetnya dia, mendapati seluruh anggota Super Junior, tanpa Kibum tentunya, duduk di ruang tengah. Wajah semuanya nampak serius. ”Hyung, ada apa?” tanyanya sambil masuk.
Wajah Leeteuk nampak serius, memandang ponselnya, bahkan dia memakai kacamatanya. Sekelilingnya juga berwajah serius, dan beberapa kebingungan, seperti Eunhyuk.
”Ada apa sih?” tanya Siwon lagi, sambil mengambil tempat duduk di sebelah Donghae.
”Jadi begini,” Donghae menjelaskan. ”Manajer Hyung barusan sms ke Teukie Hyung, katanya hari ini ada rapat dadakan jam dua belas siang, semua schedule kita di batalkan hari ini, bahkan kau tidak boleh syuting. Kau periksa saja, jadwalmu hari ini kosong.”
”Jeongmal?”
Donghae mengangguk. ”Nah, kita semua sih mikirnya kan karena memang 4jib mau keluar, jadi ada rapat lagi… tapi masalahnya, Teukie Hyung, aku, dan Eunhyuk diberitahu uri yeoja-chingu kalau SNSD dipanggil juga ke kantor untuk rapat.”
Siwon terkejut, ”Jadi ini bukan rapat 4jib?”
”Ini rapat 4jib,” jawab Donghae lagi. ”Tapi, yang bikin kita heran, kenapa SNSD diikut sertakan. Aku, Teukie Hyung, dan Eunhyuk khawatir, kalau Soo Man Sunsang-nim akhirnya tahu kalau kami bertiga pacaran dengan anak-anak SNSD.” Suaranya menjadi lirih.
Siwon menghela napas. ”Berdoalah semoga bukan itu, Hae…”
Dorm SNSD.
Kepanikan juga melanda dorm SNSD, ketika Taeyeon mendapat sms dari Manajer Oppa mereka. SNSD akan dilibatkan dalam rapat 4jib, itu menandakan akan ada sesuatu yang dibahas mengenai kedua belah pihak. Padahal, kalau DBSK dan Shinee rapat, SNSD sama sekali nggak pernah dilibatkan.
”Astaga! Soo Man sunsangnim pasti akhirnya tahu kalau aku, kau, dan Sooyoung jadian!” panik Taeyeon.
Tiffany terperanjat. ”Ah, masa? Tau darimana? Aku gak pernah lebai lho sama Donghae kalau kita lagi di kantor.”
”Aku juga…” timpal Sooyoung.
”Aku juga kayaknya biasa aja deh…” pikir Taeyeon.
Yuri geleng-geleng. ”Apanya? Taeng dan Sooyoung aku percaya, tapi tidak denganmu Tiff.”
”Wae?” tanya Tiffany polos.
”Kau dan Donghae itu best couple!” jawab Jessica.
Tiffany menoleh padanya. ”Best couple? Bukannya Teukie Oppa dan Taeng yang best couple?”
”Aduuuuuh! Gak penting deh!” geram Sooyoung. ”Yang penting sekarang, kenapa kita harus ikut rapat 4jib!”
”Ya mungkin karena Soo Man Sunsangnim akhirnya sadar kalau salah satu diantara kalian pacaran sama anggota Super Junior!” jawab Yuri.
”Bukannya tiga orang yang pacaran?” tanya Jessica.
Sunny menjitak kepalanya. Jessica meringis, yang lain menghela napas, capeeeek deh Jessica!
”Kalau memang Soo Man Sunsangnim tau ada yang pacaran,” gumam Yoona dengan analisisnya. ”Kemungkinannya yang paling besar ketahuan adalah… Tiff Onnie dan Hae Oppa.”
”Yah! Kenapa aku dan Hae?”
”Kalian itu terlalu mesraaaaa…” sahut Sunny.
Tiffany mikir-mikir sendiri.
”Kalau begitu lebih baik kita siap-siap saja, Manajer Oppa menginginkan kita segera sampai ke kantor.” Ajak Taeyeon.
”Ya ayo kalo begitu…”
* * *
Sunny & Yuri Room
”Menurutmu, apa benar salah satu diantara tiga pasang itu, atau mungkin ketiganya sudah ketahuan si kakek tua kalau mereka pacaran?” tanya Sunny pada Yuri yang sedang memakai lotion.
Yuri berpikir, kemudian mengangguk. ”Kakek tua itu punya banyak intel, jadi aku tidak heran kalau benar dia tahu.”
”Tapi kalau dia memang benar tahu, apa yang akan dia lakukan kepada mereka berenam?”
”Disuruh putus?”
Sunny menghela napas. ”Aigooo! Meskipun aku suka iri melihat mereka, tapi aku berharap jangan yang itu jalan keluarnya.”
Pintu kamar di ketuk, dan muncul Taeyeon. ”Ayo, Manajer Oppa sudah datang… kajja!”
* * *
Super Junior’s Dorm
”Kalau misalkan memang si kakek tua itu sudah tahu antara Super Junior dan SNSD ada yang pacaran,” kata Kangin di ruang tengah, menunggu manajer menjemput. ”Menurut kalian, apa sanksi yang akan diberikan?”
Semua berpikir serius.
”Putus?” usul Yesung.
”Yah!” Leeteuk menjitak kepala Yesung. ”Tega sekali kau!”
Yesung ngeles. ”Kan itu yang diberikan si kakek tua, Hyung, bukan dari pendapatku…”
”Masa putus, sih?” tanya Eunhyuk sedih.
”Tenang, Hyung… belum tentu…” bujuk Ryeowook.
Manajer tiba, dan mereka kemudian keluar dari apartemen dan pergi ke kantor manajemen SM Entertainment. Hubungan antara Leeteuk-Taeyeon, Donghae-Tiffany, dan Eunhyuk-Sooyoung memang tidak banyak yang mengetahui, hanya anak-anak SNSD dan Super Junior, serta keluarga mereka saja yang tahu, karena mereka semua tau konsekuensi jika hubungan mereka diketahui publik. Tapi kali ini, mereka semua tegang, karena bos besar mereka sendiri yang mereka paling khawatirkan.
Leeteuk mengirimi Taeyeon sms, berisi pesan : jangan khawatir ya nae sarangan taeng, apa pun yg terjadi, aku tetap cinta padamu… untuk jaga-jaga kita bersikap seperti sblm jadian saja, ya… mianhae, I miss you… smooch from here.
Donghae menelepon Tiffany, berhubung dia dibilang sama teman-temannya paling sering skinship, dia dan Tiffany sepakat untuk sedikit jaga jarak nanti saat bertemu. Meski sama-sama sedih dan tidak rela, mereka lebih tidak rela jika harus dipisahkan.
Eunhyuk dan Sooyoung tidak saling berkirim pesan, tapi pikiran mereka sama, dan akan saling jauh-jauhan di kantor nanti.
* * *
Ruang Rapat, SM Entertainment.
Semua sangat tegang, tidak ada yang banyak bicara, maupun bercanda. Semuanya duduk mengelilingi meja dengan perasaan was-was, searah jarum jam, duduk di posisi dua belas adalah si kakek tua, Soo Man. Leeteuk, Heechul, Hankyung, Yesung, Kangin, Shindong, Sungmin, Eunhyuk, Donghae, Siwon, Ryeowook, Kibum yang jadwalnya ikutan kosong, Kyuhyun, Seohyun, Yoona, Sooyoung, Yuri, Hyoyeon, Tiffany, Sunny, Jessica, dan Taeyeon.
”Maaf mengumpulkan kalian tiba-tiba hari ini…” si Soo Man membuka rapat, semua mengangguk mengerti. ”Seperti yang kalian tahu, agenda rapat kali ini adalah mengenai album 4jib Super Junior. Dan aku yakin kalian sendiri heran, kenapa untuk rapat album Super Junior, SNSD yang punya jadwal padat karena Run Devil Run harus ikut rapat disini, dibandingkan f(x).”
Eunhyuk bergumam. ”Kok f(x)?”
”Persiapan album keempat sudah delapan puluh persen dan sebentar lagi akan mulai debut…” Soo Man meneruskan. ”Dan ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam hal ini menyangkut SNSD.”
Wajah Taeyeon, Tiffany, dan Sooyoung langsung pucat. Teukie, Donghae, dan Eunhyuk menatap pacar-pacar mereka dengan ketakutan. Yang lain ikut panas dingin menunggu lanjutan kata-kata Soo Man.
”Pemberitaan media mengenai Super Junior, akhir-akhir ini sangat tidak bagus…” Soo Man meneruskan. ”Tentang Hankyung dan Kangin, juga kecolongan foto-foto 4jib yang memang kami buat agar mengecoh publik malah tidak berhasil…” ujarnya. ”Kemudian, pemberitaan bahwa banyak yang akan comeback di bulan Mei ini membuat Super Junior semakin rawan… apalagi…”
Taeyeon sudah menahan napas sekarang.
”Dengan pemberitaan bahwa hubungan kalian…” Donghae memejamkan matanya. ”Tidak baik…” semua langung saling pandang bingung.
”Hubungan siapa, Sunsangnim?” tanya Taeyeon memberanikan diri.
”Hubungan SNSD dengan Hankyung.”
”Wae?!” pekik SNSD kompak.
Hankyung menggeleng bingung. ”Aku sudah bilang di wawancara kalau aku dan SNSD baik kok, Sunsangnim.”
”Iya tapi itu tidak cukup. Pemberitaan ini masih panas, ditambah lagi kasus DBSK… SM Entertainment harus bekerja keras untuk membuat Super Junior maju!”
”Terus sama SNSD hubungannya apa?” tanya Heechul.
Soo Man berdeham. ”SM Entertainment sudah menyiapkan skenario untuk mengalihkan semua pemberitaan jelek mengenai hal ini.”
”Mwo?!” tanya Leeteuk.
”Skenario?” tanya Yuri.
Soo Man mengangguk. ”Skenario ini sangat penting, untuk itu aku meminta SNSD datang kesini.” Super Junior saling pandang panik. ”Dibandingkan dengan pemberitaan mengenai tidak harmonisnya SNSD dengan Hankyung, atau SM Entertainment dengan Hankyung, juga Kangin dan Super Junior, ada baiknya kalau Super Junior dan SNSD membuat semacam…” Soo Man terlihat memilih kata-katanya. ”Gosip!”
”Skandal?!” tembak Kangin.
Soo Man mengangguk. ”Bisa dikatakan seperti itu. Super Junior akan debut di SBS Inkigayo, dan aku harap salah satu dari SNSD dan Super Junior, akan membuat semacam skinship disana, yang membuat pengalihan perhatian, dan pamor 4jib meningkat.”
”Mengorbankan SNSD?!” pekik Ryeowook.
”Sunsangnim!” potong Donghae. ”Mereka bisa dibunuh nanti…”
”Jangan, Sunsangnim.” celetuk Shindong.
Soo Man berdeham, dan seisi ruangan langsung diam, Soo Man menatap tegas semuanya. ”Kalian tetap harus melakukannya, atau kalian tahu konsekuensinya…” semua terdiam tidak percaya. ”Hanya sedikit skinship untuk meningkatkan pamor album, toh kalian juga yang akan menikmati gajinya…”
Ingin rasanya seisi ruangan membunuh Soo Man.
”Jadi, salah satu dari kami, harus skinship di SBS Inkigayo?” tanya Taeyeon lirih.
”Ya, dan kuharap yang melakukan itu benar-benar profesional, jadi tidak kentara kalau kita memang sengaja melakukannya…”
”Tapi siapa?” tanya Tiffany.
Soo Man menjawab. ”Aku suka konsep waktu Super Junior pertama kali debut, Donghae dan Jessica.”
”Mwo?! Andweee!” jawab Donghae tegas sambil berdiri. ”Aku sudah cukup merasakan skandal, dan tidak mau terulang lagi! Tidak!”
Tiffany menunduk, dan Jessica melongo memandang ke kanan dan ke kiri dirinya, kenapa dia lagi?
”Kenapa kau tidak mau, Donghae-ssi?” tanya Soo Man heran, padahal Donghae biasanya selalu menurut dan tidak pernah melawan apa saja yang diinstruksikan kepadanya.
”Jaesohamnida, Sunsangnim… tapi kalau untuk yang satu itu saya tidak mau. Jessica sudah terlalu banyak mendapat pengaruh buruk atas berita-berita yang kita buat, dan untuk apa lebih memperburuknya lagi, Sunsangnim?” tanya Donghae dengan berani. ”Itu terlalu mengorbankan Jessica, Sunsangnim… meski banyak S-One yang akan membelanya, tapi akan lebih baik kalau dia tidak lagi dijelekkan, apalagi dengan menggunakan nama saya.”
Soo Man menatap Donghae tajam, kemudian mengangguk. ”Kalau begitu, aku cukup setuju dengan penjelasan Donghae-ssi.”
”Maaf, Soo Man Sunsangnim,” Leeteuk angkat bicara. ”Untuk 4jib, saya yakin kami semua bisa melaluinya dengan baik. Kami tidak perlu ada semacam publicity stunt, apalagi untuk mengorbankan SNSD seperti ini…”
”Kami berusaha keras, Sunsangnim…” tambah Sungmin sungguh-sungguh. ”Jangan korbankan SNSD.”
Soo Man menatap dalam Leeteuk. ”Leeteuk-ssi, apakah kau berani menjamin kalau 4jib akan sukses di pasaran?” tanyanya tajam. ”Dengan berita-berita berseliweran tentang SM Entertainment? Antifans sudah siap, bahkan banyak fans disana yang akan menjadi antifans hanya dengan kemunculan kalian yang seperti ini, formasi yang begini, pemberitaan yang begini…” ucapnya tegas. ”SM Entertainment, adalah tempat dimana kalian di tempa! Sudah sepatutnya kalian mengabdi, dan memberikan jasa kepada SM Entertainment. Lagipula, Eeteuk-ssi, dan kalian semua Super Junior!” Soo Man menunjuk Super Junior satu persatu. ”Lagipula kenapa sih? Kalian gengsi jika kalian dibantu oleh hoobae kalian?”
”Mwo?” tanya Heechul tajam. Hankyung menahannya, jika Heechul meledak disini, habis perkara.
”Bukannya kami gengsi, Sunsangnim…” Leeteuk terus berusaha menjelaskan. ”Ini kan nama SNSD yang dikorbankan…”
”Kenapa kalian berpikir SNSD yg dikorbankan? Toh akan banyak namja yang kecewa, kalau salah satu dari SNSD betulan ada fair dengan member Super Junior.” Jawabnya enteng.
”Fans itu lebih banyak yeoja-nya, Sunsangnim…” kata Yesung.
”Aku tidak mau tahu!” Sunsangnim menggebrak meja, semua terdiam. ”Dengarkan sekali lagi. Aku mau ada yang membuat skinship di acara SBS Inkigayo ketika Super Junior debut. ”Tak ada alasan! Dan untuk Super Junior, belajarlah mengatasi rasa gengsi kalian jika dibantu oleh hoobae kalian. Juga untuk SNSD, kalian tidak keberatan kan?”
Taeyeon mengangguk, ”Gwenchana, Sunsangnim.”
”Taeyeon-ah…” keluh Leeteuk.
”Kalau begitu rapat ditutup. Aku tidak akan membahas apa-apa lagi hingga Minggu malam setelah kalian tampil di SBS Inkigayo.” Dan dengan entengnya Lee Soo Man pergi begitu saja. Begitu Soo Man keluar, Heechul menggebrak meja.
Kesembilan gadis itu duduk menunduk.
”Mianhae…” ucap Leeteuk lirih. ”Kalian lagi-lagi jadi korban…”
”Gwenchana, Oppa…” jawab Taeyeon, meski begitu dia menghela napas dan menunduk.
”Ini tidak bisa dibiarkan terus!” Kangin ikut emosi. ”Dia kira 4jib tidak bisa sukses sendiri! Kalau memang nanti album tidak berhasil, kami tidak akan pernah menyalah-kan dia! Dia orang terakhir yang akan kami salahkan!”
”Sudah, Hyung…” Siwon menepuk bahunya. Seisi ruangan sedang stress sekarang, semua member Suju mondar-mandir, kecuali Kyu yang duduk diam, meski wajahnya ikut stress. Sementara semua member SNSD duduk diam di tempat.
”Aku tidak bisa berpikir disini!” Leeteuk menggaruk kepalanya. ”Berhubung hari ini semua jadwal kosong, lebih baik kita bicarakan di dorm.”
* * *
Dorm Super Junior.
Anggota Super Junior kelihatan seperti lintah ditaburi garam, tidak ada yang bisa diam. Semua duduk gelisah, dan wajah mereka nampak stress. Sementara member SNSD, hanya bisa diam seribu bahasa.
”Kalau begitu, lebih baik mulai dibicarakan, Oppa…” kata Taeyeon.
Leeteuk menoleh padanya, dan menghela napas. ”Aku benar-benar menyesal, Taeng…”
”Gwenchana, Oppa, gwenchana…”
”Tunggu dulu, Hyung!” potong Donghae. ”Kita harus tanya pendapat mereka, apakah mereka ada yang setuju melakukan hal ini. Kita tidak bisa memaksa mereka melakukannya demi kepentingan 4jib!”
Leeteuk mengangguk. ”Donghae benar, aku berharap diantara kalian ada yang buka mulut, dan protes.”
”Gwenchana, Oppa…” Yuri mengangguk. ”Kami siap membantu… aku atas namaku sendiri, aku bersedia membantu.”
”Kami semua bersedia.” Ucap Taeyeon lagi, dilihat mereka kesembilan gadis itu mengangguk.
Leeteuk menghela napas dan memandang membernya, ”Bagaimana? Mereka bersedia.”
”Kami yang tidak rela…” sahut Heechul.
”Ini mengenai nama kalian, lho…” jelas Yesung.
”Gwenchana, Oppa…” koor kesembilannya kompak.
Leeteuk mengangguk. ”Baiklah, kalau begitu kalian sepakat, kami juga tidak bisa bicara apa-apa lagi. Seperti yang kita semua tahu, karena kita semua hadir di rapat tadi. Sekarang pertanyaannya, siapa yang akan skinship?”
Sunyi.
”Bagaimana dari SNSD, apa kalian ada saran?” tanya Kangin.
Semua member SNSD saling pandang, dan kemudian Sooyoung menjawab. ”Kami menyerahkan penuh kepada Super Junior. Oppa siapa yang akan turun, dan kami juga belum memutuskan siapa yang akan turun.”
”Jadi bagaimana?” tanya Leeteuk kepada para membernya. ”Siapa dari kita yang akan maju?”
”Hyung ada saran?” tanya Siwon.
”Aku sama sekali tidak masalah kalau aku yang harus maju,” Leeteuk berkata mantap.
”Kalau memang Oppa yang maju, aku akan mendampingi…” jawab Taeyeon siap. Leeteuk tersenyum padanya.
”Andwe! Jangan kalian!” potong Sunny. ”Waktu kami merilis lagu Oh! kalian sudah banyak mendapat masalah… hanya karena kalung! Bagaimana kalau kalian skinship nanti? Kalian tidak akan sanggup… kita perlu orang yang tangguh dan kuat. Mianhae, Oppa, Taeyeon-ah, bukan aku menganggap kalian tidak kuat… aku hanya berpikir, hubungan kalian terlalu sayang untuk dikorbankan.”
”Aku setuju, Hyung, dengan Sunny…” Shindong berpendapat. ”Waktu itu hanya karena kalung saja, Super Junior sudah dikritik pedas, dan Taeyeon yang nggak mau Suju kenapa-napa, akhirnya malah berantem kan kalian jadinya. Aku juga nggak setuju, nggak setuju.”
”Oppa, kejadian waktu itu dan sekarang kan beda…”
”Tapi benar yang dikatakan Shindong, Taeyeon-ah…” kata Sungmin lembut. ”Terlalu riskan untuk mempertaruhkan hubungan kalian.”
”Aku sependapat,” tambah Siwon.
Leeteuk tersenyum. ”Ya sudah kalau begitu. Aku dan Taeyeon coret! Bagaimana, Tiffany dan Donghae?”
”Aku tidak mau!” Donghae dengan tegas menolak.
Tiffany mendongak. ”Wae?!”
”Mwo? Kau mau?” tanya Donghae kaget.
”Ya memangnya kenapa?” tanya Tiffany.
”Tiffany, ini berat! Ini tidak semudah yang kau bayangkan,”
Tiffany menatapnya heran. ”Aku tahu tidak mudah, tapi kenapa? Kenapa kau menolak? Aku mendampingimu, kok.”
”Aku tau…” jawab Donghae.
”Sudah, sudah…” potong Eunhyuk. ”Aku dan Sooyoung saja.”
Sooyoung menatapnya. ”Jeongmal? Kau mau?”
”Kalian berdua?” tanya Sungmin.
Eunhyuk mengangguk. ”Aku siap, dan aku yakin Sooyoung juga siap! Kami kan sama-sama cuek, kurasa itu tidak akan mempengaruhi hubungan kami secara keseluruhan.”
”Ya aku setuju denganmu,” Sooyoung tersenyum.
”Benar, kalian mau?”
”Iya, kami saja…”
”Kalau begitu baiklah. Eunhyuk dan Sooyoung yang akan skinship di acara SBS Inkigayo.”
Setelah selesai memutuskan bahwa Eunhyuk dan Sooyoung yang akan melakukan skinship, berhubung hari ini jadwal kosong, banyak yang pergi jalan-jalan. Taeyeon dan Leeteuk menghilang entah kemana. Yoona, Yuri, Sunny, Ryeowook, Heechul, Kangin, dan Sungmin jalan-jalan. Seohyun, Shindong, Siwon, Hyoyeon, dan sisa anak-anak Super Junior lain ada di dorm Super Junior, bersantai di ruang tengah kecuali Tiffany dan Donghae, yang berantem.
akhirnya publish Super Generation juga, mian ya yang udh nungguin... hehe, sesuai janji ini part awalnya Yuri-Siwon, cuma disini aku mau nyempilin sedikit Tiffany sama Donghae, hehehe, enjoy dan jangan lupa komen ya... kamsahamnida...
Labels:
Accidentally In Love,
Donghae,
Eunhyuk,
FanFiction,
Leeteuk,
Siwon,
Sooyoung,
Taeyeon,
Tiffany,
Yuri
Thursday, April 15, 2010
FF My Bestlovefriends


My Bestlovefriends
My name is Lee Donghae, yap! Pliss jangan jerit-jerit lebai, sambil teriak, omo Donghae yang itu?! Ya, ya ya… aku memang Lee Donghae yang ’itu’. Anggota Super Junior, yang kata orang si ganteng, kata orang juga jago nyanyi, dan jago dance. Tau deh bener apa nggak… menurutku kalau ditanya siapa yang jago nyanyi? Brother-brotherku itu ada empat belas, semua jago nyanyi. Kalo jago dance, waduuuuuh, jangan harap deh ngalahin sahabat baikku si Eunhyuk deh.
Sebenernya sih aku biasa-biasa aja. Kalo ditanyain tampang? Yaaaa, syukuri aja deh wajahku yang sekarang ini. Tapi di Suju yang ganteng juga nggak sedikit. Contohnya aja yang paling banyak penggemar itu maknae kami, Kyuhyun. Iyalah, aku juga kalau jadi cewek naksir sama dia. Cakep iya, suara bagus iya, menghanyutkan pasti deh dimata cewek-cewek.
Setelah melihat Hyungku, Leeteuk, akhirnya berani juga ngakuin perasaannya ke Taeyeon SNSD, aku jadi banyak mikir-mikir sendiri. Ternyata cinta itu kalau udah akut memang seperti mereka berdua itu. Aku memang yakin Leeteuk Hyung itu naksir Taeyeon. Dia sering banget merhatiin Taeyeon. Apalagi setelah video kedekatan mereka beredar habis siaran, makin yakinlah aku. Walaupun nggak ada yang mau ngaku.
Dari awal SNSD akhirnya muncul, kami-kami dari Super Junior sudah menyukai gadis-gadis itu. Jangan salah artikan ya, mereka kami anggap sebagai adik-adik kami sendiri, yang memang usianya baru belasan, ketika tiga tahun lalu itu. Taeyeon, Jessica, Sunny, Hyoyeon, Tiffany, Yuri, Sooyoung, Yoona, dan Seohyun.
Memang jujur, aku hanya menganggap mereka sebagai adik, pada awalnya. Catat itu! Pada awalnya saja. Sampai ketika aku diminta untuk jadi bintang MV terbaru mereka, Kissing You. Aku menerima tentu saja, apalagi karena memang kami satu manajemen. Tapi, yang membuatku bercerita adalah, dari sini perasaanku kepada salah satu diantara mereka berubah. Terlebih, karena adegan dalam MV itu sendiri. Dalam MV itu, aku harus berpasangan dengan dua orang dua orang diantara mereka. Namun, SNSD berjumlah sembilan orang. Sehingga harus ada yang beradegan sebagai pasangan denganku sendirian.
Awalnya aku syuting bersama Taeyeon dan Yoona. Lalu Sunny dan Yuri, dan pasangan gadis terakhir adalah Sooyoung dan Seohyun, si maknae. Jadi, aku mendapat Tiffany sendirian. Syuting dengan Tiffany adalah syuting bagian terakhir, jadi itu dilakukan malam, menjelang pagi. Kulihat Tiffany belum capek, padahal dia harus mengulang banyak adegan menari, dan sebagainya. Barulah dia harus syuting denganku.
Jujur saja, aku lelah sekali. Tapi begitu melihat Tiffany yang kuat banget, aku jadi malu sendiri. Ya sudah, aku pergi ke kamar mandi, mencuci mukaku, dan make up sekali lagi. Kemudian siap untuk syuting. Syuting ini cukup lama memang. Tapi entah kenapa, aku senang dan bersemangat. Tapi, bukan berarti syuting yang satu ini gampang!
Kalau tadi sama Taeyeon, Yoona, Sunny, Yuri, Sooyoung, Seohyun, Hyoyeon, dan Jessica adegannya gak terlalu romantis! Ini yang jadi kendala, karena cuma berdua sama Tiffany, aku harus romantis, seromantis mungkin. Adegan ciuman dibalik bantal, walaupun gak betulan tapi kan wajah kami saling berhadapan di balik bantal. Kemudian ketika aku harus merebahkan kepalaku di bahunya, aku jadi agak-agak canggung. Tapi dia tenang sekali, wajahnya memang dingin kalau dia diam, tapi kalau tertawa dia cantik. Itu yang membuatku heran sama wajahnya, wajahnya itu dingin banget lho!
”Oppa, wae?” tanyanya ketika aku terus menerus salah. ”Oppa capek ya? Mau diterusin besok aja?” tanyanya khawatir.
Aku geleng-geleng. Malu gilaaaa ngaku capek di depan adik perempuan. Aku menggeleng lagi. ”Capek sih iya, tapi masih kuat, kok.”
”Oppa… Oppa kan habis tur Korea! Trus Oppa punya banyak jadwal juga, sekarang Oppa harus syuting, wajar kalau Oppa capek.” Tiffany duduk disebelahku lagi. ”Oppa udah makan, kan?”
Aku mengangguk.
”Bagus jangan sampai lupa makan, Oppa…” sambung Tiffany. ”Karena kita jarang tidur, satu-satunya cadangan tenaga kita cuma dari makanan. Oppa suka sayur tidak?”
”Sedikit…”
”Kalau begitu banyak minum klorofil, Oppa…” tambah Tiffany. ”Biar banyak vitaminnya.”
”Wah, kau banyak tahu ya, Hwang Mi Young…”
Tiffany tertawa, matanya hilang. ”Oppa, baru kali ini ada yang memanggilku Hwang Mi Young…”
”Maaf ya, Dongsaeng, karena aku babo sekali malam ini.”
”Tak apa, Oppa…”
Semenjak itu aku selalu menganggap dia sahabatku. Kami menjadi semakin dekat, semenjak syuting video klip itu. Kami memang jarang bertemu, tapi kami rajin berkomunikasi. Jaman kan udah canggih, udah ada ponsel, udah ada internet. Kami rajin telepon-teleponan jika seminggu penuh tidak bertemu. Setiap hari, dia rutin mengirimiku sms menanyakan keadaanku, saudara-saudara Super Juniorku, dan bertanya sudah makan atau belum. Tiffany juga selalu mengingatkanku untuk tak lupa minum klorofil dan makan buah.
Ya, sejak saat syuting, hingga sekarang, bisa dibilang, aku adalah sahabat cowok terdekatnya Tiffany. Semua keluarga SM sudah tahu kalau aku dekat sebagai sahabat dengan Tiffany. Sampai aku merasa, ada yang tidak beres dengan hubunganku dan Tiff akhir-akhir ini.
Setelah tiga tahun sahabatan sama Tiff, aku sudah terbiasa melihatnya bernyanyi, menari, dan bermain bersama kami. Tapi begitu album ketiga SNSD keluar, aku bingung! Serius, aku kebingungan sendiri, ada apa dengan diriku ini?! Teaser SNSD keluar lebih dulu sebelum MV-nya. Tiff selalu menolak menjawab kalau aku bertanya detil mengenai proses pembuatan MV.
”Oppa liat nanti aja! Itu kan kejutan, Oppa…” katanya.
”Yah, kau ini bikin penasaran saja!” kataku di telepon malam hari sebelum MV-nya keluar, dan aku baru melihat foto-fotonya. Itu juga saking capeknya konser, aku cuma dikasih tau sama Heechul, yang memang update banget. Aku sempat marah sama Tiff karena gak bilang kalau foto-fotonya udah keluar, tapi Tiff ngeles dengan bilang baru foto.
Aku berdecak. ”Hei, Hwang Mi Young… kapan keluarnya itu MV?”
”Besok, Oppa…”
”Mwo?!” pekikku.
Tiff terkekeh.
”Kau ini kebiasaan ya!” teriakku. Eunhyuk melempar bantal ke kepalaku karena berteriak di tengah-tengah tidurnya. Aku mengecilkan suaraku, tapi desisanku tak kalah tanda serunya. ”Yah, Hwang Mi Young Yang! Kenapa sih kalau MV-mu mau keluar atau ada yang terbaru kau tak pernah bilang padaku! Foto aku tahu dari Heechul Hyung! Dan kalau aku tak bertanya kau takkan memberitahuku, kan?!”
”Hei, Oppa!” balas Tiff dari sebrang sana. ”Kau ini ya… tahan suaramu! Kau mau mati konyol kalau marah-marah seperti itu? Aigoo, fansmu pasti tak tahu kalau kau suka ngomel-ngomel?”
”Aish!” aku ngedumel.
Tiff tertawa. Nyanyi merdu, tertawa merdu, malahan kata si Eunhyuk kalo sendawa juga si Tiff merdu, aku geleng-geleng! Mikir apa sih aku?
”Oppa?!” panggil Tiff. ”Yah, Donghae Oppa?” panggilnya lagi. ”Oppa… jangan ngambek, dong…”
Aku tersenyum kecil. Mana bisa aku ngambek padanya?
”Oppa?” panggilnya lagi. Aku masih diam, aku senang mendengarnya berusaha agar aku tidak marah. ”Oppa, mian Oppa… jeongmal mian… aku bukannya tidak mau memberitahu Oppa…”
”Lalu?”
”Tapi kan aku malu, Oppa…” suaranya menjadi lirih.
”Malu kenapa, coba?”
”Yaaah, aku tak bisa menjelaskannya. Oppa harus melihat video itu sendiri…”
Aku mengernyit. ”Memangnya MV-nya kenapa? Kau tidak nari striptease, kan?!” teriakku.
”Donghae‼!” teriak Eunhyuk.
Aku menekap mulutku lagi. ”Yah, Tiffany! Jawab, kau tidak melakukan yang aneh-aneh kan?!”
”Ya tidaklah, Oppa!” jawab Tiffany agak panik. ”Cuma tetap saja… Oppa, kau sudah lihat foto itu kan?”
Aku mengangguk. ”Ya, aku sudah melihat Black Soshi…”
”Coba, menurutmu bagaimana?”
Donghae menatap foto-foto di laptop di hadapannya. ”Bagus sih!” komentarku agak dingin.
”Nah, kan! Baru foto saja Oppa sudah agak bete… kali ini kenapa lagi?” tanyanya heran, namun cemas.
”Foto Jess yang bikin aku agak kesal…”
Tiff diam.
”Foto Jess itu terlalu terbuka! Pose Yuri juga terlalu S-line…” komentarku lagi. Tiff tidak menjawab lagi. Sampai aku membuka fotonya, wajah dingin eksotis itu, dengan dandanan smokey eyes menatapku dingin. ”Tapi fotomu bagus…”
Tiffany terkekeh pelan. ”Shincha?”
”Iya fotomu bagus!” jawabku tulus. ”Cool!”
”Jangan bete ya, Oppa…” kata Tiff lagi.
Aku langsung sigap! Tiff bilang agar aku jangan bete, kenapa lagi nih? ”Yah, kenapa memangnya?”
”Aku nggak mau cerita dulu, Oppa lihat sendiri MV kami! Nanti jangan marahin kami ya… Oppa yang lain juga.”
”Bajunya kebuka-buka lagi ya?!” teriakku naik pitam.
”Lee Donghae! Sekali lagi kau berteriak, kau benar-benar mati!” teriak Eunhyuk lagi.
Tiff meringis. ”Iya, Oppa… kan konsepnya seksi!”
”Astaga! Tiffany… terbukanya seperti apa sih?! Kau ini ya…”
”Mian, Oppa…”
Aku geleng-geleng. ”Belum akan marah, tapi aku khawatir. Kurasa MV-nya akan membuatku marah.”
”Tapi aku senang Oppa tak suka kami berbaju seperti itu…” kata Tiffany lagi. ”Kami seperti punya banyak Oppa yang khawatir pada kami. Hi hi hi…” Tiffany terkikik. ”Mian, Oppa… kami tak bisa menolaknya.”
”Aro, aro…” aku mengangguk. ”Jadwalmu apa besok?”
”Perilisan lagu…” jawab Tiffany sambil menghela napas. ”Oppa kalau sempat nonton saja, disiarkan kok. Kalau tak sempat, nanti kukirimi videonya. Oke, Oppa?”
”Ya sudah… tidur sana! Jangan tidur malam-malam, besok bangun pagi, kan?” tanyaku.
”Oke, Oppa…”
”Jangan main lagi, jangan baca buku! Tidur, oke? Kalau sampai ketahuan kau tidak langsung tidur, aku ke dorm sekarang juga!”
”Mau ngapain, Oppa?”
”Ya main lah…”
Tiffany tertawa. ”Ah, Oppa… kau juga harus tidur! Jangan biarkan Eunhyuk Oppa menyeretmu tidur, ya? Oke aku langsung tidur kok, Oppa…”
”Oke, selamat tidur… mimpi indah!”
”Bye bye, Oppa…”
Setelah aku mematikan ponsel, aku keluar dari kamar. Seperti biasa, jam-jam segini, yang masih bangun adalah Leeteuk Hyung, Siwon, dan Kyuhyun.
”Yah, Donghae-ya… telpon Tiff lagi?” tanya Siwon heran.
Aku mengangguk dan beranjak ke dapur mengambil air.
”Dia setiap malam seperti itu… telponan, kemudian teriak-teriak! Mengomel-ngomel, marah-marah, tertawa-tawa. Dan Eunhyuk akan melemparinya bantal…” kata Leeteuk geleng-geleng.
Donghae terkekeh. ”Besok kan perilisan MV SNSD yang baru, Hyung… harus kasih semangat.”
”Oh iya ya! Besok ya keluar, ya?”
”Yah, Hyung… lalu kau malam ini memarahi Tiff karena alasan apa?” tanya Kyu dengan wajah polosnya.
Aku menghela napas dengan bergaya. ”Kalian tahu lah, SNSD itu… mereka seperti dimanfaatkan! Baju-bajunya itu lho…”
”Omo! Bajunya kenapa lagi?” tanya Siwon serius.
”Gak tau! Tiff bilang akan agak sedikit kebuka…” jawabku heran. ”Tapi, dia nggak mau cerita detil. Ckckck… yah, Hyung, besok kita ada jadwal apa saja?”
Leeteuk mengernyit, mengingat. ”Kayaknya besok Super Junior M manggung deh, ya gak sih, Siwon?”
”Iya, jam sepuluh…” jawab Siwon.
”Yah! Berarti aku nggak bisa nonton rilis video-nya ya…”
”Oh, jam sepuluh ya?” tanya Leeteuk.
Aku mengangguk kecewa, dan menggaruk kepalaku. ”Aku tidur deh, besok harus bangun pagi.”
Esok paginya aku bangun pagi-pagi, dan iri berat sama sisa teman-temanku yang lain. Aku, Hankyung Hyung, Siwon, Kyu, Henry, dan Zhou Mi kudu pentas, sementara yang lain off. Aku kan kepengen nonton pemutaran langsung MV-nya SNSD yang baru. Nanti aku bisa ngomelin si Tiff lagi soalnya kalau bajunya kebuka-buka banget.
Setelah sampai di tempat acara, aku dan rekan-rekanku bersiap-siap. Setelah bernyanyi, aku kaget ketika kembali ke backstage, Leeteuk Hyung datang. Penampilan-nya kasual.
”Yah, Hyung… waekeurae?” tanyaku bingung.
”Kau mau ikut tidak? Pemutaran perdana MV-nya SNSD yang baru… tadi Taeyeon mengajak kita. Kalau mau ayo!” siapa yang mau nolak?! Bahkan, kami buru-buru masuk van dan langsung cabut ke venue-nya SNSD.
Henry dan Zhou Mi gak ikut, mereka masih ada keperluan. Jadi, Teukie Hyung, Hankyung Hyung, Siwon, dan Kyu nyusul yang lain karena mereka semua udah ada di venue. Benar saja, begitu sampai disana, banyak SONE, yang mungkin termasuk ELF juga kali ya, soalnya begitu melihat kami muncul mereka heboh banget. Kami dibawa ke belakang, ke dekat kamar gantinya SNSD.
”Taeng…” kudengar Teukie Hyung sudah menelepon pacarnya saja. ”Kamu dimana? Kami sudah di backstage lho…”
Tak lama kulihat Taeyeon keluar. Wajahnya polos, masih belum kena make up sama sekali. Kerumunan kami bubar, karena Teukie Hyung sudah ’meong-meong’ sama Taeyeon. Bikin ngiri aja, aku geleng-geleng. Dasar ’pengantin baru’ yang harus pacaran diem-diem. Jadi begini daaaah… kulihat mereka pelukan. Aku mengalihkan pandangan dari situ.
”Pengen punya pacar ya, Hae?” tanya Eunhyuk cengengesan.
Kugetok saja kepalanya. ”Kau ini ya! Tidak siang, tidak malam… kerjamu hanya mengucapkan kata-kata yang menggangguku.”
”Yah, kau tak melihat Tiffany?”
Aku mengernyit. ”Mau sih… tapi kan mereka sedang siap-siap.” Kataku, namun aku meraih ponselku juga.
”Lah itu Taeyeon keluar!”
”Yah, kalau Taeyeon mah lain perkara! Dia kan mau ketemu sama pacarnya, lah kalo si Tiff, kan…”
Eunhyuk menatapku dengan sorot menggelikannya itu. ”Apa?”
Belum sempat aku menghubungi Tiffany, ponselku sudah berbunyi, dan dari layarnya aku tahu bahwa orang yang kucarilah yang menghubungiku. Buru-buru kuangkat.
”Tiffany-ya…”
”Oppa…” katanya senang. ”Kata Taeyeon, Oppa dan yang lainnya menyempatkan hadir. Kukira tak mungkin, karena katanya kau ada jadwal pagi ini… begitu tadi Taeng keluar, Sooyoung mengintip… katanya Sooyoung melihatmu, Oppa…”
”Ha ha ha, sebetulnya mau kasih surprise… sayang ketahuan,” kataku.
Tiff terkekeh. ”Lihat di paling depankah, Oppa?”
”Tentu…” jawabku. ”Kau sedang apa?”
”Sedang duduk-duduk saja…” jawabnya.
”Kalau begitu kesini, ada aku dan Eunhyuk…”
”Oh, no! Tidak!”
Aku mengernyit. ”Kenapa?”
”Aku sudah di make up, Oppa… aku mau memberimu kejutan. Ngomong-ngomong mana si Taeng itu? Dia belum make up, lho Oppa…”
Aku tertawa, ”Aku panggilkan mau?”
”Lho, Oppa lihat si Taeng?”
”Tadi sih lagi ’meong-meong’ sama Teukie Hyung.”
Tiff tertawa. Aku bangkit dan berteriak terlebih dahulu, daripada jika aku berbelok melihat mereka sedang ’ehem-ehem’ kan nggak bagus. ”TAENG!”
”Ya, Oppa?” suara Taeyeon menjawab.
Aku akhirnya melihatnya, dia masih menggenggam tangan Teukie Hyung. Wajahnya senang sekali.
”Kau dicari Tiff, make up dulu sana! Pacarannya dilanjutin nanti…” kataku sambil menggoda Teukie Hyung.
”Oke…” Taeyeon menatap Teukie Hyung lagi. ”Aku harus pergi, Oppa… kau nonton di baris depan, kan?”
”Iya, doooong… sudah sana,” Teukie Hyung memang pengertian. Dia membelai kepala Taeng dan Taeng langsung pergi sambil tersenyum.
Lalu aku kembali ke ponselku. ”Sudah, tuh…”
”Omo… Oppa, kau mengganggu si Taeng dan Teukie Oppa…” Tiff sepertinya mendengar apa yang kukatakan.
”Soalnya bikin iri!” jawabku jujur.
Tiff tertawa lepas. ”Makanya, Oppa… tiga tahun mengenalmu tidak pernah punya pacar, tidak pernah dekat dengan cewek, dekatnya cuma sama Eunhyuk Oppa… ya bagaimana mau punya pacar?!”
”Yaah, lihat siapa yang bicara? Sudahkah dia punya pacar?” tanyaku membalasnya.
”Kalau aku memang sedang tidak mau punya pacar, Oppa…” Tiff ngeles.
”Kau seharusnya juga punya pacar,” kataku.
”Hyung! Ayo kita duduk di seat depan, acara sudah mau dimulai!” teriak Kyu dari belakangku.
Aku mengangguk. ”Kyu memanggil, kami harus keluar. Astaga, SNSD akan rilis lagu baru… aku jadi iri!”
”He he he, nonton baik-baik, Oppa…”
”Kau yang tampil dengan baik! Dan siapkan dirimu, kalau sampai bajumu terlalu terbuka! Kau akan kumarahi…”
”Iya, Oppa…” Tiff terdengar pasrah.
”Bagaimana dengan baju Taeng?”
”Ha ha ha…” Tiff terbahak. ”Lihat saja nanti, Oppa…”
”Oke, sampai nanti!”
”Bye, Oppa…”
Aku mengikuti teman-temanku yang lain. Begitu kami muncul di pintu samping backstage para SONE teriak-teriak histeris. Berarti mereka juga ELF, kami melambaikan tangan kami, dan kami duduk berduabelas bersama-sama. Aku duduk diantara Eunhyuk dan Ryeowook. Setelah menunggu lama, Produser SM muncul, memberi sambutan bla bli blu, dan lampu dimatikan. Wah, bakal dibikin dramatis nih, sesaat kemudian teaser MV diputar kembali, dan suara jeritan SONE semakin riuh. Tak lama setelah teaser selesai diputar. MV akan segera diputar, aku penasaran banget! Konsep Black Soshi itu bakalan kayak gimana sih, dan musik mulai menghentak. Dan video itu pun diputar.
Herannya, walaupun banyak yang suka dengan MV itu aku tidak! Sama sekali tidak! MV itu benar-benar memanfaatkan SNSD! Mereka memakai baju-baju hitam ketat, yang membalut seluruh tubuh mereka, yang malah membuat mereka nampak menggoda! Jujur, sangat menggoda! Aku kan cowok, tapi… total mereka mengenakan 3 baju, semuanya membuatku ingin marah! Terutama pada Tiff. Aku juga kurang suka dengan baju-baju yang lain, tapi entah kenapa tiap melihat Tiff dengan smokey eyes-nya itu, aku mau marah padanya!
Astaga! Lee Donghae sadaaaaar! Kenapa kau harus marah padanya?! Dia kan adikmu, Donghae! Kenapa kau marah dia memakai baju yang terlalu ketat, terlalu banyak robekan, dan terlalu pendek itu? Astaga, mana Heechul Hyung dari tadi komen kalau Tiff cantik melulu!
Setelah MV selesai aku berdiri.
”Yah, Hyung… mau kemana?” tanya Ryeowook.
”Pulang!”
”Lho?!” kesepuluh saudaraku melongo.
”Kok pulang sih?” tanya Eunhyuk heran. ”Eh, Hae… mau kemana dah? Abis itu para single ladies itu keluar, lho! Hei hei!”
Leeteuk mengejarku yang sudah ke belakang. ”Hae, kau mau kemana?”
”Maaf, Hyung… aku sepertinya agak tidak enak badan…” kataku mencoba mencari alasan.
”Benarkah? Kau bahkan belum bertemu dengan mereka…” Teukie Hyung agak menyayangkan. ”Tapi kalau kau sakit, duluan sajalah! Kusampaikan salammu untuk mereka… Tiff pasti kecewa. Tapi, kurasa kau sudah memberitahunya… sampai di dorm minum obat, kemudian istirahat, oke?”
Aku mengangguk. Dan langsung masuk van, aku benar-benar marah, dengan perasaanku. Siapa aku sih? Berani-beraninya aku marah pada Tiff? Aduuuh, aku harus beres-beres perasaan nih! Kuraih ponselku, dan kucabut baterainya.
Tiffany
Kami SNSD keluar dari backstage, kami disambut dengan tepukan riuh SONE. Ooow, terima kasih, aku menyayangi kalian semua. Hari ini aku mengenakan salah satu dari tiga pakaianku di MV SNSD terbaru, gaun hitam yang memakai manik hitam berkilauan, dengan wajahku dipulas smokey.
Wow! Itu Super Junior… mereka memang datang dan menonton di paling depan. Senangnya punya Oppa seperti mereka. Tapi, tunggu! Sebentar, sebentar… satu, dua, tiga, empat… sembilan! Lha? Kok cuma sembilan? Leeteuk, Heechul, Hankyung… Oppa?! Donghae Oppa kemana? Aku mencari-cari, tapi memang tidak ada.
Rasanya interviu ini lama sekali. Aku terus mengira, Donghae Oppa sedang ke kamar mandi, namun hingga acara nyaris selesai. Donghae Oppa tak ada, mereka hanya bersepuluh. Astagaaaaa… kemana dia? Katanya dia datang, aku mencoba menghubu-nginya, tapi ponselnya tidak aktif. Apa yang terjadi?
Selesai acara, Super Junior member menyambut kami di backstage, kemudian mereka dibawa para Manager ke ruang ganti, karena takut ada wartawan yang melihat kemesraan Leeteuk dan Taeyeon. Ya ampun, kasian amat sih mereka, pacaran musti diem-diem kayak begini? Tapi, wajah mereka bahagia-bahagia aja… walaupun aku lihat Teukie Oppa agak ngambek. Well, jelas karena pakaian yang dikenakan Taeng. Pusarnya terlihat, dan Taeng memang seksi.
Aku memerhatikan mereka. Teukie Oppa melepaskan jaketnya, dan memakaikannya pada Taeng. ”Pake!”
”Oppa…” kata Taeng sambil senyam-senyum.
”Ritsletingnya naikkin sampe atas!”
”Ya ampun, Oppa…”
”Disini banyak cowok! Tadi di stage udah kamu kasih liat, sekarang masa juga sih?” kata Teukie Oppa sewot.
Taeng manggut-manggut.
Aku memandangi mereka, tapi dimana Donghae Oppa? Aku memang takut dia akan marah, tapi malah kecewa kalau dia tidak ada.
”Leeteuk Oppa, mana Donghae Oppa?” tanya Yuri heran.
Leeteuk menjawab. ”Hae sakit, tadi sesudah pemutaran MV dia langsung pulang.”
Aku kaget. ”Lho, sakit?”
”Iya…” Leeteuk mengangguk. ”Dia nggak kasih tau kamu?” aku menggeleng. ”Ya ampun, tumben amat. Tadi selesai MV dia langsung keluar, dia bilang nggak enak badan. Coba telpon deh…”
Aku mengeluarkan ponsel dan menghubunginya. Tak ada jawaban, hanya ada pesan singkat bahwa yang punya lagi gak bisa diganggu. Aku menunduk kecewa, kemana sih Oppa? Kenapa gak bilang lagi sakit, coba? Setelah acara hari ini, kami masih harus menghadiri beberapa acara, sehingga baru pukul dua pagi aku dan anggota SNSD lainnya sampai di dorm.
Semua langsung cuci muka dan tidur, sementara aku masih belum bisa tidur. Kukira, entah kapan, Donghae Oppa akan membalas pesanku, atau setidaknya meneleponku. Oppa tak pernah lupa menelepon jika kami mengeluarkan MV baru. Sampai sekarang pun, Donghae tidak menelponnya, tidak membalas smsnya. Bahkan, ketika dia mencoba menghubungi Donghae lagi, ponselnya masih tidak aktif. Apakah Donghae sakit parah?
”Onnie… tidak tidur?” tanya Yoona.
Aku malah menjawab dengan helaan napas, bisa kubayangkan betapa bingungnya Yoona melihat tingkahku.
”Yah, Onnie… kenapa?”
Aku menggaruk kepalaku, dan bersandar di sofa. ”Aku khawatir…”
”Tentang?”
”Donghae Oppa…”
Yoona manggut-manggut. ”Donghae Oppa sakit, kan? Lalu bagaimana Onnie? Sudahkah kau meneleponnya?”
”Aku sudah mencoba ratusan kali, tapi ponselnya tetap tidak aktif.” Jawabku putus asa. ”Aku sudah memberinya pesan suara, juga sudah mengiriminya sms. Semua pending… Donghae Oppa agak aneh, padahal tadi dia meneleponku bahwa dia akan menonton.”
”Donghae Oppa pasti benar-benar tidak sehat, Onnie…”
Aku mengangguk. ”Itulah mengapa aku khawatir,” jawabnya. ”Donghae Oppa, tak pernah lupa memberi komentar, memberi semangat, bahkan kritik. Kali ini, aku senang Oppa menyempatkan diri menonton pemutaran perdana MV kita, tapi kalau Oppa sakit kan…”
Kulihat wajah Yoona kemudian berkerut-kerut. Lalu dia senyum. ”Onnie, lama kelamaan kau makin mirip Taeyeon Onnie.”
”Maksudnya?” tanyaku heran.
”Onnie, sebetulnya aku sudah sangaaaaat ini menanyakan hal ini padamu. Tapi, sepertinya kau dan Donghae Oppa itu nyasar dalam hubungan kalian. Kalian terlalu dekat, Onnie…”
”Oh jadi gak boleh ya?” tanyaku polos.
Yoona geleng-geleng. ”Bukan begitu, Onnie… kau dan Donghae Oppa itu tersesat dalam hubungan persahabatan kalian.”
”Apanya yang tersesat?”
”Begini lho, Onnie… kau dan Donghae Oppa itu saking dekatnya, sampai-sampai kau dan dia itu bingung sendiri. Kalau Taeyeon Onnie, dia kan tahu kalau dia sayang sama Leeteuk Oppa, cuma Taeyeon Onnie aja bandel gak mau nunjukkin apa-apa sama sekali. Sementara kau dan Donghae Oppa itu, malah terlalu banyak saling menunjukkan hingga kalian menganggap itu hal biasa…”
Palaku makin ruwet, si Yoona ini bahasanya ribet amat, ya?
”Onnie, apa kau menyukai Donghae Oppa, sebagai namja? Bukan sebagai Oppa saja? Sebagai namja?”
Wajahku malah memerah.
”Tuh kan, Onnie…” Yoona menarik kesimpulan. ”Sebetulnya aku sih sudah curiga dari dulu. Waktu Donghae Oppa adegan mesra sama cewek, Onnie marah kan? Donghae Oppa sampe kesini jam dua pagi, minta maaf. Terus, kalo baju-baju panggung kita terlalu terbuka, Donghae Oppa gantian marah, dan Onnie deh yang ribet minta maaf sama dia. Sadar dong, Onnie… jangan kayak Taeyeon Onnie…”
Wajahku makin memerah. ”Masa sih?”
”Yaaah,” Yoona menggaruk kepalanya tak sabar. ”Onnie, sekarang Onnie buat apa marah-marah, ngambek-ngambek sama Donghae Oppa soal kedekatannya sama ceweklah, trus kalo dia nggak makan. Onnie cuma dongsaengnya saja? Aku juga gak yakin, kalau memang Donghae Oppa menganggap Onnie cuma sebagai dongsaeng… orang dia marah banget waktu baju kita kebuka banget setahun lalu. Mending marahnya sama kita semua, ini cuma sama Onnie doang… trus, waktu Onnie ngambek karena adegan mesranya, dia ngapain juga rela-relain jam dua pagi kesini coba?”
Makin bingung saya, saudara-saudara, Yoona memang hebat!
”Sudah ya, Onnie… aku mau tidur! Capek… Onnie juga tidur sana, Donghae Oppa kan marah kalau Onnie gak tidur.”
Setelah Yoona pergi, aku memutuskan untuk ikut tidur. Masa sih? Aku dan Donghae Oppa memangnya sedekat itu apa? Padahal menurutku yang paling romantis itu ya Leeteuk Oppa dan Taeyeon, kenapa Yoona bilang aku dan Donghae Oppa juga terlihat mesra? Aduuuh, Yoona, palaku jadi pusing.
Donghae
Gak terasa sudah nyari dua belas jam aku duduk bersila di ruang tamu dorm. Aku melamun sepanjang hari, ya ampun! Mellow benar aku ini, diketawai Eunhyuk nanti aku. Baru aku mau bangkit, terdengar suara di pintu dorm, tak lama cahaya lampu depan masuk, dan seseorang menekan sakelar.
”ASTAGA!” kesepuluh orang di hadapanku berteriak.
Aku jadi kaget.
”Yah, Donghae-yah… apa yang kau lakukan disitu?” Heechul Hyung mengurut dadanya karena kaget.
Aku nyengir.
”Kau ketiduran di sofa, ya?”
Aku mengangguk saja, daripada mengaku kalau melamun dari tadi.
”Hei, Donghae-ya… Tiff mencarimu, tuh! Kukira kau sudah meneleponnya, ternyata belum! Dia bingung mencarimu…”
Aku mengeluh.
”Kau ini! Katanya sudah bilang padanya… kami kan jadi gak enak, waktu dongsaeng-dongsaeng itu pada nanya-nanyain?”
”Tiff sedih lho…” kata Eunhyuk dengan tampang bodohnya itu.
Aku ingin sekali melempari sahabatku yang oon itu dengan bantal, tapi kuurungkan niatku. Aku mengambil ponselku yang tergeletak di meja, dan kupasang kembali batreinya.
”Wah, pake cabut batrei…” Eunhyuk berkomentar lagi. ”Kayak orang marahan sama pacarnya aja cabut-cabut batrei…”
”Yah! Kau mau kutimpuk?!”
”Omo! Kau selalu menimpukku jika kau sedang memikirkan si Tiffany, lho…”
Aku akhirnya berdiri, dan menjitak kepala Eunhyuk. ”Kau ini! Berisik sekali sih… tidur sana!”
Setelah semua bersiap-siap tidur, Leeteuk Hyung duduk di sebelahku dan menepuk bahuku. ”Bagaimana? Sudah baikkan keadaanmu?”
”Ya, sudah mendingan…” jawabku sekenanya. Aku menyalakan ponsel, begitu sudah aktif kembali, ponsel itu bergetar selalu. Dua belas pesan masuk, dan dua belas pesan suara. Aku menghela napas.
Donghae membaca pesan-pesan dari Tiff, dan mendengarkan suaranya. Jelas, Tiff berpikir bahwa dia sedang sakit. Suara Tiff cemas sekali, aku menghela napas dalam-dalam, dan kucoba menghubunginya.
Baru berdering sekali, Tiff sudah mengangkatnya. ”Oppa?!” teriaknya.
”Yaaah, kau belum tidur?” tanyaku.
”Oppa…” kudengar dia menangis.
”Yah, wae?” aku langsung panik. ”Kenapa kau menangis? Astaga, Tiffany… jangan bikin aku kaget, dong! Ada apa?”
”Gara-gara Oppa, pokoknya!”
Aku bingung. ”Kok gara-gara aku sih?”
”Oppa kenapa sakit gak bilang? Tadi kenapa pulang begitu aja, aku kan belum ketemu sama Oppa! Udah gitu Oppa sama sekali gak aktifin ponsel, aku kira Oppa sakit parah! Tau-taunya jam segini masih belum tidur juga… kau ini kenapa sih, Oppa? Aneh sekali kelakuanmu!” dan Tiffany pun menumpahkan uneg-unegnya.
”Mian, mian…” aku cuma bisa berkata begitu. ”Aku tadi tidur terus, tidak sempat menelepon. Bagaimana keadaanmu?”
”Bagaimana keadaan Oppa?!”
”Aku baik-baik, aku tidak apa-apa…”
”Baguslah…” dia terdengar lega.
Aku masih diam, bingung mau berkata apa.
”Oppa? Kau baik-baik saja? Kau tidak pingsan, kan?!” Tiffany terdengar semakin panik karena aku tidak menjawab.
”Ne, ne… aku baik, cuma masih mengantuk.”
”Ya ampun, kalau begitu Oppa tidur lagi saja… Oppa harus banyak istirahat,” kata Tiffany lagi.
”Iya, baik… kututup ya.” Dan aku langsung mematikan ponsel, aku begitu deg-degan. Kenapa bisa aku begitu berdebar mendengar suara Tiffany, dan merasa hangat saat dia mengkhawatirkanku. Meski begitu, aku menghindar, daripada buntutnya panjang kalau terbawa perasaan. Aku tidak boleh mencintainya, siapa aku? Aku kan cuma sahabatnya… mana mungkin Tiffany si cantik itu mau sama aku?!
Tapi, aku tidak lelah. Mungkin karena sudah seharian duduk diam, tidak bergerak sama sekali, dan sempat tertidur dalam lamunan juga. Aku bolak-balik badanku di atas kasur, sementara suara dengkur si Eunhyuk makin membuatku tidak bisa tertidur, aku mikir aja, mikirin kata-kata Teukie Hyung. Masa iya sih? Aku menghela napas, dan sampai pagi akhirnya aku hanya bolak-balik badan, dan menghela napas panjang-panjang.
”Yah, kau sudah bangun?” tanya Eunhyuk, dengan wajah bodohnya, masih mengan-tuk.
”Iyalah, memangnya kau?”
”Ya ya ya… ayo bangun sebelum Leeteuk Hyung masuk kesini mengacak-acak kita semua.” Eunhyuk bangun, masih sempoyongan, dan terantuk kaki kursi. Aku tertawa, dasar bodoh.
Dia berdiri, mengucek mata, mendekati pintu kamar, ketika pintu sudah terbuka. Dan jidatnya pun mencium pintu yang terbuka itu, Eunhyuk jatuh terjerembab. Aku ngakak melihatnya, sementara yang buka pintu, Siwon, memandangi Eunhyuk yang meringis kesakitan.
”Lho, Hyung…” Siwon menatapnya heran. ”Apa yang kau lakukan di bawah situ?”
”Yah, Siwon!” teriak Eunhyuk. ”Kau kalau mau buka pintu ketuk dulu kek, jidatku mencium pintu nih!” Eunhyuk mengusap jidatnya, sementara aku masih tertawa ngakak. ”Yah! Lee Donghae!”
Aku berdiri, dan membantunya bangun. Siwon masih kebingungan, ”Hyung… ada jadwal mendadak. Kita harus ke Mokpo sekarang.”
”Sincha?” tanyaku girang.
Siwon mengangguk sambil tersenyum. ”Pasti senang kau, ya?”
Aku tertawa. ”Eh, M atau semua?”
”Cuma M sih…” jawab Siwon. ”Harusnya sih semuanya, cuma karena katanya hari ini ada acara apaaaa gitu, jadinya cuma bisa kirim Super Junior M.”
”Emang harusnya hari ini jadwal kita apa?”
”Who’s That Girl…” jawab Siwon. ”Padahal bintang tamunya SNSD lho, Hyung…” katanya geleng-geleng. ”Sayang banget harus batal!”
”Lho? Kok boleh batal sih?” tanya Eunhyuk heran.
”Tuh Teukie Hyung yang bilang kalo Super Junior T aja yang gantiin. Katanya, kau pasti mau pulang kan, Hyung…” jawab Siwon lagi. Lalu Siwon terkekeh-kekeh. ”Padahal, dia yang kepengen satu tempet sama Taeyeon, kali? Ha ha ha, kasian aku sama Teukie Hyung, harus pacaran diam-diam begitu.”
Aku bingung. ”Who’s That Girl itu acara apa sih?”
”Itu reality show baru gitu, Hyung…” jelas Siwon. ”Tebak-tebak cewek gitu, trus nyebutin kebiasaan-kebiasaan mereka. Trus kalo cocok, dapet hadiah, yaaaa begitu deh pokoknya.”
”Mwo?”
”Wah…” sementara Eunhyuk mikir-mikir. ”Asyik! Aku kan nebak, wah…” wajahnya berbinar. ”Harus couple sama Sooyoung ah!”
”Idih! Kalian berdua kan sering berantem, Hyung!” kata Siwon sambil tertawa.
”Dia itu suka padaku, cuma malu…” kata Eunhyuk pede.
Tiffany
Aku bangun dan langsung geragapan mencari ponselku, dan menyalakannya. Kutunggu lima menit, tapi penantianku selama lima menit itu berbuah sia-sia belaka. Memang, ada pesan masuk, tapi bukan dari orang yang kutunggu. Aku menghela napas dengan sedih.
”Pagi, Onnie…” Yoona masuk kamarku.
”Pagi, Yoona…” jawabku sambil menguap kecil.
Yoona sudah rapi. Dia memang rajin, bangun pagi, langsung mandi, dan sudah rapi, padahal tak ada jadwal apa-apa. ”Onnie, malam ini kita dapet job lho. Reality show bareng Super Junior M.”
”Oh ya?” mataku membulat.
”Aku tau Onnie pasti akan senang…” Yoona cengar-cengir. ”Apalagi sama Super Junior M. Kan ada Donghae Oppa…”
”Yah…” aku memukul bahunya pelan.
”Yah yah yah!” suara Taeyeon menggema di ruang tamu. ”Ayo kumpul! Kumpul! Kumpul! Panggilin yang belum bangun, ada pemberitahuan! Ayo cepeeeet!”
Semua keluar, kulihat yang baru bangun hanya aku dan Sooyoung, sementara yang lain sudah bangun, tapi sama-sama belum mandi, kecuali si Yoona saja. Taeyeon memegang ponselnya, wajahnya berbinar-binar senang sekali. Pasti berita bagus, menurut pendapatku.
”Malam ini kita akan isi acara Who’s That Girl… kita bersembilan, dengan pairing dengan Super Junior M. Tapi, barusan ada pembatalan jadwal dengan Super Junior M, barusan aku dapat konfirmasi. Donghae Oppa sedang sakit, maka Super Junior M akan dialihkan ke Mokpo, karena kemungkinan Donghae Oppa merindukan keluarganya, jadi yang jadi paring kita Super Junior T.”
Astaga! Pantas Taeng senang, di T kan ada pacarnya. Sementara aku tak jadi ketemu Donghae Oppa, haduuuuh!
”Weleeeeh, ada si Eunhyuk dong?!” kata Sooyoung kesal. Ha ha ha, dia dan Eunhyuk memang sering bertengkar. Meski tidak serius, Eunhyuk suka sekali mengganggu Sooyoung.
Aku agak diam menanggapi ini.
”Tiff, kau kenapa?” Taeyeon memperhatikanku.
Aku nyengir dan geleng-geleng saja.
”Aaaaah, Donghae Oppa lagi ya?” tanya Taeyeon sambil tersenyum. ”Kata Leeteuk Oppa, dia sudah nggak apa-apa, kok. Cuma masih agak lesu aja, mungkin kangen rumah, soalnya beberapa hari lalu kata Eunhyuk Oppa, dia mengigau manggil-manggil ibunya…”
Jessica manggut-manggut. ”Ternyata yang tukang ngigau disana itu Donghae Oppa, kalau disini kan kau, Taeyeon-ah…”
”Yah!” Taeyeon menggeram.
Sudah jam dua siang, aku masih diam saja di kamar. Benar-benar ada yang aneh nih, Donghae Oppa sama sekali gak kirim pesan apa pun. Kalau telepon memang jarang-jarang, tapi kalau pesan dia biasanya rajin. Tak perlu aku yang kirim pun, dia pasti akan mengiriminya. Akhirnya aku memberanikan diri mengiriminya pesan dulu, Oppa chariseo? Bagaimana keadaan Oppa hari ini? Sudah sehatkah?
Setengah jam kutunggu, Donghae Oppa sama sekali tidak membalas pesanku. Ini lebih aneh lagi, pesanku tak pernah dibalas lama-lama. Dia pasti langsung menjawab, bahkan kadang-kadang kalau tidak sibuk, meneleponku biar hanya sebentar saja. Tapi kok tidak yaaaaaa sekarang?
”Taeyeon-ah…” aku keluar mencari Taeyeon, yang sedang nonton televisi.
Taeyeon menoleh. ”Wae?”
”Taeyeon-ah… Super Junior sekarang sedang ada kegiatan tidak?”
Taeyeon mengernyit. ”Setahuku hari ini mereka tampil malam hari saja. Itu cuma Super Junior T, yang lainnya gak ada. Oh iya, Super Junior M mungkin sekarang sudah ke Mokpo.”
”Oh…” aku mengangguk. ”Mereka kembali kapan?”
”Aku tidak tahu,” Taeyeon menggeleng. ”Kenapa?”
”Aku rasa ada yang aneh dengan Donghae Oppa,” kataku cemas. ”Dari kemarin dia bertingkah aneh. Semalam dia meneleponku, hanya diam saja, tidak menanyaiku balik. Sudah itu, sekarang kukirimi sms dia bahkan tidak membalasnya! Lagipula, kalau dia ke Mokpo, biasanya dia bilang, lalu dia bertanya aku mau dibelikan apa…”
Taeyeon ikut kebingungan. ”Masa sih? Yah, berhubung kau yang paling dekat dengannya ya aku percaya, tapi aku tidak tahu dia kenapa. Kau coba telepon saja, nanti aku akan pura-pura menanyakan keadaannya pada Teukie Oppa, bagaimana?”
”Iya deh…” aku masuk kembali ke kamar, mengeluarkan ponselku, dan menghubu-ngi ponselnya, tersambung, tapi tidak diangkat. Akhirnya aku mengiriminya sms saja, Oppa, kau sedang sibuk, ya? Tak apa, yang penting ingat jaga kesehatanmu, cepat sembuh Oppa.
Aku berbaring dan menghela napas. Malam harinya van kami tiba di salah satu stasiun televisi, yang akan menayangkan acara Who’s That Girl itu. Kami bersembilan sudah sampai disana, kami segera masuk ke kamar ganti, dan melihat kostum yang akan kami pakai. Ya Tuhan, kalau Oppa melihat ini, dia marah deh pasti.
Aku mengenakan baju itu. Sebetulnya kami bersembilan sama-sama kurang nyaman dengan baju yang terlalu terbuka, tapi kami menerimanya saja jika masih dalam batas kewajaran. Kami tidak menolerir kalau yang terbuka adalah bagian dada. Kalau kulihat dari ekspresi Taeyeon, dia yakin Leeteuk Oppa akan sangat marah melihatnya memakai pakaian seperti ini, aku ingin sekali Donghae Oppa mengatakan itu padaku.
Aku nekat, aku mencari baju paling ketat dan paling seksi, kukenakan baju hitam itu. Dengan wajah merana.
”Onnie, kau pakai baju itu?!” tanya Seohyun kaget.
Aku mengangguk.
”Yah, kau kenapalah?” tanya Jessica. ”Baju itu terlalu terbuka, Tiffany-ya…”
”Takkan ada yang memarahiku malam ini…” jawabku cuek.
”Kubilang Donghae Oppa lho, nanti…” kata Taeyeon merinding. ”Bajuku ini saja Jagiya-ku pasti ngambek malam ini…”
Sooyoung geleng-geleng. ”Kapan aku ada yang memarahi, ya?”
”Eunhyuk Oppa… Sooyoung bajunya parah nih…” kata Yoona mengeraskan suaranya.
”Yaaaah! Kenapa kau malah bilang ke dia, sih?!”
”Memang kau masih belum bisa menghubunginya, Tiffany-ya?” tanya Jessica heran.
Aku mengangguk. ”Dari kemarin malam, terakhir dia meneleponku juga suaranya aneh. Dia nggak banyak bicara, dan tidak mengomentari penampilanku. Dan pesanku saja tidak dibalas olehnya…”
”Pulsanya habis kali…” usul Yuri.
”Ya ilah, Super Junior kehabisan pulsa… nggak banget deh!” komentar Taeyeon. ”Tapi, jangan-jangan dia ada masalah…”
”Onnie, apa mungkin dia marah padamu?”
Tiffany mengernyit. ”Masa sih?”
”Menurutmu kau membuat salah tidak hari itu?”
Aku berpikir. ”Entahlah, Donghae Oppa itu orangnya tidak ribet, tidak suka ngambek. Kalau Oppa marah ya marah, kalau Oppa kecwa, ya dia pasti akan bilang kecewa, langsung. Tidak pakai ngambek-ngambek gak jelas…”
”Kalau kau bertengkar dengan Donghae Oppa, biasanya gara-gara apa?” tanya Sunny ikutan nimbrung.
Aku berpikir. ”Gara-gara apa, ya… kalau aku marah padanya, biasanya karena dia beradegan mesra dengan gadis lain, tanpa memberitahuku lebih dulu. Kalau Donghae Oppa, marah biasanya karena aku tidak bilang kalau mau mengeluarkan MV baru, atau teaser baru, tapi kalau marah yang serius, biasanya kalau bajuku……” kata-kataku terhenti.
”Baju?!”
Aku mengingat-ingat lagi. ”Tapi, waktu Donghae Oppa pulang, kita kan belum keluar dari bakcstage.”
”Gara-gara MV, mungkin gak?”
”Yah, emang di MV kenapa?” tanyaku heran. ”Memang bajunya seksi, tapi bajuku kan tidak terbuka. Kostum yang putih, punyaku tangan panjang, yang hitam, kita semua sama… yang beda-beda juga, gaun pendek, itu pun aku pakai stoking gelap.” Aku membela diri.
”Memang sih, bajunya Tiff gak kenapa-napa, kok…”
”Lalu kenapa kau memakai baju ini?”
Aku menghela napas. ”Aku mau membuatnya keluar, dan bertanya ada apa dengannya! Hanya itu yang bisa kulakukan!”
Donghae
Kami sudah di Makpo. Sudah selesai tampil juga, kami beristirahat di hotel. Yang lain tidur-tiduran, baik di sofa, juga di kasur, aku dan Ryeowook memutuskan untuk menonton televisi. Aku ingat, bahwa reality show itu ditayangkan langsung.
Awalnya seperti biasa host yang muncul, dilanjutkan dengan pengenalan bintang tamu. Aku bisa melihat saudara-saudaraku, Teukie Hyung, Sungmin Hyung, Heechul Hyung, Kangin Hyung, Shindong Hyung, dan si bodoh Eunhyuk.
Mereka nampak rapi-rapi sekali, dengan stelan jas. Heechul Hyung seperti biasa membuat suasana menjadi ramai, karena celetukan-celetukannya yang sering membuat orang tertawa. Kemudian, bintang tamu perempuannya, yang memang disimpan, akan dikeluarkan sekarang. Lampu digelapkan, dan suara samar-samar potongan lagu-lagu SNSD, sampai mereka bersembilan keluar dari atas, dengan diikat oleh sling, langsung menyanyikan lagu Run Devil Run.
Yuri, seperti biasa si montok itu selalu membuat orang bersuit-suit. Siwon sampai bangun hanya untuk melihatnya, ketika bagian Tiffany yang aku tunggu-tunggu, darahku mendidih! Apa yang dia pakai sih?! Bajunya terlalu terbuka, terlalu ketat, dan ekspresinya itu lho! Mengundang‼!
”Waduh! Tumben si Tiff seksi begitu…” komentar Siwon. ”Biasanya Yuri yang paling seksi…”
Aku cemberut parah! Kalau kutelepon sekarang, pasti Tiffany takkan mengangkatnya. Yang membuatku makin marah, ketika para Hyungku dan Eunhyuk memberi komentar akan penampilan mereka. Heechul malah bilang Tiffany mengalahkan Yuri malam ini! Bikin panas aja!
Lucunya ketika akhirnya kesembilan gadis itu dimasukkan ke dalam kotak, dan hanya mengeluarkan tangan saja untuk dipilih oleh Super Junior T, aku malah berdoa semoga Tiffany tetap di dalam kotak, dan tidak memperlihatkan tubuh seksinya lagi! Jujur, memang aku suka melihatnya, aku kan namja… tapi, aku benci jika orang lain melihatnya.
Pertama Eunhyuk, kemudian, Shindong, Kangin, Sungmin, Heechul, dan terakhir Leeteuk yang memilih tangan yang mana. Aku yakin Leeteuk Hyung berusaha untuk memilih tangan Taeyeon.
Aku tegang menunggu. Akhirnya kotak pertama milik Eunhyuk dibuka, betapa terkejutnya, ketika Sooyoung yang muncul dari balik kotak itu. Kami tertawa, setidaknya yang lain, aku masih kesal. Eunhyuk kan sering berantem dengan Sooyoung. Kemudian, Shindong Hyung, yang mendapat Sunny. Kangin dengan Jessica. Sungmin mendapat Yoona. Ketika Heechul hendak membuka kotak, dia mengecup sesaat tangan yang keluar itu, membuat semua orang bersuit-suit. Ternyata itu kotak Tiffany!
Sementara Leeteuk Hyung memang jago, yang keluar dari situ adalah Taeyeon. Setelah jam dua belas malam, aku yakin Tiffany sudah pulang ke dorm, barulah aku keluar dari kamar hotel, dan meneleponnya.
”Ya, Oppa?”
”Tiffany-ya?!”
”Iya, ada apa, Oppa?” tanyanya tak acuh.
Aku jadi seram sendiri mendengar nada tak acuhnya, padahal kan aku mau marah, kenapa dia yang cuek gitu. ”Kau dimana?” tanyaku.
”Di dorm.”
”Ada apa dengamu?”
”Maksud Oppa?”
”Kenapa kau menjawabku seperti itu?”
”Memang kenapa? Ada yang salah?”
”Hwang Mi Young!”
”Kalau sudah tak ada perlu kututup.”
”Kata siapa sudah tak ada perlu, aku belum selesai bicara!”
”Aku tidak mau bicara!”
”Mengapa?”
”Memangnya kenapa? Boleh kan aku tidak mau bicara dengamu untuk seharian ini, karena kau juga tidak bicara denganku? Oppa, aku mencoba menghubungimu dua puluh empat jam terakhir, dan kau tak membalasnya sama sekali! Sekarang, dengan enaknya kau mau bicara denganku?!”
Aku menghela napas.
”Apa? Oppa mau bicara apa? Oppa kenapa sih? Kalau ada yang tidak berkenan bilanglah secara baik-baik!”
Donghae menghela napas dalam-dalam. ”Aku marah padamu!”
”Kau kira aku tidak marah padamu!”
”Kenapa kau marah padaku?”
”Karena kau sama sekali tidak menggubrisku! Oppa, tahukah kau aku mengkhawa-tirkanmu? Tapi kau cuek bebek saja, seolah-olah tak ada apa-apa.”
”Kau harusnya berpikir kenapa aku begitu!”
”Justru karena aku tak tahu maka aku menghubungimu!” teriaknya.
Donghae berteriak. ”KARENA BAJUMU ITU! Aku tak tahan melihatnya, aku benci kau mempertontonkan bagian tubuhmu kepada banyak orang!”
”OPPA!”
Aku sadar aku sudah salah bicara. ”Aku tahu itu bukan maumu,” aku berbisik lirih. ”Tapi aku pun tak bisa mengontrolnya! Aku tak mau marah-marah padamu karena aku hanya Oppa bagimu! Begitu kulihat MV-mu kemarin, aku tak tahan! Apalagi melihat pakaianmu malam ini!”
”Kau melihatnya?”
”Iya! Seharusnya kami yang disana, bukan T!” jawabku kesal. ”Aku tahu kau cantik, dan kau sangat seksi, tapi aku tidak bisa menerima kalau semua orang ikut menikmati itu!”
”Tapi, kenapa?”
Aku tergagap.
”Kenapa, Oppa?” tanya Tiffany sambil menangis. ”Tolong akui sekali saja… kenapa? Kenapa?” tanyanya berulang kali disela-sela isak tangis.
”Karena… karena…” aku bingung mengutarakannya, tapi harus kubicarakan padanya. ”Karena aku tidak suka! Kau milikku, dan aku tak mau kau kubagikan untuk orang lain!”
”Ehh?”
Aku menghela napas. ”Susah mengatakannya, aku kesana…”
”Oppa, kau di Mokpo sekarang…”
”Tunggu disitu!”
”Tapi, Oppa…”
Aku sudah mematikan ponsel, langsung aku berlari keluar, dan meminta supirku mengantarkanku ke bandara. Semoga masih ada pesawat, aku beruntung. Memang masih ada, pesawat terakhir, harus dengan uang lebih, barulah aku bisa masuk ke pesawat itu.
Dan sekarang aku sudah sampai di depan dorm SNSD. Lampu masih menyala, aku yakin Tiffany memang belum tidur. Aku berteriak. ”TIFFANY-YAAAA… HWANG MI YOUNG!”
Terdengar suara-suara gedabrukan di dalam, dan pintu terbuka, Tiffany muncul. Wajahnya kaget bukan main. Ia sudah memakai kaus biasa, dan celana training biasa. Wajahnya masih eksotis.
”Oppa?”
”HWANG MI YOUNG, SARANGHAE…” teriakku.
Tiffany menekap mulutnya, ”Oppa…”
”JAWAB DONG!”
”Nado saranghaeyo…”
”Sini!”
Tiffany keluar, dan aku langsung memeluknya. ”Maaf, ya… aku sama sekali tidak bisa menunjukkan perasaanku. Aku marah karena aku cemburu, aku tidak mau orang melihatmu seperti itu! Aku mau melindungimu…”
”Iya, Oppa…” suaranya lirih karena tangis bahagia.
Aku makin mengeratkan pelukanku. ”Lain kali jangan pakai baju yang tadi! Kau harus menolak!”
Tiffany terkekeh. ”Baju itu aku sendiri yang pilih, harusnya bukan baju itu yang kupakai…”
”Mwo?!” aku melepaskan Tiffany dan menatapnya tajam. ”Ngomong apa kamu barusan?”
”Iya, baju tadi aku sendiri yang pilih! Banyak pilihan baju, tapi aku milih yang itu, Oppa…”
Aku terbelalak. ”Kenapa?!”
”Karena kau mengacuhkanku, Oppa!”
”Mwo?”
”Kau sama sekali tidak membalas pesanku, tidak menjawab teleponku. Aku bingung harus membuatmu bicara padaku dengan cara apa lagi, maka aku melakukannya!” katanya setengah malu.
Aku terperangah. ”Tiffany!”
”Mian, Oppa… aku takkan melakukannya lagi!”
Aku menjitak kepalanya. ”Kalau kau sampai melakukannya lagi…” ancamku dengan wajah ganas. ”Kau akan kukunci di dalam toilet.”
”Hah?”
”Iya, karena hanya aku yang boleh melihatmu seperti itu, arraseo?”
Tiffany mengangguk. ”Oke, Oppa…”
”Saranghae,” dan aku memeluknya lagi, erat. Dia balas memelukku dan membelai punggungku. Aku melepaskannya, dan mengedip nakal. ”Tapi kamu seksi banget kalau begitu, lain kali pakai tapi didepanku saja ya…”
”Oppa!” dia memukul lenganku.
Aku tersenyum dan mencium keningnya, dia kaget. Wajahnya memerah, aku nyengir lebar. ”Kenapa? Kecewa?”
”Iya…” jawabnya jujur, lalu gelagapan. ”Eh, nggak… nggak…”
Tapi aku sudah keburu melumat bibirnya. Awalnya dia kaget, dia cuma diam tanpa membalas, namun lama kelamaan dia mulai menikmatinya, dan membalas segala yang kulakukan kepadanya.
Labels:
Donghae,
FanFiction,
My Bestlovefriends,
SNSD,
Super Junior,
Tiffany
Nisya's World
welcome...
this blog belong to Nisya or Lee Haejin...
do not copy without permission and also don't forget to take a credit if you want to copy this...
well, buat yang mau tau ada postingan baru soal FF...
bisa liat di
FB 9uw : nisya_horrible@hotmail.com
twitter : nisyasiregar
this blog belong to Nisya or Lee Haejin...
do not copy without permission and also don't forget to take a credit if you want to copy this...
well, buat yang mau tau ada postingan baru soal FF...
bisa liat di
FB 9uw : nisya_horrible@hotmail.com
twitter : nisyasiregar
About Me

- Lee Haejin-nisya
- Parung, Bogor, Indonesia
- well, 9uw cewek batak, penggemar Korea! hahahaha, impian 9uw jadi novelis terkenal... amin!
Blog Archive
K-Drama
- Brilliant Legacy (2)
- Han Hyo Joo (1)
- Lee Seung Ki (1)
- Moon Chae Won (1)
Nisya's Worlds
- FanFiction (15)
- Uncategories (4)
- Sinopsis (3)
Cast of Fanfiction
Fanfic Group
SM

Uri SNSD Onnies

Uri Super Junior Oppas
