Showing posts with label Super Junior. Show all posts
Showing posts with label Super Junior. Show all posts

Monday, May 31, 2010

Happy Ice Cream Part 1






annyeong yeorobeun...
kembali lagi sama Haejin-nisya disini...
*udah kayak DJ Sukira 9uw*
ini adalah ff karya dongsengku tercinta, Carina... Carin gomawo udh mw bikinin Onnie ff sesuai request Onnie, sampe bokek gara2 sering ke warnet, saranghae carin...
muach2...
hehehehe...


Author’s POV


“kakak kemana sih??jam segini belum pulang….” Gerutu haejin sambil mengipas-ngipas tubuhnya., “mana disini panas banget lagi….”

“You’re my only… my only… my oh.. oh.. oh..only girl”tiba-tiba ponsel Haejin berdering.
Ia mengangkat telpon yang ternyata dari kakaknya itu.

“yoboseyo.. hya.. Chaeyoung onnie!!kau kemana saja?” omel haejin

“ah.. mianhae haejin-ah… aku sedang kencan bersama Wooyoung.Kau jaga rumah ya.. malam ini aku tidak bisa pulang,aku akan menginap di apartemen Wooyoung” ujar Chaeyoung buru-buru.

“tapi.. onnie?” haejin terlihat ragu dan cemas

“sudah ya.. bye…” Chaeyoung memutuskan telponnya tiba-tiba.

“halo… halo.. onnie?!!onnie!!!”

“aigooo… masa aku harus membereskan apartemen sebesar ini???dan barang-barang sebanyak ini pula?” Haejin melirik ke arah setumpukan kardus yang bertumpuk di depan pintu masuk.
Ia menghela napas panjang. “lebih baik aku beli es krim saja sebelum membereskan semua ini.. daripada bete..”

Haejin berjalan keluar dari apartemennya menuju supermarket yang tak jauh dari situ.
Saat itu ia tak sadar bahwa sesuatu dalam hidupnya mulai berubah total,..

Di Supermarket..

“ehm.,.. aku mau beli yang mana yah??es krim vanilla yang ini enak sekali… tapi choco brownies keluaran terbaru ini aku pengen coba.., huwee… es krim rasa bluberry limited edition yang sudah lama kutunggu…” Haejin asyik sendiri memilih-milih es krim di freezer yang terletak di sudut toko.

Haejin berpikir keras mau membeli yang mana,.. sudah 30 menit dia berdiri disitu.
“huwee… Chi,.. kamu kemana?” suara tangisan terdengar dari belakang Haejin.
Haejin menoleh,.. tak ada siapa-siapa.
Dia merinding sendiri,.. dia berbalik dan melihat-lihat lagi es krimnya.

“ya sudah.. aku beli semuanya aja ahh….” Katanya setelah sekian lama berpikir.

“huwee…. Bilang apa aku sama Ahra noona??” suara tangisan itu terdengar lagi.

Haejin menoleh,.. tapi ia tak menemukan siapa-siapa.

“huwaaa…. Siapa tuh?” Haejin bergidik dan teriak-teriak dalam toko dan ketika ia siap-siap berlari ke kasir. Kakinya tersandung sesuatu..

GEDUBRAAKK!!!!

“Es Krim ku!!!!” pekik Haejin

“hiks… hiks… noona,apa kau baik-baik saja?” Tanya seseorang.

Haejin mendongak,.. “kau yang menangis dari tadi??hiks… es krimku….” Haejin menatapi es krimnya yang malang,. Atau mungkin dirinya yang lebih malang lagi.

“maafkan aku noona….” Kata Anak itu sambil menghapus air mata di pipinya “akan kuganti…”

“yang versi blueberry limited edition hanya sisa satu… hiks.. hiks…” Haejin sesenggukan tanpa mencoba untuk bangkit dari posisinya yang tersungkur di lantai.

“biar aku yang bayar,… tapi.. kau bantu aku cari adikku yah….” Tawar anak cowo yang manis itu.

“iya….” Haejin bangun dan memungut es krimnya yang jatuh dan berjalan ke arah kasir sambil menggandeng tangan anak itu.

Ketika mereka keluar dari supermarket dan berusaha mencari adik anak itu ,.. tiba-tiba ada seseorang yang merebut tas Haejin dari belakang.

“yah.. Maling!!!!” jerit haejin lalu melepas pegangan tangan anak itu dan berlari mengejar maling tadi.

Setelah sekian lama berlari.. menempuh jarak yang cukup jauh,menabrak beberapa orang dan terjatuh berulang-ulang kali,.. Haejin berhenti sejenak dan memegang lututnya yang lemas.

“hoh….hoh…” Haejin mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.,tapi maling tadi tidak kunjung ditangkapnya.

“butuh bantuan nona?” sebuah suara memanggilnya

“hah?” Haejin berbalik dan melihat seorang cowok keren dengan white Ducati sedang menunggunya di belakang setelah membuka helm-nya dan memperlihatkan separuh wajah tampannya itu.

“woah… cowo ini keren sekali” pikir haejin ,.. tapi pikiran itu langsung buyar mengingat tas miliknya masih berada di tangan maling tadi.

“ayo… naik ke atas,.. biar kukejar orang brengsek itu…” pinta cowo itu.

Haejin melompat ke atas motornya,.. “pegangan yang erat..”

Haejin memeluk pinggang cowo itu,. Dan WUUUSSHH!!!!

Haejin’s POV

Gilaaa… aku gak pernah naik motor dengan kecepatan setinggi ini.
Angin menerpa wajahku dengan kasar,.
Aku memejamkan mata dan memeluk erat namja ini.

Tiba-tiba saja motornya sudah mengarah pada maling yang menangkapku tadi.
Cepat sekali larinya??
Eh… tunggu dulu.., apa yang akan ia lakukan?
Woah!!!!!
“kau gila?kau ingin menabraknya?” teriakku

“kita lihat saja…”

Ckkkiiiitt…..
Roda motor itu berdencit keras saat ia hampir saja menggilas tubuh penjahat tadi.
Aku membuka mataku perlahan,.. apa yang terjadi?
Maling tadi jatuh tersungkur ke tanah.
Dan cowo itu,.. kakinya sudah berada diatas perut maling itu.
Buru-buru aku turun dari motornya,.. tapi.. karena kepalaku pusing karena baru pernah naik motor dengan keadaan seperti itu,aku terjatuh.

“kembalikan barang milik nona ini…” perintahnya

“ya.. ya.. baik..” maling itu segera menyerahkan tas milikku dan kabur meninggalkan kerumunan orang disitu.

Aku hanya bisa terperangah melihat cowo yang menolongku ini,..
Saat ia mengembalikan tas milikku pun,aku hanya diam menatapnya.
Aku mencoba duduk.
Mataku mengikuti setiap gerakannya sampai ia naik ke atas motornya kembali.

“sampai jumpa gadis manis…” katanya sambil mengedipkan sebelah mata dan berlalu begitu saja.

Woah…. Dia tampan sekali.
Kalau saja aku tau namanya,..
Mungkin saja sekarang wajahku sudah merah,atau mataku berbinar-binar.
Tapi… dia memang tampan sekali.

Ehng… tampaknya ada yang kelupaan.
Apa yah??
Ahhh… cowo kecil tadi!!aku berjanji untuk membantunya mencari adiknya…
Yah… kemana cowo itu sekarang?

Tiba-tiba,.. aku merasa ada sepasang tangan yang menopang tubuhku untuk bangun.

“jangan duduk disitu,.. nanti bajumu yang lucu itu kotor…” pinta suara lembut itu.

“ahh… kamu?” tanyaku kaget. Cowo ini imut sekali,.. topinya dimiringkan kesamping,lalu mengenakan hoodie dan kets putih.

“hihihi….” Cowo itu malah nyengir sendirian.

“Terima kasih,.. aku masih harus mencari seseorang” aku membungkuk dan berlari meninggalkannya.

“adik keciil.. kamu dimana?”teriakku berusaha menemukan anak di toko tadi.

Author’s POV

“hihihi… gadis tadi lucu sekali.. ia tidak mengenali aku.., malah mencariku.” Ujar cowo yang menolong haejin tadi.

“hem…. Dia manis seperti es krim…” bisiknya pelan.

Di apartemen..

Haejin menghempaskan tubuhnya ke sofa.
Dirinya lelah sekali..
Sudah dirampok,. Mesti mutar-mutar pusat pertokoan nyari anak tadi.
Tapi.. tetep aja gak nemu.,sudah begitu pulang tanpa membawa es krim pula.
Tapi.. gak ada ruginya juga,. Hari ini aku ditolong dua cowok cakep sekaligus.
Sudah yang satu keren,.. yang satu imut-imut pula.
Haejin menghela napas panjang.
Ia memikirkan keadaan rumahnya yang sedang kacau,karena appa dan eomma sedang bertengkar,.. akhirnya dia memilih untuk tinggal bersama kakaknya yang sudah lebih dulu pergi dari rumah.
Haejin terlalu lelah untuk bisa berpikir lagi.
Akhirnya ia terlelap di sofa sampai keesokan paginya.

Haejin membetulkan posisi duduknya dan merenggangkan badannya yang pegal karena belum pernah tidur di sofa.
“duuh… apartemen belum dirapikan… masih berantakan sekali?sudah jam berapa sih sekarang??” Haejin melirik ke arah jam dinding.

“ohh…. Jam 07.35…” katanya santai

Haejin terhenyak.,, matanya langsung melotot.
“AAPPAA?!!?AKU BELUM KE SEKOLAH!!!!” haejin heboh sendiri.
Ia buru-buru bangkit dan berlari ke kamar mandi.

Ia sudah tidak sempat mandi lagi,.. ia hanya mengganti baju seragamnya,..mencuci muka lalu meraih tasnya dan buru-buru keluar dari apartemen tanpa menguncinya.

Saat dalam perjalanan ke sekolah,.. Haejin melewati sebuah baliho besar yang terpampang di dekat sebuah mesin penjual otomatis.
Haejin melihat poster seorang cowo yang sedang memgang minuman kaleng sambil tersenyum manis.
Haejin memperhatikan cowo itu dengan seksama,..

“lho?ini kan cowo yang kemarin membantuku menangkap maling itu… jadi.. dia artis rupanya.. pantas saja ganteng sekali.,”

Haejin terpaku depan poster itu,ia melihat tulisan besar yang tertera di bawah gambar cowo itu “Choi Minho”

“namanya saja bagus… “ Haejin senyum-senyum sendiri menatap poster Minho.

“HEI!!Kau sedang apa disitu?ayo cepat!kita bisa terlambat ke sekolah!!”

seorang cowo tiba-tiba menggandeng tangan haejin dan membawanya pergi,..
“hya..” Haejin tak sempat lagi berbicara.

Cowo ini larinya cepat sekali,.. pelan-pelan kenapa?
Capek nih..

Saat sampai di depan gerbang sekolah,. Cowo itu melepaskan genggaman tangannya dan menoleh ke Haejin yang sudah kelelahan berlari.

“donghae-ah… larimu cepat sekali… hah… hah…” Haejin mengatur nafasnya yang memburu.

“ahh… kau sih,..sudah tau nyaris terlambat!!malah bengong di pinggir jalan..”

“aku kan…” belum selesai haejin bicara,. Donghae sudah lenyap diculik murid-murid cewe di sekolahnya.

“ddooorr!!!” Chihoon dan Kyorin menepuk pundak Haejin tiba-tiba.

“ahh.. kalian,.” Kata Haejin singkat sambil menatap kepergian Donghae.

“kenapa melamun?” Tanya Kyorin

“ehhngg,.. aku.. aku…” entah Haejin gugup atau bingung menjawabnya.

“kau menyukai Donghae ya?” goda Chihoon.
“hah… tidak kok,..” Haejin berbohong dan menyembunyikan wajahnya dari kedua sahabatnya.

“ehh.. eh.. lihat ada anak baru datang!!!” seru Kyorin sambil menunjuk kerumunan anak di depan pintu gerbang.

“aish… sudahlah aku malas mengurusi anak baru,.nanti juga kita tahu dia siapa” Chihoon langsung menggandeng tangan kedua sahabatnya untuk masuk kelas.

Di kelas, seperti biasa..
Anak cewe akan berkumpul di sekitar tempat duduk donghae dan menanyakan berbagai macam hal padanya.
Mulai dari kegiatan donghae kemarin,minggu lalu,bahkan mungkin saat beberapa tahun yang lalu,.. atau “donghae,apa kau sudah punya pacar?”

“donghae,hari sabtu ini kau akan jalan-jalan kemana?”

“donghae,. Kau suka makanan apa?”

“donghae.. donghae.. donghae”

“Ahhhh…. Apa donghae tidak pusing ditanyai seperti itu tiap hari?” tanya haejin sambil melirik aneh ke arah donghae.

“kalau aku,.mungkin saja aku sudah keluar dari sekolah ini..” sambung Chihoon sambil memutar-mutar bola basketnya.

“tapi.. donghae kan orangnya sabar,baik,pintar lagi.. jadi dia pasti akan selalu berlaku sopan di depan cewe-cewe itu” bela Kyorin yang sedang asyik mendengarkan musik dari i-pod miliknya.

Saat mereka sedang asyik-asyik ngobrol,Eunhyuk si biang gossip di kelas datang dan membuat heboh.

“hei.. hei… katanya anak baru itu,akan masuk ke kelas ini..” kata Eunhyuk sambil meniru gaya ibu-ibu kalau sedang bergosip ria.

Langsung terdengar bunyi gaduh dari kalangan anak perempuan,.
Haejin menutup telinganya menahan keributan yang sudah sering terjadi ini.

“tampaknya dia anak orang kaya,. Tadi saja datang menggunakan mobil audi.. buseet.. keren banget pokoknya.Dilihat dari seragamnya,tampaknya dia mantan murid Goojung High School”

“GOOJUNG HIGH SCHOOL?!!?” teriak Haejin tiba-tiba yang membuat kedua temannya tersentak kaget.

“itu kan sekolah yang sudah lama ingin kumasuki….” Lanjutnya dengan mata yang berbinar-binar.

“lalu… kenapa anak itu malah memilih masuk ke sekolah ini ya?” Tanya Kyorin bingung.

“a..a..a.. tak tau lah..,mu..mu..mungkin.. ia sengaja karena ingin mencoba berbaur dengan anak-anak sekolah negeri kan?” Chihoon gelagapan menanggapi pembicaraan Haejin dan Kyorin.
Tampaknya ia sedang menyembunyikan sesuatu,tapi tak disadari oleh kedua temannya.

Kehebohan di kelas belum selesai sampai Lee seonsangnim datang bersama murid baru itu.
Haejin sedang menunduk untuk merapikan tali sepatunya yang berantakan saat anak itu datang.
Semua murid perempuan sudah heboh dan bersikap norak dengan merapikan rambut dan dandanan mereka,lalu mencoba bersikap cute,atau menatap kagum kea rah anak baru itu.
Hanya Haejin,Kyorin dan Chihoon yang tampak cuek.
Mungkin karena mereka belum melihat wajah cowo ini,.. tapi dari mereka bertiga hanya Chihoon yang tampak menghindari pandangan cowo baru ini.
Ia mengangkat bukunya tinggi-tinggi sampai menutupi wajah.

Haejin menoleh ke depan kelas dan mendapati cowo imut yang menopang tubuhnya kemarin.
“di.. di..dia?” Haejin menunjuk-nunjuk cowo itu.

“Annyeonghaseyo,.. Cho Kyuhyun-imnida. Aku murid pindahan dari Goojung High School,.. bangapseumnida” Kyu memperkenalkan diri lalu membungkuk.
“Kyuhyun-ah… kau boleh duduk disamping Chihoon” perintah seonsangnim

GUBRAKKK!!

Chihoon tiba-tiba jatuh dari tempat duduknya,..
“seonsangnim,.. a.. aku” Chihoon ingin menolak duduk bersama Kyuhyun padahal anak perempuan lain sudah mupeng sekali ingin duduk bersamanya.

“pak.. bolehkan saya duduk disamping Haejin?aku hanya mengenalnya,jadi mungkin dia bisa membantuku beradaptasi dengan lingkungan sekolah ini” kata Kyu memotong pembicaraan Chihoon.

“Yeah!!bagus Kyu.,kau mengerti situasi!!” dalam hatinya Chihoon sudah menari-nari kegirangan.Sementara haejin panic sendiri karena Kyu tiba-tiba meminta agar duduk di sebelahnya.

Kyuhyun berjalan ke tempat Haejin sambil mengedipkan sebelah matanya pada gadis itu.

“hya… siapa cowo ini?dia menolongku kemarin,dan katanya dia mengenalku?” batin Haejin yang merasa sedikit aneh dengan perlakuan Kyu.

Chihoon yang duduk 2 meja di belakang Haejin sedari tadi hanya memperhatikan gerak-gerik Kyuhyun,berbeda dengan gadis lain.. tatapan Chihoon bukan tatapan kagum dan berbinar-binar. Tapi,seperti tatapan elang yang mengintai mangsanya.

Saat istirahat..

“Haejin… temani aku keliling sekolah ya?ya?” Kyuhyun merengek sambil terus menarik-narik lengan Haejin

“hah?aku harus makan bersama Chihoon dan Kyorin…” tolak Haejin.
Lagian dia juga takut kalau sampai diterkam fans-fans Kyuhyun yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.

“ahh.. kami berdua makan sendiri saja.. tidak apa,kau temani saja Kyu..” usul Chihoon dan langsung mengapit tangan Kyorin ke kantin.

Haejin menatap kepergian temannya dengan hati miris,sementara Kyuhyun sudah loncat-loncat kegirangan dalam hati karena bisa berdua dengan Haejin.
Haejin mengajaknya berkeliling sekolah,mulai dari laboratorium fisika,biologi,.. perpustakaan,ruang musik,lapangan basket indoor,aula,gedung olahraga,sampai beberapa ruangan klub mereka kunjungi.

Sesampainya di depan kelas,masih saja pemandangan sehari-hari yang menjadi santapan bagi para murid yaitu Donghae yang sedang dikerumuni para penggemarnya di depan pintu kelas.

Ada yang menyodorkan kotak bekal,roti,minuman kaleng,.. ahhh.. cokelat,bahkan Es Krim yang sangat disukai Haejin.
“enak sekali donghae.. tidak perlu membawa uang pun kebutuhannya sudah terpenuhi..” cibir Haejin

Donghae sendiri tampak kewalahan mengurus semua pemberian baginya.

Kyuhyun yang melihat Haejin termenung menatap Donghae,langsung menarik tangan Haejin menuju ke kantin dengan dalih “aku lapaar.. temani aku makan” pinta kyu manja.

Haejin hanya mengangguk ringan.
Donghae yang menyadari kepergian Haejin mencoba memanggilnya kembali “hae.. haejin!!” teriak donghae sia-sia.

“donghae-ah… kenapa malah memanggilnya?kan ada kami disini..” ujar salah satu cewek yang cemburu dengan perlakuan donghae pada haejin.

“itu…” Donghae bingung ingin menjawab apa. Saat dia melihat Eunhyuk yang melintas di dekat situ,ia merasa seperti ada malaikat yang lewat.

“ahh… hyuk!!”Donghae mencoba keluar dari kerumunan orang.. eh salah,kerumunan cewek itu.

“ini untukmu…” Donghae menyerahkan semua makanan tadi kepada Eunhyuk.

“hah?tapi hae…” belum selesai Eunhyuk menjawab donghae sudah berlari ke kantin.

“yah… lumayan juga lah untuk cemilan…” kata Eunhyuk santai.

“heh… kenapa itu buatmu?kalau begitu,tidak jadi kuberikan…” kata salah seorang cewe sambil mengambil kembali cokelat yang tadi dia berikan kepada Hae.
Diikuti dengan aksi gadis-gadis lain yang juga mengambil kembali miliknya.

“huwaaa… kenapa waktu sampai di tanganku langsung diambil kembali sih????” Eunhyuk merengek sendirian di depan kelas.

Donghae celingak-celinguk seperti anak hilang dalam kantin.
Namun saat matanya menangkap seorang cowo dan cewe yang sedang asyik-asyiknya makan di pojok kantin., seluruh badannya langsung lemas.
Semangatnya tiba-tiba hilang.
Ia mendapati Kyuhyun yang sedang menyuapi Haejin dengan manjanya.
Lali mereka berdua bercanda bersama dan saat Kyuhyun tersedak karena kebanyakan tertawa,.. dapat dilihat betapa perhatiannya Haejin pada Kyu saat ia memberikan segelas air untuk diminum sambil mengelus pelan pundak Kyu.

Donghae yang tak kuat menyaksikan pemandangan menyayat hati itu,langsung beranjak pergi dari kantin.
Donghae masuk ke kelas dengan lesu dan muka ditekuk.

Donghae’s POV

Ukh.. anak itu,baru sehari saja dia masuk,sudah mencuri perhatian Haejin.
Padahal hari ini aku sudah bertekad untuk mendekati Haejin.
Hah… apa artinya semua cewek yang mengelilingiku jika aku tak bisa menjadi teman Haejin?
Aku heran,dari semua cewe yang ada di sekolah ini,hanya dia yang tak pernah peduli.. bukan maksudku,. Hanya dia yang tak pernah berusaha mendekatiku.
Padahal…

“anak-anak cepat masuk kelas…” Teriak Jung songsaenim mengaburkan lamunanku.

Aku memasang kembali kacamata yang tadi sempat kulepas,.
Kulirik kea rah pintu masuk dan benar saja,Kyuhyun dan Haejin masuk dengan mesranya.

“brakk” tanpa aku sadari aku memukul meja cukup keras.

“donghae-ah… apa ada sesuatu?” Tanya songsaengnim

“ahh… aniyo songsaengnim,. Tadi.. ada serangga disini makanya ehng.. aku memukulnya,maaf membuat keributan” kataku membungkuk kemudian melirik ke arah Kyuhyun.

Rasanya ingin kumakan bocah itu saat ini.
Tapi..
Ingat donghae,jaga image.
Image mu tidak boleh buruk di hadapan Haejin,.. sabar.. sabar.
Aku duduk dan mengambil buku untuk pelajaran selanjutnya.
Lupakan mereka Hae,belum tentu mereka pacaran.
Haish…
Kenapa aku hanya mengingat mereka berdua?!!?

“LEE DONGHAE!!” ujar songsaengnim dengan nada yang sedikit meninggi.

Aku tersentak dari tempat dudukku,.
“ah..ah,.. iya songsaenim?wae?”

“kau melamun sepanjang mata pelajaranku,.. cepat kerjakan soal latihan 12 pada halaman 97” perintah Jung songsaengnim cepat.

“baik..” aku bangkit dari tempat dudukku dan mengerjakan soal itu di papan tulis.

Yah.. matematika,.. mungkin aku bisa dibilang anak paling pintar di sekolah ini.
Tapi.. tidak untuk mata pelajaran yang satu ini.
Tidak buruk-buruk amat sih.

“sudah pak…” kataku sambil menyerahkan spidol kembali ke tangan guru.

“yah.. seperti biasa,hasil kerjamu selalu bagus.. lain kali jangan melamun lagi”

Aku tersenyum puas lalu mengangguk.
Tiba-tiba,ada suara ketukan meja.

“Pak,. Bagaimana kalau metodenya diganti?” kata orang yang mengetuk meja itu.

Aku menoleh cepat,.
Bocah itu,apa-apaan sih dia?

“yah.. memang yang dikerjakan Donghae-ssi sangat tepat dan akurat,tapi menurutku cara yang digunakannya terlalu panjang dan mungkin agak sedikit sulit dimengerti anak-anak yang lain..” jelas Kyuhyun panjang lebar.

“kalau begitu,bisa kau jelaskan cara yang lebih singkat dan mudah dipahami?” kataku setengah menantangnya.

TBC

hehehe, kembali lagi buat yang baca gomawo, apalagi yang udah mau komen... untuk Carin, gomawo ya sekali lagi hehehe, memang nikmat jadi Haejin, hahahaha

Can It Be Love Part 2



Can It Be Love Part 2


Februari 2007
Kata Eomma penjualan ponsel meningkat pesat semenjak Super Junior yang menjadi bintang iklannya. Produk-produk ponsel terbaru kemudian memakai formasi Super Junior yang baru, yakni tiga belas orang, karena member mereka bertambah satu, si maknae Kyuhyun.
Aku kembali menangani CF mereka, kali ini konsep mereka bad boy banget. Sedikit gothic, dengan dominasi hitam di wajah mereka. Aku puas dengan hasil iklan yang kubuat. Meski belakangan aku juga sempet kelimpungan karena tugas kuliahku yang membludak. Leeteuk Oppa, Donghae, dan Kibum yang paling rajin sms dan menanyakan keadaanku, sudah makan atau belum, dan sering kali menyuruhku untuk istirahat jika aku terlalu capek kerja.
”Hei! Aku kangen padamu nih… kita semua sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu, Dongseng?” tanya Teukie Oppa.
Aku yang sedang jam istirahat di sela-sela kuliah menjawab. ”Aku sehat, Oppa… hanya sibuk kuliah. Tugasku banyak sekali, jadi promo ponsel ini aku tidak bisa bertemu kalian.”
”Ah, sayang sekali! Kami semua merindukanmu… apalagi aku.”
”Ah, kau sih rindu pada semua gadis, Oppa!”
Dan Teukie ngakak dengan suara tawa khasnya itu. ”Belakangan ini jarang ada gadis di dekatku, Haejin-ah. Kalau begitu nanti kalau kau sudah tidak sibuk kabari aku ya, kita jalan-jalan. Promo album sudah hampir selesai nih.”
”Oke, Oppa…”
”Dadaaaah…”
Hingga akhirnya Kibum rupanya menyadari perasaanku kepada Donghae. Karena di setiap waktu syuting, atau promo, aku dan Donghae sering sekali duduk berdua tanpa mengatakan sepatah kata pun. Aku grogi mau memulai obrolan, sementara entah kenapa Donghae sepertinya nyaman saja hanya dengan duduk tanpa berbicara. Aku mungkin GR, tapi aku rasa Donghae memang memiliki perasaan kepada diriku. Itu hanya lewat sms ia tunjukkan.

From : fishy
Haejin-ah adillah sedikit, Super Junior ada 13 orang sekarang! Jangan selalu menelepon atau meng-sms kibum dan teukie hyung saja dong.

From : fishy
Haejin-ah, kau bilang Heejin suka Yesung Hyung, Haerim suka pada si maknae Kyu, dan Heenim suka padaku. Kalau kau? Kau sama sekali tidak pernah bilang siapa member super junior favoritmu, bahkan kau tidak pernah bilang suka pada Super Junior. Aku kan mau juga kau mengidolai kami… jebal! Jangan-jangan kau malah tidak tahu lagu kami, ya? Ayo jawab aku…
Ya pada akhirnya aku memang mengakui perasaanku kepada Kibum, dan Kibum sangat mendukungku. Dia selalu berkata, Hyungnya yang satu itu polos-polos bodoh kalau soal asmara. Dia jarang naksir cewek, kata Kibum, soalnya dulu pernah patah hati. Tapi, Kibum yakin kalau aku bisa mendapatkan hati Donghae, soalnya Donghae juga memberi perhatian kepadaku. Tapi, Kibum juga selalu bilang kalau aku tidak boleh memperlihatkan rasa sukaku terlalu gamblang, karena bagaimanapun aku adalah seorang yeoja.
Kibum malah seperti seorang kakak bagiku, dibanding Leeteuk. Kelakuan Leeteuk malah lebih seperti adikku, sementara Kibum lebih seperti kakakku. Leeteuk suka minta diperhatikan, minta dipeluk, dicium pipinya. Kalau sudah begitu, biasanya Eunhyuk yang paling sewot menjawab kalau yang lain juga mau dipeluk sama aku. Rasanya aku benar-benar menjadi bagian dari keluarga mereka.
Tapi, aku tidak menemukan titik terang hubunganku dengan Donghae. Donghae tidak pula maju untuk memastikan perasaannya kepada diriku, aku jadi ragu kalau dia juga memiliki perasaan yang sama kepadaku, meski Kibum terus menyemangati dan meyakinkanku. Lambat laun, Donghae seperti menjauh. Aku pun sibuk dengan kuliahnya, dan mengurus iklan lain yang modelnya bukan Super Junior. Komunikasi dengan Donghae pun ikut putus, entah kenapa. Meski sedih, aku hanya mencoba memakluminya. Masuk tahun 2008, Kibum sibuk dengan aktingnya, dan tidak bisa menemaniku lagi, hanya lewat sms kami berkomunikasi, dan itu pun menjadi jarang.
Tinggal Leeteuk yang tersisa masih menjadi temannya. Tapi, perasaannya pada Donghae masih belum berubah. Namun, semua perasaan harus aku kubur dalam-dalam, ketika foto-foto Donghae berciuman dengan Jessica member SNSD tersebar. Itu cukup menyakiti hatiku. Donghae tidak pernah menyukaiku, dan aku memutuskan melupakannya. Tapi, melupakannya lebih sulit daripada yang kubayangkan. Lebih baik aku benar-benar mencoba melupakannya. Bahkan ketika foto itu beredar, aku memutuskan tidak mau berhubungan dengan Super Junior lagi.
End Of Flashback.

Jadi sekarang beginilah aku, sekarang tahun 2010. Usiaku sudah dua puluh empat, lagi-lagi aku memakai umur internasional. Aku benci umur Korea, karena aku lebih tua satu tahun berarti. Aku sudah lulus kuliah, dan sekarang aku benar-benar sudah menjadi Direktur Pemasaran di Anycall, perusahaan ponsel milik keluargaku. Teman-teman selebritiku? Banyak, bukan cuma Super Junior lagi. Memang Super Junior adalah teman selebritiku yang pertama.
Aku dan Kibum masih dekat. Setelah menolak berhubungan dengan Super Junior lagi, nampaknya cuma Kibum yang mengerti kenapa. Kibum meneleponku dan menenangkanku ketika aku ambruk saat melihat foto itu, Kibum berusaha meyakinkanku dengan segala cara, dan aku memang sangat menyayanginya sebagai sahabat, jadi aku tidak bisa putus kontak dengannya. Berbeda dengan dengan Leeteuk Oppa yang nampaknya cukup kaget dengan perubahan sikapku.
Aku mengganti nomorku, dan menolak semua jadwal yang mengikutsertakanku dalam acara dimana Super Junior jadi bintang iklan Anycall. Aku fokus dengan iklan Anycall Bodyguard yang dibintangi oleh Kim Bum dan Kim So Eun, hingga tidak menangani yang Super Junior M.

End Of Haejin’s POV.
Super Junior M hari ini mengadakan syuting untuk pembuatan iklan Anycall Volcano. Dan mereka berharap sekali bertemu Haejin disini.
”Haejin-ssi tidak ada?” tanya Hankyung kepada salah seorang staff dari Anycall, Staff itu menggeleng.
”Sasangnim menangani proyek Anycall Bodyguard, tadinya seharusnya Sasangnim menangani Anycall Volcano, namun Sasangnim menolak. Sasangnim memilih menangani yang Bodyguard.”
”Mwo?! Menolak?”
”Ne,” jawab staff itu.
”Kenapa menolak?” tanya Siwon heran.
Staff itu menggeleng lagi. ”Kurang tahu, Siwon-ssi. Pokoknya Sasangnim begitu mendapat jadwal, langsung minta dirubah lagi. Dia bilang dia mau menangani yang Bodyguard saja.”
Donghae terdiam, kemudian bertanya. ”Tunggu, kau tadi memanggil Haejin apa? Sasangnim?”
”Ah, ne… Donghae-ssi, beliau sudah diangkat menjadi Direktur Pemasaran.” Jawab staff itu.

Donghae’s POV, 2007 Flashback
”Aku suka padanya.”
”Hah? Suka pada siapa?” tanya Eunhyuk heran. ”Hyung beneran mabuk nih kayaknya…”
”Aniyo, aniyo… aku suka padanya!”
Aku geleng-geleng. Teukie Hyung nampaknya memang sudah mabuk, iyalah dia minum Soju banyak banget. Cuma bersamaku dan Eunhyuk, kami berdua nggak ada yang minum, Teukie Hyung lagi agak stress, tapi aku nggak tau dia stress kenapa. Pokoknya dia ngajak minum, ya udah kami temani, tapi begitu mabuk, dia malah curcol. Tapi nggak apa-apa deh, yang penting perasaan Hyungku ini lega.
”Ya sudah, ceritakanlah, Hyung… apa yang membuatmu susah, apa yang membuatmua sedih, Hyung?” tanya Eunhyuk lagi.
”Aku menyukainya, Eunhyuk-ah, Donghae-ah…”
”Ya, Hyung menyukai siapa?” tanyaku heran.
”Gadis itu! Gadis itu sangat mencuri perhatianku, tapi sepertinya dia tidak balas menyukaiku! Sudah itu dia dekat denganku, nyaman dalam pelukanku, tapi dia tidak tahu, dia pura-pura tidak mengenali hatiku! Dia nyaman saja bersamaku, padahal aku sudah mau meledak! Dia gantungkan harapanku, tapi dia bisa sekejap begitu saja melemparku jatuh…”
Aku dan Eunhyuk saling pandang.
”Hyung, siapa gadis itu? Kenapa dia bisa membuatmu sampai seperti ini? Memangnya dia siapa?”
”Dia entah tahu entah tidak hatiku! Aku mencoba memberinya perhatian, tapi dia bersikap sama pada pria lain! Kibum!”
”Kibum?!” tanya Eunhyuk kaget.
Perasaanku tidak enak. Kalau ini menyangkut Kibum, hanya ada satu perempuan yang muncul di kepalaku. Dan perempuan itu juga telah mencuri hatiku, dan membuatku panas dengan melihatnya selalu dekat dengan Kibum.
”Hyung, jangan bilang kalau gadis itu Haejin?” tanya Eunhyuk kaget. Tentu saja, Eunhyuk satu-satunya yang tahu perasaanku kepada Haejin. Ternyata Teukie Hyung juga menyukainya, dan dia yakin Kibum dan Haejin ada sesuatu. Itu membuatku makin yakin kalau memang mereka berdua ada hubungan spesial.
Tambah lagi Teukie Hyung ikut naksir Haejin, mulai saat itu aku berusaha menahan diriku untuk tidak terlalu berharap dan mendekati Haejin lagi. Mungkin memang Haejin memilih Kibum.
End Of Flashback.

Masih sulit dipercaya kalau semenjak tidak ada Kibum, Haejin selalu menolak kehadiran Super Junior. Aku tahu dia sudah lulus kuliah, dan sekarang benar-benar telah bekerja di Anycall, tapi dia benar-benar menolak kami. Bahkan jika diajak bertemu banyak saja alasannya. Tentu saja bukan aku yang mengajaknya bertemu, melainkan Teukie Hyung.
Haejin-ah, bogoshiposo…
End Of Donghae’s POV.

”Onnie!”
”Apa, Haerim?”
”Onnie kau dimana?”
”Onnie di lokasi pemotretan, kenapa?”
”Onnie jadinya nanganin siapa, Suju M atau BBF?”
”BBF, kenapa?”
Suara Haerim jadi mendengus. ”Onnie, kau ini! Onnie, aku mau cerita… ini soal Kyuhyun Oppa!”
”Kenapa dia?”
”Onnie sih, tidak menangani yang Suju M, coba kalau iya! Nanti aku ceritakan, Onnie cepet pulang ya! Arasseo?”
”Ne, ne, arasseo… dongseng sopan!”
”Bye, Onnie!”
Haejin pun kembali ke kantor setelah pengambilan gambar untuk iklan Anycall Bodyguard selesai. Begitu sampai di ruangannya, sekertarisnya langsung saja menghubunginya dan berkata bahwa Appanya menunggunya di ruangannya. Haejin langsung ke ruangan Appanya.
”Haejin-ah…”
”Appa… kenapa Appa? Ada perlu denganku?” tanya Haejin sambil duduk di kursi.
”Ne, oh ya… bagaimana syuting iklannya? Berhasil dengan baikkah?” tanya Appanya semangat.
Haejin mengangguk. ”Pokoknya beres deh, Appa. Kim Bum dan Kim So Eun belakangan ini memang lagi panas-panasnya di gosipin Appa, itu membuat konsep produk kita bisa dilihat pasaran.”
”Kalau Super Junior M?”
”Aku tidak menangani yang itu, Appa…”
”Ah begitu. Oh ya, sebetulnya ada yang ingin Appa bicarakan kepadamu. Eomma sudah bicarakan hal ini kepada Heejin, Haerim, dan Heenim, jadi tinggal kepadamu kami belum membicarakannya.”
Haejin mengangguk. ”Ada apa, Appa?”
”Begini, relasi bisnis Appa, mempunyai seorang anak laki-laki. Kata relasi anak bisnis Appa itu, dia suka padamu, jadi kami mengatur pertemuan agar kau dan dia bisa bertemu.”
Haejin mencerna maksud Appanya. ”Maksud Appa?”
”Haejin-ah…” tiba-tiba Appanya menggaruk kepala. ”Kau tahu tidak kalau Appa dan Eomma sangat cemas, usiamu sudah dua puluh lima tahun, dan kau belum punya pacar dari kau lahir. Itu membuat kami khawatir, tahu.”
”Jadi Appa dan Eomma mau menjodohkanku begitu?”
”Bukan menjodohkan, tapi mencomblangi!”
”Appa…” rengek Haejin. ”Ini sudah zaman milenium, Appa! Aku tidak mau ada jodoh-jodohan!”
Appa geleng-geleng. ”Haejin-ah, anakku sayang! Seharusnya dulu waktu kau mau masuk Anycall, Appa dan Eomma tidak usah mengizinkanmu. Kau jadi wanita yang workaholic! Itulah kenapa Appa dan Eomma jadi mau menjodohkanmu! Lagipula kau tidak usah takut, dia tampan kok!”
”Bukannya itu… aku tidak kenal dengannya, Appa!”
”Kata siapa kau tidak kenal dengannya?”
”Lalu memang ada yang bilang aku kenal dengannya?”
”Ini Appa baru mau bilang! Dia anggota Super Junior, jadi kau harus menerima ya… Super Junior kan semuanya tampan!”
Aku justru shock mendengarnya? Aku dijodohkan dengan seorang member Super Junior? Siapa?

yak pada tau kan Haejin dijodohin sama siapa??? hehehe iyalah tau... trus kira-kira gimana reaksi Haejin begitu tau calonnya?

Sunday, May 30, 2010

Can It Belove




Yeorobun, annyeong... maaf hiatus...
hehehehe...
masih nungguin Yu-Won kah? mianhae, FF masih terus aku bikin, cuma ide-ide FF lain bermunculan begitu saja, jadi aku kerjain yang lain dulu...
yang jelas Yu-Won akan aku terusin... aku udah lanjutin sempe sepuluh halaman, tapi belum tau mau aku cut dimana, makanya belum aku publish2...
oh iya sebagai gantinya, aku publish ff dulu...
tentang Donghae... horeeee... i'm a fishy wife... hohoho...
jadi tokoh Haejin ini adalah nakor aku, hehehe... tetep dibaca ya...
Super-Generation akan segera terbit, tungguin aja...



Can It Be Love




Keluarga Lee adalah keluarga yang cukup berada, pasangan Lee Youngwoon dan Lee Dahae awalnya merintis perusahaan mereka dengan tertatith-tatih, namun pada akhirnya berhasil menjadikan perusahaan ponsel milik pasangan suami istri itu mendunia, dan sekarang sedang digilai oleh kaum remaja. Pasangan ini memiliki empat orang putri.
Lee Haejin, Lee Heejin, Lee Haerim, Lee Heenim. Keempatnya cantik, agak-agak mungil, dan yang pasti kompak. Haejin sudah bekerja diperusahaannya, Heejin kuliah tingkat akhir, Haerim tingkat awal, dan Heenim masih SMA kelas XII. Masalah muncul begitu kedua orang tua mereka memutuskan untuk menjodohkan mereka berempat dengan brand ambassador perusahaan mereka.
Pemilihan keempat namja itu sebagai jodoh anak-anak keluarga Lee bukan karena alasan. Keempatnya selain aktor, penyanyi, ataupun model, adalah anak dari pengusaha-pengusaha relasi keluarga Lee. Pertama, Park Jungsoo, yang akan dijodoh-kan dengan Haejin, yang keluarganya mempunyai hotel dan vila terkenal diseantero Korea Selatan. Kedua, Kim Jongwoon, akan dijodohkan dengan Heejin, keluarganya memiliki perkebunan anggur di Barcelona. Ketiga, Cho Kyuhyun, keluarganya mempunyai perusahaan entertainment yang cukup bergengsi dan berbasis Amerika Serikat, bukan cuma Korea, dia akan dijodohkan dengan Haerim. Dan terakhir, Lee Donghae, yang keluarganya mempunyai perushaan makanan terkenal, berikut restoran mewah.
Keempat pria itu saling mengenal! Ya iyalah, bagaimana mereka tidak saling mengenal jika mereka berempat satu profesi. Penyanyi, merangkap aktor dan model top di Korea Selatan. Jika Heejin dan Haerim bisa menerima perjodohan mereka dengan Jongwoon dan Kyuhyun, lain cerita dengan si sulung dan si bungsu. Mungkin Heenim bisa menerima Donghae, tapi tidak dengan Donghae. Juga, mungkin Jungsoo bisa menerima Haejin, tapi tidak dengan Haejin. Parahnya, Haejin justru mencintai tunangan adiknya, dan tunangan adiknya itu pun mencintainya.
Haejin tau betul, adiknya sangat menyukai Donghae. Bahkan ketika Donghae baru awal-awal debut, dan langsung jadi model ponsel di keluarga mereka, Heenim sudah sangat menyukai Donghae, tapi meski Haejin tidak berkata apa-apa, dia juga menyukai Donghae sebetulnya. Namun, karena menghormati perasaan adiknya, dia hanya diam saja. Lambat laun, perasaan diantara keduanya semakin menguat dan menguat.

Desember 2006
Haejin menghela napasnya dalam-dalam, memeriksa penampilannya. Kemudian setelah merasa oke, dia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju ruang kerja ibunya. Ibunya sedang duduk di belakang mejanya, dan memeriksa laptopnya dengan teliti.
”Eomma, bagaimana aku?”
Eomma mendongak, dan tersenyum skeptis. ”Kau sudah cantik, Haejin-ah! Ih, dasar anak perempuan, dandan melulu!”
”Ini kan hari pertama aku bekerja, Eomma. Lalu aku akan ketemu dengan apa namanya itu Eomma?”
”Brand Ambassador!”
”Iya, brand ambassador! Bikin kontrak kerja, terus bikin jadwal syuting CF… terus…”
”Haejin-ah! Udah jangan gugup gitu dong, Eomma jadi ikut gugup nanti…” tegur Eommanya. ”Kau sudah perfek, Sayang. Jadi, nggak usah takut, ya… kau kan masih baru, lagipula ada Eomma, kok.”
Haejin mengangguk. ”Gomawo, Eomma. Oh iya, Eomma, katamu brand ambassador-nya kali ini cowok, ya? Siapa?”
”Hihihi…” Eommanya mengikik. ”Cowok ganteng deh pokoknya, kamu nggak akan nyesel dia jadi brand ambassador kita!”
”Ya ampun, Eomma… Eomma kan udah punya Appa!”
”Ara ara… boleh dong Eomma lirik-lirik yang muda,” Eomma tertawa lagi. ”Aaah, pokoknya, mereka tampan!”
Kalau di kartun-kartun, sudah ada biji keringat di dahi Haejin. ”Eomma…” Haejin geleng-geleng. Kemudian pintu ruangan ibunya diketuk, dan setelah dipersilakan masuklah sekertaris Eommanya.
”Sasangnim, mereka sudah tiba.” Sekertaris itu mengangguk.
”Baik, suruh mereka langsung ke ruang rapat, aku akan langsung kesana…” Eomma-nya langsung bersiap-siap. Haejin juga langsung mengambil tasnya.
Eommanya kemudian mengecek dandanannya juga, dan menghampiri Haejin. ”Nak, lain kali pakai sepatu tinggi dong! Biar keliatan tinggi… selebihnya kamu sudah cantik, sayang…”
”Ne, ne, arraseo…”
”Kajja…” Eommanya dengan centil menarik tangan Haejin.

Di dalam ruang rapat
Duduk sekumpulan pria tampan, dan seorang wanita yang baru saja masuk. ”Sasangnim akan segera sampai.”
Kemudian pintu di ketuk, dan masuklah tiga orang. Satu wanita adalah sekertaris, dan di belakangnya adalah CEO perusahaan ponsel ini, dan dibelakangnya lagi. Seorang gadis dengan rambut bergelombang dan wajah oriental yang unik, terlihat masih sangat muda, menggandeng tangan sang CEO.
”Annyeonghasimnika. Silakan duduk, silakan, silakan…” Eomma mempersilakan pria-pria tampan itu duduk. Sementara Haejin duduk disisinya. ”Perkenalkan, ini anak saya, yang juga akan menangani proyek kita ini.”
”Lee Haejin-imnida.”
Semua membungkuk dalam ruangan itu.
”Jadi kalau begitu, masalah kontrak sudah selesai dibicarakan,” Eomma menutup jurnalnya dan memandang rombongan boyband pendatang baru itu. ”Untuk masalah pembuatan CF, berhubung sekarang aku sudah punya asisten,” Eomma menunjuk Haejin. ”Haejin, yang akan membantu mengerjakan CF ini… jadi, Manajer-ssi bisa mengontak Haejin dan segala sesuatunya akan diatur oleh Haejin. Kalau begitu, rapat saya akhiri, terima kasih semuanya…”
Setelah rapat selesai, Haejin dan Manajer Super Junior terlibat pembicaraan mengenai rapat untuk pembuatan CF, menunggu jadwal kosong bagi Super Junior, dan setelah itu Haejin menyalami seluruh anggota Super Junior, dan pamit langsung kembali ke ruang kerja Eommanya.
”Bagimana??? Tampan bukaaaaaaaaan?”
Haejin geleng-geleng.

Rapat Pembuatan CF, Haejin’s POV, still Flashback, 2006.

Hari ini rapat pertamaku. Setelah aku memutuskan bergabung di perusahaan Eomma dan Appa, sambil meneruskan kuliahku. Hihihi, biar deh, walaupun umurku baru dua puluh tahun. Tapi aku harus yakin dengan kemampuanku, dan untuk bekalku nanti. Oiya, kalian pasti heran kenapa Eomma dan Appa mempercayaiku untuk menangani CF perusahaan.
Aku pernah menjadi asisten sutradara di salah satu drama KBS, dan drama tersebut menjadi hit. Karena aku memang menyukai dunia ini, jadi sejak kecil aku terbiasa mengikuti syuting-syuting di perusahaan, dan di sekolah aku selalu menjadi sutradara dalam setiap drama musikal yang dibuat, maka kedua orang tuaku mempercayakan jabatan ini padaku, meski masih diawasi langsung oleh Eomma.
”Kalau begitu, Haejin-ssi, rapat berikutnya adalah besok pada jam makan malam, waktu dan tempat Haejin-ssi yang menentukan.” Kata Manajer Super Junior.
Haejin mengangguk. ”Ne, kamsahamnida atas waktunya.”
”Ne, sama-sama, Haejin-ssi. Kalau begitu, kami dari Super Junior bisa pamit sekarang kan? Karena masih ada yang jadwal yang harus kami hadiri.” Lanjut Manajer tersebut.
”Oh, keuroum…” Haejin membungkuk, dan dua belas member (belum ada Kyu waktu itu) membungkuk dan tersenyum kepadanya, melewatinya dan pergi dari kantor. Orang yang paling belakang, tersenyum menatap Haejin saat melewatinya. Sesaat dada Haejin berdetak.
Wow! Harus Haejin aku, pria tadi sangat tampan, dan senyum serta matanya memikat.

Esoknya
”Eomma, kalau Eomma biasanya rapat dengan model dimana?” tanya Haejin pagi-pagi ketika sudah tiba di kantor.
Eomma menggumam. ”Tergantung situasi dan mood Eomma.”
”Dih, bisa begitu?” Haejin geleng-geleng. ”Ayo dong, Eomma… ini kan rapat pertamaku, kalau gagal Eomma yang malu, lho!”
Lee Dahae tertawa melihat ucapan polos putri sulungnya itu. ”Ne, ne… kau rapat jam berapa memang?”
”Super Junior cuma bisa pada saat makan malam.”
”Kalau begitu carilah restoran, booking dari sekarang, dan kabarkan kepada Manajer Super Junior!” begitu saran Eomma.
Haejin mengangguk. ”Lalu di restoran mana sebaiknya?”
”Yang privasinya baik, karena malam ini kalian akan membicarakan konsep iklan, dan itu rapatnya akan agak lama! Kau handle sendiri, ya… Heenim besok mau ulangan umum, Eomma harus menemaninya belajar, oke?”
”Oke!”
Haejin kemudian memesan salah satu restoran Jepang langganan Appa-nya, karena Appanya cukup gembul, dan suka makan. Kemudian Haejin langsung mengontak Manajer Super Junior untuk memberitahu kalau mereka akan rapat di restoran.

Malamnya
Haejin sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bajunya pun sudah berganti dengan baju semi-resmi yang stylish, karena rapat kali ini juga akan gak terlalu resmi, karena akan membahas konsep CF ponsel untuk Super Junior yang baru. Haejin dengan dua orang asisten, dari kantor sudah sampai ke restoran itu.
Lima menit mereka menunggu, Super Junior beserta manajer pun datang dan segera memenuhi ruangan yang memang sudah di reservasi khusus untuk mereka.
”Annyeonghaseyo, Haejin-ssi…”
Haejin berdiri dan membungkuk, lalu menyalami para member satu persatu, kemudian setelah semua memesan makanan. Rapat dimulai sambil menunggu pesanan makanan. Ada beberapa konsep yang ditawarkan perusahaan kepada Super Junior, kemudian dari Super Junior memilih konsep mana yang kira-kira pas dengan image mereka dan image ponsel tersebut.
Super Junior ternyata sangat excited dengan iklan ponsel perdana mereka. Maka, mereka mengeluarkan pendapat-pendapat mereka, bahkan ketika makanan sudah tersaji, mereka masih asyik membicarakan bagaimana syuting CF ponsel mereka akan dilakukan.
Haejin pamit sebentar ke kamar mandi, ketika dia keluar dari kamar mandi, dan mencuci tangannya di wastafel, dia melihat salah seorang anggota Super Junior juga sedang mencuci tangannya.
”Ah, Haejin-ssi…”
”Hei… aku tidak melihatmu kesini,” kata Haejin sambil menyalakan kran wastafel di sebelah cowok bermata memikat itu. Haejin menahan senyum terus.
”Iya, aku mencuci tangan setelah Haejin-ssi ke kamar mandi…” jawabnya dengan senyum manisnya. Aaah, matanya ikut tersenyum, Haejin memalingkan wajahnya dan buru-buru mencuci muka.
Jantung Haejin berdetak cepat, begitu melirik dari kaca, wajah cowok tampan itu sedang mencuci tangannya, dengan sesekali menggerakan kepalanya, membuat wajah tampannya terlihat. Aduuuh, mikir apa aku? Haejin mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri, sampai cowok itu menoleh.
”Haejin-ssi, gwenchana? Pusing, ya?” tanyanya cemas.
”Aniyo…” Haejin menggelengkan kepalanya. Iya pusing, pusing karena kehadiranmu, batin Haejin. ”Suka senut-senut dikit aja, tapi nanti juga mendingan, kok…”
”Jeongmal?”
”Ne.” Haejin membungkuk.
”Haejin-ssi, kau pasti sangat sibuk ya…” katanya masih terlihat khawatir dengan keadaan Haejin.
Haejin menggeleng. ”Tidak kok, ini pekerjaan pertamaku membuat iklan. Sebelumnya aku pernah menjadi asisten sutradara di drama KBS.”
”Aaaah, kalau begitu Haejin-ssi pasti lulusan ilmu periklanan atau penyutradaraan?” tanyanya. Dia terlihat penasaran.
”Aniyo, aku memang mengambil Periklanan, tapi aku belum lulus, aku baru tingkat dua, kok. Tapi aku memerlukan banyak pengalaman untuk terus mengasah kemampu-anku, maka aku minta pada Eomma untuk diperbolehkan bekerja di perusahaan, karena di drama KBS itu hasil kerjaku sendiri, Eomma dan Appa percaya padaku, dan meski belum lulus aku boleh bekerja.”
Cowok tampan di hadapan Haejin tampak terkesima, dia mengangguk-angguk dengan sangat kagum. ”Kalau kau tidak keberatan, Haejin-ssi, boleh aku tahu berapa usiamu?”
”Hihihi, tak apa… usiaku, dua puluh.”
”Jeongmal? Dua puluh?”
”Umur Internasional, kalau umur Korea ya dua puluh satu. Aku kelahiran tahun 1986, hehehehe… aku lebih suka memakai umur Internasionalku.” Jawab Haejin jujur sekali.
”Kalau begitu kita seumuran.” Kata cowok itu tersenyum.
”Oh, jeongmal?!” Haejin nampak terperangah. ”Wah, kalau begitu aku punya teman di Super Junior.”
Dia tersenyum, dan hati Haejin berdetak-detak lagi. Ya Tuhan, tampan sekali manusia di hadapanku ini. Sudah tampan, matanya indah, dan bicaranya lembut serta sopan. Kenapa selama dua puluh tahun aku hidup, aku baru menemukan pria yang seperti ini satu kali?
”Haejin-ssi, kenapa melamun?”
”Ah, aniyo…” Haejin buru-buru memalingkan wajahnya. Kenapa aku tidak bisa berhenti tidak bertingkah bodoh dihadapannya?
”Ayo, Haejin-ssi, kita kembali.” Haejin mengangguk dan kembali ke ruang makan mereka, dan melanjutkan makan malam mereka. Seusai makan malam, Haejin langsung pulang ke rumah.
Di rumahnya, kedua adiknya, Heejin dan Haerim sedang duduk di hadapan televisi menonton sebuah acara, dimana Super Junior bintang tamunya. Begitu melihat Haejin masuk, keduanya langsung berteriak heboh.
”Onnie! Onnie beneran dinner sama Super Junior?!” tanya Heejin.
”Onnie, jebal, jebal… ceritakan! Ada siapa saja disana? Onnie…” Haerim ikut-ikutan menarik Haejin.
Haejin mengangguk. ”Iya, iya… beneran.” Kemudian dilihat kedua wajah adiknya berbinar-binar. ”Kenapa memangnya? Kalian suka ya sama Super Junior?” tanya Haejin sambil tersenyum.
”Iya, Onnie… sukaaaaaaaaa banget!”
”Onnie, aku mau ketemu sama merekaaaa… Onnie curang! Onnie curang!”
”Yah, Onnie kan cuma bekerja… kebetulan, Eomma sama Appa, mau mereka yang jadi bintang iklan ponsel terbaru perusahaan kita.” Jelas Haejin mengelus kepala adik-adiknya.
Heejin menatap Haejin. ”Onnie, Onnie memangnya tidak suka pada Super Junior? Coba lihat mereka, lucu-lucu, tampan-tampan… kan? Onnie kan masih remaja juga, masa Onnie nggak suka sih sama mereka?”
”He he he, nggak tuh biasa saja…”
”Ah, Onnie payah! Umur Onnie kan seumuran sama Eunhyuk, Siwon, Donghae. Trus Onnie lebih tua dari Ryeowook dan Kibum.”
”Justru itu makanya aku tidak suka pada mereka!” kilah Haejin, kemudian dia teringat satu hal. ”Eh, tunggu dulu! Tadi katamu, siapa saja yang seumuran denganku tadi?”
”Oh, Eunhyuk, Siwon, dan Donghae!”
”Ah…” Haejin mengangguk-angguk. Bodohnya, dia naksir anak Super Junior yang seumuran dengannya, dan lupa bertanya siapa namanya. Maklum dong, Super Junior kan dua belas orang, mana mungkin dia hapal satu persatu hanya dalam dua kali pertemuan.
Haejin cuma kenal Leeteuk dan Kangin, karena mereka berdua yang paling bawel dan yang paling heboh. Dan satu lagi, cowok yang membuat hatinya berdebar-debar ketka dia menatapnya. Cowok yang wajahnya tampan, bermata indah, dan tutur katanya lembut. Orangnya adalah diantara Eunhyuk, Donghae, dan Siwon. Tapi yang mana yang dia sukai.
Kemudian keluar adiknya yang paling kecil. ”Woah! Capek aku belajar… aish! Super Junior! Onnie!” teriaknya. ”Kenapa aku tidak diberitahu kalau ada Super Junior di televisi?”
”Karena kau tadi lagi belajar…” jawab Eomma sambil ikut keluar dari kamar Heenim. ”Halo, Haejin-ah… bagaimana rapatnya?”
”Lancar, Eomma…”
”Onnie rapat dengan Super Junior?” tanya Heenim, lalu menoleh pada Eomma. ”Eomma! Kami kan anak Eomma, dan bintang iklan perusahaan kita Super Junior. Pertemukanlah kami dengan Super Junior, Eomma! Aku mau bertemu Donghae Oppa, Donghae Oppa, Donghae Oppa…”
Heejin terkikik. ”Aku mau bertemu dengan Sungmin Oppa!”
”Aku dengan Kibum Oppa!”
Haejin bingung sendiri. ”Kalian kok bisa hapal sih nama-nama mereka? Aku cuma tau Leeteuk dan Kangin, lho!”
”Ah, Onnie payah! Kenapa harus Onnie yang nggak tau apa-apa sama Super Junior ini yang malah bertemu dengan Super Junior duluan?!” keluh Heenim. ”Eomma, pokoknya aku mau bertemu Super Junior!”
”Iya, iya… nanti kalau peluncuran produk kalian pasti Eomma ajak!”
”HOREEEE…”
”DONGHAE OPPA!” jerit Heenim langsung ketika melihat ke televisi. Haejin ikut menoleh.
”Heenim-ah, itu yang namanya Donghae?”
”Ne, Onnie…”
Ah, jadi pria yang telah berhasil mencuri hatiku dan membuat aku menjadi orang seperti kehilangan pikiran itu, Donghae? Haejin tersenyum sendiri, kemudian pergi naik ke kamarnya.

Lokasi Syuting CF
Haejin dengan pakaian kasualnya bersama beberapa kru dari perusahaan dan tim produksi sudah tiba di lokasi. Sementara Super Junior baru sejam lalu selesai manggung di salah satu stasiun televisi, maka kemungkinan Super Junior akan tiba dilokasi sedikit terlambat.
Akhirnya setengah jam kemudian Super Junior tiba menggunakan minibus. Dua belas orang itu langsung di make up, dan diberi pengarahan oleh sutradara, sementara Haejin hanya mengawasi. Setelah diberi pengarahan, sambil menunggu waktu syuting, mereka mulai mengoperasikan ponsel yang diberikan kepada mereka, agar mereka dapat mengerti ketika mulai take.
Haejin berbincang sebentar dengan sutradara mengenai adegan di CF tersebut, setelah selesai berbincang, ponsel Haejin bergetar.

From : nae heejin <3
Onnie, mintain tanda tangan mereka dong! Kalo bisa foto mereka juga ya, Onnie… jebal, jebal! Nanti sampe rumah aku pijitin. Kalo onnie mau minta nomor hape mereka, aku juga dengan senang hati menerima lho. <3 onnie… hehehehe

Haejin tertawa membaca sms dari adiknya, dia yakin kalau ini juga suara hati Haerim dan Heenim. Ketika dia sedang asyik tertawa-tawa, seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
”Haejin-ssi…”
”Annyeonghaseyo…” Haejin langsung merasa dadanya berdebar, lagi. Dia mem-bungkuk dan menyapa Donghae.
”Annyeonghaseyo… ah, aku kecewa.” Katanya dengan eskpresi lucu.
”Waeyo?”
”Kau bilang kemarin kau mau berteman denganku, tapi hingga sekarang ini kau masih berbicara formal padaku.”
Haejin tersenyum. ”Jadi aku harus berbicara bahasa informal denganmu?” hati Haejin sudah senang sekali.
”Aku berharap aku bisa berteman denganmu. He he he… tidak banyak wanita seumuran denganku bisa bekerja sepertimu. Aku ingin sekali berbagi pengalaman, Haejin-ssi.”
”Kalau begitu berhentilah memakai embel-embel –ssi,” jawab Haejin. Dia mencoba untuk percaya diri. Padahal dalam hatinya dia sudah ingin meloncat-loncat kegirangan bukan main.
”Haejin-ah?”
”Gomawoyo, kau jadi temanku hari ini. Oh ya, adikku yang paling kecil adalah penggemar beratmu, Donghae-ah…”
”Jeongmal?” tanyanya antusias. ”Sampaikan terima kasihku padanya. Aku senang, memang adikmu ada berapa?”
”Adikku ada tiga, perempuan semua. Mereka bertiga penggemar Super Junior. Mereka iri padaku, aku bisa makan malam bareng kalian, tadi barusan adikku yang pertama sms, mewakili dua adiknya yang lain. Minta foto kalian dan tanda tangan kalian, he he he…”
Donghae tersenyum, ”Member pasti akan memberikannya. Dan untuk adikmu yang paling kecil, akan kuberikan khusus.”
Haejin tertawa. ”Gomawo sudah mau mengambulkan permintaan adik-adikku.” Lalu Donghae tersenyum sangat manis. Nyaris Haejin kehilangan kesadaran karena menahan napas, namun Haejin berpaling dan pura-pura berdiskusi lagi dengan sutradara.

Haejin’s POV
Aku bener-bener nggak pernah seperti ini. Tiap dia senyum, wajahku memanas! Aku harus buru-buru berpaling kalau tidak wajahku akan memerah di hadapannya. Dia sangat ramah, kalau berbicara juga sangat lembut. Syuting bagian pertama adalah dengan musik. Lagunya Miracle, lagu Super Junior. Kulihat Donghae pandai menari, tapi tetap aku berusaha mengendalikan diriku, dengan menyibukkan diriku, menghindari kontak mata dengannya.
Setelah pengambilan gambar sambil menari. Barulah kali ini pengambilan gambar dengan konsep seperti foto di majalah. Satu persatu member Super Junior difoto dengan memegang ponsel Anycall Miracle. Kali ini aku sendiri turun tangan untuk menentukan gaya mereka, bahkan kadang-kadang dengan SLR aku sendiri yang mengambil gambar mereka.
”Haejin-ssi, daebak!” komentar fotografer profesional yang melihat hasil jepretanku. ”Kau memang berbakat dalam bidang ini!”
Anak-anak Super Junior pun memuji hasil fotoku, dan ternyata mereka kaget begitu Donghae bilang usiaku baru dua puluh satu tahun, umur Korea. Mereka mengira aku sudah dewasa, ya setidaknya seumuran dengan Leeteuk lah. Tapi mereka bilang wajahku memang muda, namun karena pekerjaanku mereka mengira aku sudah dewasa. Syukurlah, kukira wajahku boros. He he he…
Sejak saat itu, mereka yang lebih tua daripada aku. Seperti Leeteuk, Heechul, Hankyung, Yesung, Kangin, dan Shindong minta dipanggil Oppa. Sedang yang seumuran denganku memanggilku tanpa embel-embel –ssi lagi, dan yang lebih muda daripada aku, seperti Ryeowook dan Kibum memanggilku Noona. Mereka berduabelas memberiku kertas dengan tanda tangan mereka, dan mereka berdua belas foto di ponselku untuk kuberikan kepada adik-adikku. Mereka juga meminta nomor ponselku dan mereka memberiku nomor ponsel mereka.
Aku jadi sering berkirim sms dengan mereka berdua belas. Bahkan inbox ponselku terisi dengan nama mereka semua. Tapi, jujur saja hanya ada tiga orang yang paling sering menghubungiku, meski semua juga rajin menghubungiku. Tiga orang yang paling dekat denganku adalah Leeteuk Oppa, Kibum, dan tentu saja Donghae. Aku senang dengan Leeteuk karena dia benar-benar seperti Oppa bagiku, sangat perhatian, bukan cuma denganku juga dengan adik-adikku.
Kibum sangat dewasa meski dia lebih muda setahun dariku. Dia sangat kalem, dan pendiam! Tapi kalau kami sudah berbincang di sms atau di chat YM, dia bisa menjadi pribadi hangat yang lucu, serta menghibur. Bahkan kalau aku sedang sangat sibuk dan merasa sangat terbebani dengan segala macam pekerjaan. Pokoknya, Kibum mengakui kalau bersama Haejin, dia bisa merasa lebih bebas. Karena Haejin memperlakukannya seperti seorang teman, bukan seperti artis.
Donghae, dia masih membuat hatiku bergetar setiap membaca semua sms yang masuk ke ponselnya. Aku selalu senang membaca pesan-pesan lucu yang sering dia kirimkan, yang dia akui mencontek dari Eunhyuk. Donghae itu juga puitis sekali, membuatku makin menyukainya tahap stadium lanjut.
Aku tidak pernah membicarakan perasaanku ini kepada siapa pun, aku menyimpan-nya dengan rapi di dalam hatiku, agar aku tidak terlalu berharap akan semua mimpi indah itu.

TBC
hahahaha, emang gak bakat nih nulis FF one shot, pasti ujung-ujungnya bakalan panjang, maaf ya everyone... aku memang napsu pengen jadi novelis sih... pokoknya tungguin aja lanjutannya ya... saranghae, buat yang mau baca gomawo, apalagi yg mau komen

Monday, May 10, 2010

Accidentally In Love Chapter 2 (Super-Generation Series)

Part 2

Begitu hasil rapat selesai, dan semua langsung pada pergi ke tempat tujuan masing-masing, dengan betenya Tiffany berdiri, dan ke balkon apartemen dorm Super Junior. Tidak ada yang memperhatikan ketika Tiffany yang moodnya jelek banget hari ini, keluar ke balkon.

Tiffany duduk di atas kursi santai yang terletak di balkon, memeluk kedua kaki dan lututnya, termenung menatap ke seberang gedung. Menghela napas bolak-balik, yang ada dipikirannya sekarang adalah pertanyaan KENAPA? Hanya itu, yang ada dipikiran Tiffany. Dulu, ketika SNSD debut, Donghae dengan senang hati menerima ’peran’ membuat skandal dengan Jessica, dan tadi, ketika dia ditawari buat skandal dengan Jessica, dia menolak, dan bilang demi nama baik Jessica, dan tadi ketika kami berdua yang ditawari, dia malah tidak mau! Sedangkan dulu dengan Jessica mau, walaupun keadaan berbeda, dia mau menghadapinya dengan Jessica, yang notabene bukan siapa-siapanya dia! Aku ini kan pacarnya, pikirnya sengit.

Sementara di dalam ruangan, Donghae muter-muter nyari Tiffany. Karena di ruangan sekarang cuma tinggal Hyoyeon dan Seohyun, maka Donghae bertanya pada keduanya. ”Tiffany mana?”

”Lho?” Hyoyeon nengok kanan-kiri. ”Tadi disini lho…”

Seohyun menoleh-noleh juga. ”Onnie tidak pergi kok, tadi waktu Sica Onnie ngajak Fany Onnie pergi jalan, dia bilang nggak mau. Tapi sekarang dia dimana, ya?”
Donghae menghela napas, tapi ketika dia ke dapur, dan melihat pintu balkon terbuka, feelingnya langsung mengatakan kalau Tiffany ada disitu. Donghae akhirnya pergi ke balkon, dan benar saja, Tiffany duduk sambil memeluk lututnya, diatas kursi malas, wajahnya murung.

Donghae menghampirinya pelan-pelan, bahkan ketika Donghae duduk di belakang-nya pun, Tiffany diam tidak bergeming. Wajah dinginnya menjadi semakin dingin ketika menatap ke depan. Donghae mengalungkan lengannya ke perut Tiffany, dan meletakkan kepalanya di bahu Tiffany, Tiffany diam saja. Donghae kemudian mencium pundak Tiffany yang terbuka karena memakai sleeve top. ”Hmm… aku dicuekin.” Katanya manja.

Tiffany diam saja.

”Jagiya…” panggil Donghae lagi.
”Hmm?” sahut Tiffany sekenanya.
Donghae langsung tahu ada yang tidak beres. ”Ada apa?”
”Tak ada apa-apa.” Sahut Tiffany dingin.
Donghae langsung membalik badan Tiffany, wajah Tiffany nampak sedikit murung. ”Bohong! Ada apa?”

”Gwenchana,” Tiffany mencoba melepaskan tangan Donghae, dan menghindari tatapan matanya, tapi apa daya Donghae jelas lebih kuat darinya. Tiffany terpaksa menatap mata Donghae yang khawatir. ”Apa?”

”Kau kenapa?”
”Kubilang gwenchana, tapi kau tidak percaya.”
”Siapa yang bisa percaya kalau kau bilang gwenchana, tapi wajahmu bilang uljima…”
Tiffany cemberut. Donghae mengangkat lembut dagunya, dan memaksa Tiffany kembali menatap wajahnya. ”Ada apa?”
”Menurutmu?”
”Aku tidak tahu, Jagiya…”

Tiffany memberengut. ”Aku tidak tahu apa maksudmu saat rapat tadi, dan itu membuatku kesal!” akhirnya dia mengatakan apa yang ingin dia katakan. Tapi, Donghae malah menatapnya bingung. Tiffany menghela napas. ”Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiranmu.”

”Tentang skandal 4jib?” tanya Donghae menaikkan alisnya.
Tiffany mengangguk. ”Aku mau membantumu, membantu Super Junior. Aku rela, aku mau mendampingimu melewati itu semua. Seperti Jessica dulu, Jessica mendampingimu…” ujar Tiffany lirih. ”Bahkan ketika Sunsangnim menawarkan pun… kau tetap dengan Jessica…”

”Ya Tuhan, Jagiya…” Donghae merengkuh Tiffany dalam pelukannya. ”Itu kan cuma skandal! Dan lagipula skandal aku dan Jessica itu kan sudah lama, kalian tahu sendiri ceritanya bagaimana.”

”Tapi kau mau menghadapinya, kau mendampinginya, dia mendampingimu… aku kan juga mau seperti itu.” Tiffany merepet. ”Padahal Sica kan bukan siapa-siapamu pada waktu itu…”

”Justru karna dia bukan siapa-siapa, Fany Honey…” Donghae melepaskan pelukan-nya. ”Aku tidak perlu memikirkan dia, kan? Dia tidak perlu kujaga, kalau kau yang maju… aku tidak akan bisa konsentrasi pada hal lain, karena akan selalu memikirkan-mu… aku tidak mau kau dihujat oleh siapa pun, memikirkannya saja sudah membuat-ku ingin marah. Apalagi nanti kalau kau dihujat demi aku…”

”Oppa tidak benar-benar tidak memikirkan Sica. Oppa tadi membelanya…”
”Tiffany…” Donghae menghela napas. ”Memangnya aku tidak punya perasaan apa? Meskipun Sica bukan siapa-siapa, kalau ada orang yang dihujat karena aku, kan aku jadi tidak enak juga.”
Tiffany masih cemberut.

”Dan lagi kalau kau seperti Taeyeon bagaimana?” tanya Donghae takut.
”Maksud Oppa?”
”Iya, Taeyeon kan sedih banget waktu Super Junior dan Eeteuk Hyung dihujat gara-gara pake kalung kembaran sama dia, dan malah mau jauhin Teukie Oppa?! Kalau kau begitu nanti, apa yang terjadi padaku?”
”Emang Oppa bakalan kenapa?”

”Tiffany, kau itu gimana sih? Aku tidak mau kehilangan kamu tau!”
Akhirnya Tiffany tersenyum, walau kecil. Donghae senyum, dan mencubit pipinya, ”Sudah gak kesal, kan?” Tiffany menggeleng, agak-agak cemberut tapi di campur senyum kecil.
”Masih kesal…”
”Jeongmal? Aigooo, apa yang harus kulakukan?” Donghae pura-pura berpikir. ”Aah…” lalu Donghae mencium bibir Tiffany singkat. ”Masih marah?”
”Eh?”
”Kalau masih aku cium lagi…”
”Gwenchana, aku sudah tidak marah…” wajah Tiffany memerah.

* * *

SBS Inkigayo, Minggu.
Hari ini, adalah hari perhelatan SBS Inkigayo, hari dimana Lee Soo Man meminta adegan skinship antara salah satu member Super Junior dengan salah satu member SNSD. Semua member kedua grup sudah tau siapa yang akan maju, yakni Eunhyuk dan Sooyoung. Berbeda dengan member lain yang justru tegang menghadapi hari ini, Eunhyuk dan Sooyoung malah cuek.

Mereka berdua memang sama-sama unik. Kalau pacaran lebih suka berduaan di kamar Eunhyuk, tapi jangan mikir yang macem-macem dulu. Mereka ngapain? Latihan dance. Beneran lho, mereka berdua sering latihan dance. Sooyoung belajar popping, dan Eunhyuk dengan senang hati mengajarinya. Kalau sedang tidak belajar dance, dua-duanya main catur. Aneh kan kelakuannya? Hahahaha, makanya Teukie dan Taeyeon gak panik kalau Eunhyuk dan Sooyoung udah masuk kamar, soalnya mereka juga malah bergeje ria.

Sekarang pun, SNSD dan Super Junior minta satu kamar ganti besar biar mereka bisa ngumpul untuk membicarakan ’cerita’ yang akan terjadi, Eunhyuk dan Sooyoung di pojokan malah cekikikan. Yang lain duduk keringat dingin, bahkan Tiffany dan Donghae tidak bermesraan.

”Krik krik krik…” Yesung menirukan suara jangkrik, saking sepinya ruangan. Akhirnya member lain pada tersenyum.

Pintu diketuk, staff SBS masuk, ”Super Junior, lima menit lagi…”

”Oke!” seluruh member Super Junior berdiri, bersiap-siap. Melemaskan otot-otot, dan stretching. Ini mau nyanyi, apa pada mau main bola? Tapi kemudian, mereka membentuk lingkaran dan tos ala Super Junior. Tak lupa, sebelum mereka keluar, mereka pamit dan meminta doa dari SNSD. Semua orang melengos begitu melihat pamitan non-verbalnya Donghae dan Tiffany. Memang dasar Donghae itu, manusia terromantis di Super Junior.

Sementara Super Junior tampil, SNSD ganti baju. Mereka didaulat nyanyi Run Devil Run dengan kostum baru. Make up sudah oke, mereka tinggal tunggu giliran mereka tampil, encore. Baju Sooyoung cukup mengundang kali ini, memang dia khusus pesan baju yang seperti ini untuk perform hari ini. Stylist SNSD yang tidak tahu kalau ada maksud lain, dengan senang hati menyiapkannya sesuai dengan yang Sooyoung inginkan. Padahal, Sooyoung pesan karena ada maksud lain.

Kostum yang di pakai Sooyoung adalah kostum yang mirip dengan kostum Run Devil Run Taeyeon dalam MV, selain yang seragam. Namun, bajunya benar-benar lebih pendek dibanding punya Taeyeon, sehingga perut indah Sooyoung benar-benar terlihat. Secara keseluruhan memang Sooyoung sangat cantik malam ini.

Tapi bukan berarti yang lain tidak lho, ya. Semua juga cantik, tapi karena malam ini Sooyoung yang akan jadi ’bintang’ maka yang lain nampak redup. Pintu diketuk, staff tadi datang lagi dan berkata. ”SNSD, lima menit lagi.”

Taeyeon memimpin doa, kemudian mereka tos bersama, dan bersama-sama keluar menuju areal belakang panggung. Super Junior sudah turun panggung dari sisi sebelah sana, jadi SNSD tidak bertemu dengan mereka, barulah ketika tirai ditutup, SNSD maju dan membentuk formasi. Mereka membawakan lagu Run Devil Run seperti biasa dengan ’garang’ karena lagu ini sangat-sangat galak. Beberapa saat sebelum lagu berakhir, Super Junior, juga beberapa pengisi acara lain seperti Afterschool, Shinee, dan Lee Hyeori muncul. Ketika lagu benar-benar habis, semua pengisi acara berkumpul bersama.

Wajah SNSD dan Super Junior agak-agak tegang, namun mereka berusaha menyem-bunyikan dengan baik, dan menunggu akting mereka selanjutnya. Ketika acara baru akan berakhir, Sooyoung langsung bersiap di posisinya, namun… suara riuh dari penonton sudah terdengar, Sooyoung mengalihkan pandangan pada Eunhyuk yang mengangkat bahu.

Pandangan semua orang sekarang tertuju pada satu titik di pojok panggung, dan seluruh member terperangah melihat dua orang yang berada di pojokan panggung. Yuri, Yuri sedang berpelukan, ah tidak, sedang didekap dengan sangat mesra oleh Siwon.

semuaaaaa, jangan pada heran ya, kenapa Yuri dan Siwonnya kok kayaknya dikit banget? karena mreka ceritanya awalnya nggak terlalu deket dan nggak ada tanda2 kedekatan, makanya gak terlalu kentara... pokoknya yg baca, kalo bisa komen, kritk, saran... masih To Be Continue, kalo bisa aku publish lagi, nanti pasti ku publish.

Saturday, May 8, 2010

Sinopsis Super-Generation "Yesung-Hyoyeon"




Hehehehe, i'm back... *ketawa geje ala Alvin and The Chipmunks*

lg giat2nya nulis Super-Generation, buat reader yang ngebaca, dan heran kalo ini untuk SM tapi kenapa Super-Generation terus, ya mohon maaf, karena memang draft2nya tentang Super-Generation dulu, tapi aku janji Cassie, Shawoll, dan f(x) mania bakalan dapetin cerita tentang mereka kok.

nah, dua foto di atas adalah foto uri Oppa, Yesung, dan uri onnie, Hyoyeon. yang satu voice of art, dan yang satu dancing queen. sebelum ngasih tau sinopsisnya, ada baiknya kalo kita bahas karakter-karakter asli mereka.

Yesung, seperti yang ELF dan para Kpop lovers tahu, dia itu suaranya bagus banget, tapi kelakuannya 'nggak banget' hahaha. jujur, aku aja waktu pertama kali nonton Super Junior dan ngeliat Yesung, yang aku pikir itu, kalo dia keren dan dingin. tapi begitu aku mulai nonton EHB, hilang semua imej itu! hahahaha...

Hyoyeon onnie, menurutku dia itu bener-bener cewek yang metamorfosisnya seperti kupu-kupu. jujur aja, dari jaman-jaman SNSD Into The New World sampe sekarang, baru di album Oh! dan Run Devil Run, Hyoyeon Onnie bener-bener bersinar... tapi kalo urusan dance-nya, dia dari dulu udah jago deh! cuma, kalo inget penampilan dia dulu, bener kayak kata Sooyoung di Intimate Note, kalo dia itu fashion terroristnya SNSD. tapi sekarang, Hyoyeon Onnie udh stylish kok...

nah, kalo sekarang kalian heran, kok bisa-bisanya Yesung sama Hyoyeon aku jodohin? hehehe, alasannya satu, mereka sama-sama dianggap agak2 aneh di grup mereka, meski Hyoyeon onnie gak seaneh Yesung oppa, hahahaha... anyway, cukup sampe disini aku ngoceh, mulai dengan sinopsisnya ya...

Cant Take My Eyes Off You

jadi ceritanya, di acara SBS Inkigayo, waktu Sooyoung-Eunhyuk harus bikin skinship, dalam acara tersebut selain Super Junior dan SNSD, dateng juga Afterschool dan Shinee. disitu, meski nggak kentara, Yesung kenalan dengan salah satu member Afterschool yang namanya paling kesohor, UEE, atau Yooyi. sejak saat itu, sepertinya Yesung naksir berat sama Yooyi yang cantik itu.

Semua anak SNSD udah tau kalau Hyoyeon itu naksir Yesung, mereka seneng banget karena dalam acara variety show di MBC, Super Junior K.R.Y yang salah satu membernya adalah Yesung, harus memilih salah satu dancing machine dari girlband untuk jadi pasangannya dalam acara tersebut. dan Yesung, milih Hyoyeon. SNSD mendukung penuh Hyoyeon untuk pacaran dengan Yesung, tapi kemudian, Eunhyuk yang sama sekali tidak tahu kalau Hyoyeon naksir Yesung, cerita sama Sooyoung kalau Yesung lagi pedekate sama Yooyi. trus gimana dong selanjutnya?


yap sampe disitu aja sinopsisnya, kalo lebih lagi namanya ngebocorin. hehehehe, seperti biasa dalam FF itu nggak cuma couple Hyo-Sung aja yang aku ceritain, tapi couple2 Super-Generation lainnya, dan kalo kalian baca dengan jeli, bakalan ada clue untuk siapa yang akan jadi couple selanjutnya... hehehe, gomawo yang udah mau baca, kalo bisa sekalian kasih komen. dan nanti malem part Yuri-Siwon bakalan aku publish lagi... so yang baca, silakan menikmati... hehehe

Perubahan Blog

annyeonghaseyo...
hihihi, malem-malem 9uw ngupdate lagi nih...
format blog 9uw berubah lagi...
yap, setelah denger saran dari kanan-kiri soal blog 9uw, akhirnya 9uw memutuskan untuk merubah format blog 9uw, dari Fanfic yang hanya menceritakan tentang Super-Generation, alias Super Junior dan Girls Generation, menjadi SM!!!

walaupun jujur sebetulnya 9uw gak suka sama SM Entertainment, tapi 9uw suka sama artis-artinya, tanpa terkecuali! anyway, pokoknya kenapa jadi SM Entertainment, cz 9uw udah ada ide buat bikin ff-ff tentang artis-artis SM favorit 9uw... karena selain menjadi ELF dan S-One, 9uw juga udah jadi Shawol, hahahaha... dan Cassiopeia... dan jadi penggemar F(x) juga...

walaupun bakalan jarang update karena 9uw adalah seorang mahasiswi tingkat satu, yang masuk jurusan Hubungan Internasional, jadi kalo kalian mau tau kenapa ya salahkan saja jurusan 9uw itu! hahaha, jadi anak HI itu bener-bener bikin sibuk!
acara ini-itu, seminar ini-itu, tugas ini-itu, bla bla bla... jadi 9uw usahain akan terus update, tapi gak janji bakalan sering. juga salahkanlah internet saya yang babo banget kalo udah di bawa masuk ke dalam kamar kos saya...

oh iya, mulai sekarang 9uw bakalan ngasih bocoran rencana-rencana ff 9uw dulu, dan baru ffnya... ya biar gak sepi-sepi amat, dan untuk memancing silent reader... hehehe...
untuk bocoran yang awal-awal, yang bisa 9uw kasih tau sih, selain proyek Super-Generation, 9uw ada rencana mau bikinin anak-anak Shinee dan DBSK punya pacar juga, trus anak-anak Super Junior yang nggak kebagian pasangan mau 9uw bikinin dapet pasangan juga.
trus bocoran kedua, sekaligus revisi, 9uw akan menukar pasangan Super-Generation nih, hehehehe...

awalnya kan Yoona-Sungmin dan Sunny-Ryeowook, tapi setelah banyak-banyak baca kolom gosip, kayaknya aku pun setuju masangin Sungmin-Sunny dan Yoona-Kibum, jadi Ryeowook bakalan aku pasangin sama salah satu anggota Kara. hahahaha... :)
dan untuk draft Super-Generation, sebenernya aku udah bikin draft dasar untuk cerita Hyoyeon-Yesung dan Yoona-Kibum, cuma masih belum jelas kapan bikinnya soalnya Yuri-Siwon juga belum selesai. tapi kalo udah selesai, pasti langsung 9uw update deh pokoknya...

gamsahamnida yang udah baca...

Tuesday, April 20, 2010

New Cople Published



Yeeeey!
udah tiga FF Super-Generation jadi...
seneeeeeng! wakakakakak...
setelah tae-teuk dan tiff-hae, akhirnya eun-young jadi juga...
makasih buat yang udah mau baca... don't be silent reader please... hohoho...
i hope you like it, kritik dan saran sangat di perlukan banget buat kemajuan author, alias saiia sendiri...
next project, adalah 9uw udah utang dua FF NC untuk blog superjuniorff, dan ada project keroyokan bareng dua dongseng 9uw...
mudah2n FF-nya cepet jadi, cepet di publish disini juga...

next project untuk FF Super-Generation adalah couple Yu-Won...
yup! Yuri-Siwon, dan temen aku zee bilang minta lanjutin ff Tiff-hae... wakakaka, iya deh ntar aku bikin, meski jeles...
hohoho, tp gpp deh... demi kemajuan bersama!
saranghae, jangan lupa komen!

Go On Get Out Of My Head Last Part




Go On Get Out Of My Head Last Part

AKHIRNYA Sooyoung sudah boleh pulang, dan kondisi kesehatannya sudah dinyatakan bagus. Sooyoung sudah boleh pulang, dan kondisinya sudah memungkinkan untuk latihan menari lagi. Super Junior dan SNSD berlatih lebih keras, karna kemarin sempat tidak latihan karna koreografinya akan kurang kalau tak ada Sooyoung dan Eunhyuk. Hubungan Sooyoung dan Eunhyuk pun menjadi berubah semenjak Sooyoung keluar dari rumah sakit. Keduanya jarang adu argumen seperti dulu, kalau berbicara sekarang sambil tersenyum, dan sering bisik-bisik. Well, another love actually.
Dorm SNSD
”Yah! Yah! Yah! Palli, kumpul!” teriak Taeyeon di ruang keluarga. Semua muncul dari segala jurusan, ada yang dari kamarnya, dapur, kamar mandi, dan dari teras. Setelah semua kumpul Taeyeon berkata. ”Pertunjukan SNSD dan Super Junior kolaborasi dimajukan.”
”MWO?!”
”Gila apa?!”
”Kapan? Kapan?” tanya Sunny.
Taeyeon menghela napas. ”Besok malam.”
”MWO?!”
”Aku juga kaget, dan ini berita langsung sampai begitu perintah di turunkan. Jadi kita tidak punya pilihan lagi.”
Sooyoung terperangah. ”Onnie! Aku kan baru sembuh…”
”Ara…” Taeyeon mengangguk. ”Aku sudah coba bilang pada Manajer Oppa, tapi katanya ini langsung dari si Soo Man. Mau ngomong apa coba kita?”
”Tapi kan kalau koreografi kita jelek, yang malu Soo Man juga…” tambah Yuri.
Taeyeon mengangkat bahu. ”Aku rasa Super Junior juga sekarang sedang diberitahu berita ini. Kita cuma bisa berusaha, kita tunggu telepon dari mereka saja. Apa yang mau mereka usulkan untuk perform besok. Koreografernya kan Shindong Oppa.”

Dorm Suju
”KUMPUL! KUMPUL!” Teukie dari dapur menggetok-getok panci. Suaranya sangat memekakkan telinga. Akhirnya kesebelas adiknya, minus Kibum, tentunya. Muncul satu persatu sambil tutup kuping.
”Berisik!” teriak mereka rame-rame.
”Yah semua sudah kumpul?” tanya Teukie sambil meletakan kembali pancinya. Ryeowook geleng-geleng, panci kesayangannya diketok-ketok seenak jidat. ”Kyu, matikan game-mu! Heechul, kau sini! Ayo, ayo semua fokus, akan ada pengumuman penting! Siap?” Teukiememandang berkeliling, setelah semua nampak fokus dia berkata. ”Perform Super Junior kolaborasi dengan SNSD yang dijadwalkan bulan depan dibatalkan.”
”MWO?!”
”Yah, kenapa?”
”Pengumuman belum selesaai!” sambung Teukie lagi. ”Perform akan dimajukan.”
”Ooooh, kapan?”
”Besok malam.”
”MWORAGO?!”
Teukie mengangguk. ”Manajer Hyung barusan kirim kabar, dan ini perintah langsung dari Kakek Soo Man, jadi kalau mau protes, protes saja ke beliau.”
Semua bergumam tidak suka, dan saling protes satu sama lain, dan wajah mereka terlihat gusar. ”Jadi apa yang harus kita lakukan? Aku terutama khawatir pada koreografi Sooyoung dan Eunhyuk. Mungkin Eunhyuk bisa melewatinya, tapi Sooyoung kan baru sembuh.”
”Astaga, kau benar, Hyung…” kata Donghae.
”Jadi bagaimana? SNSD sudah tahu?” tanya Shindong.
”Kurasa mereka juga sedang menerima kabar ini.” Jawab Teukie sambil menggaruk kepalanya. ”Jadi bagaimana?”
”Apanya yang gimana?” tanya Heechul.
”Yah, Hyung… kita harus latihan lah kalau begitu,” usul Shindong. ”Aku yakin kita semua sudah sembilan puluh persen siap dengan penampilan besok, tapi SNSD kukira tidak. Terlebih Sooyoung, yang kita perlukan sekarang membantu mereka.”
Yesung mengangguk. ”Berarti kita latihan?”
”Oke, kalau gitu aku pesankan ruangan…” Teukie mengeluarkan ponselnya. ”Shindong, kau telpon Taeyeon, bilang kita latihan satu jam lagi di kantor.”
Shindong mengangguk. Yang lain bubar siap-siap perlengkapan untuk berangkat ke kantor. Tapi kemudian Teukie memberi pengumuman lagi. ”DBSK, Shinee, dan f(x) sedang pakai ruangan, no hope untuk Super Junior dan SNSD.”
”Mwo? Yah,”
”Kurasa kita kalah cepat, mereka kan juga harus tampil besok…” Teukie meletakkan ponselnya di konter dapur.
”Bagaimana kalo kita latihan di dorm SNSD?” usul Hankyung. ”Dorm mereka kan rumah, bukan seperti dorm kita yang apartemen begini.”
”Oh ya sudah, Shindong!” Teukie mencari Shindong, yang sedang duduk mencari nomor Taeyeon di ponselnya. ”Kau sudah menelepon Taeyeon?”
”Belum, Hyung…”
”Kalau begitu, tak perlu, kita berangkat sekarang!”

Dorm SNSD
”Teukie Oppa tidak sms maupun telpon,” Taeyeon duduk di depan televisi, dengan kepala bersandar di bahu Tiffany. Juga yang lainnya duduk berdempetan baik di sofa, mau pun di karpet, menonton televisi.
Hyoyeon menyahut. ”Apa mereka tau ya, kalau ada perubahan jadwal? Habis mereka santai sekali, jangan-jangan malah belum ada yang memberitahu mereka?”
”Tapi itu tidak mungkin, Hyoyeon-ah…” sanggah Yuri. ”Masa besok tampil, mereka tidak tahu.”
”Apa aku harus menelepon Teukie Oppa?” tanya Taeyeon, ketika suara klakson mobil terdengar.
Semua melirik ke kaca. Dua van hitam berkilap berhenti, ”Siapa?” tanya Sunny yang langsung berdiri. Sunny menyingkap gorden transparan, ketika melihat Heechul turun dari van diikut beberapa anggota Super Junior lain. ”Astaga! Taeyeon-ah, itu Super Junior!”
”Mwo?” Taeyeon langsung berdiri.
”Mampus! Aku belum mandi!” Sooyoung langsung ngacir masuk ke dalam kamarnya. Dan Hyoyeon tertawa.
Bel dipencet, semua langsung sibuk beres-beres. Bantal-bantal kursi dirapikan, dan makanan-makanan yang bertebaran di kumpulkan. Jessica mendekat ke pintu, setelah Tiffany memberi isyarat oke, barulah Jessica membuka pintunya.
”ANNYEONG!” sapa mereka.
Jessica mangap melihatnya, lalu tersenyum. ”Ah, hai… Oppa! Halo… Annyeong, rame banget…”
”Kami kan memang segini…” jawab Sungmin.
Jessica mengangguk.
”Sepi banget?” Kyuhyun celingukan. ”Pada kemana?”
”Ada kok di dalem…”
Heechul menghela napas. ”Sica! Kau ini… kami berduabelas akan kau biarkan sampai kapan menunggu di depan pintu dorm kalian?”
”Oooh…” Jessica menepuk dahinya. ”Aigooo, mianhae, Oppa… masuklah, masuklah, maaf berantakan.”
”Annyeong, Oppa…” sapa Seohyun.
”Hai, Seohyun…” semua menyapa, dan satu persatu masuk, memakai sandal rumah, yang langsung habis begitu saja.
Jessica bingung di depan pintu.
”Sandalnya habis…” kata Sungmin, terkikik. ”Super Junior kalau bertamu tuh harusnya pada bawa sandal rumah masing-masing…” Ryeowook yang di belakangnya tertawa.
Akhirnya semua masuk, ada yang dapat sendal, ada yang hanya memakai kaus kaki saja. Semua duduk di ruang tamu, dan Jessica masih berdiri di dekat pintu. Seohyun berdiri di dekat ruang tengah.
”Mana yang lain?” tanya Kangin.
Jessica menoleh pada Seohyun, Seohyun nyengir. ”Pada di kamar, Oppa… entar ya aku panggilin. Ayo, Jess Onnie…” Jessica nyengir dan mengikuti Seohyun naik ke atas. Kamar mereka memang di atas semua.
”Yah! Kok malah pada ngumpet?” tanya Jessica.
”Tengsin dong, pake baju belel…” jawab Seohyun. ”Pada ganti baju, Sooyoung Onnie malah lagi mandi.”
Dari kamar pertama keluarlah Taeyeon dan Yoona. Baju mereka sudah lebih manusiawi. Taeyeon dan Yoona langsung turun, diikuti Tiffany dan Seohyun, Yuri dan Sunny. Hyoyeon mengerling kamar Taeyeon, Yoona, dan Sooyoung. ”Sooyoung masih mandi?”
Jessica mengangguk.
”Tidak biasanya…” Hyoyeon geleng-geleng. ”Kita turun juga!” Jessica ikut Hyoyeon turun.
Dibawah, baru di tinggal sebentar keadaan rumah sudah berbeda. Namja-namja Super Junior sudah mengosongkan ruang tengah. Karpet-karpet sudah digulung, sofa-sofa dipindahkan, bahkan buffer plus televisinya dipindahkan. Hyoyeon dan Jessica melongo.
”Yah! Sooyoung mana?” tanya Yesung melihat hanya Hyoyeon dan Jessica yang munul.
”Masih di kamarnya…” jawab Hyoyeon.
”Ini mau pada ngapain?” tanya Yuri heran.
Teukie tersenyum memandang semua member SNSD, kecuali Sooyoung tentunya. ”Kami kesini mau latihan. Berhubung besok kita sudah harus tampil, dan kita semua masih belum siap, jadi kita memutuskan berlatih disini.”
”Yep! Karna gedung latihan di SM fully booked. DBSK, Shinee, f(x) semua pada latihan…” lanjut Donghae. ”Jadi kita latihan disini aja!”
”Karna apartemen kami penuh, dan sumpek.” Tambah Yesung.
Kedelapan gadis itu manggut-manggut.
”Kamar mandi?” tanya Teukie pada Taeyeon. ”Kami mau ganti baju.”
”Oh, di bawah ada satu…” Taeyeon menunjuk kamar mandi bawah. ”Di atas di tiap kamar ada satu.”
”Ya sudah kalau begitu, kami ganti baju.”

Eunhyuk’s POV.
Aku, Sungmin Hyung, dan Teukie Hyung masuk ke salah satu kamar di lantai dua. Aku bingung ini kamar siapa, tapi begitu masuk aku langsung ngeh. Ini pasti kamar Taeyeon. Pacarnya Teukie Hyung. Kamarnya cukup luas, dan cukup rapi. Ada tiga kasur di dalamnya, satu bertingkat yang satu lagi tidak. Taeyeon tidur dengan siapa ya disini? Saking lamanya aku memandang berkeliling, Sungmin Hyung dan Teukie Hyung sudah selesai ganti baju. Jadilah aku ganti baju sendiri, ketika aku selesai membuka bajuku, dan sedang membuka tas olahragaku, pintu kamar mandi di dalam kamar ini terbuka, dan muncullah Sooyoung, dengan handuk masih di kepala, dan masih memakai jas mandi.
”WAAAAAAAAAAAAAA‼!” teriaknya kaget, karna aku kaget, aku jadi ikutan teriak gak jelas gitu.

Author’s POV.
Sooyoung keluar dari kamar mandi, kaget mendapati Eunhyuk dengan bertelanjang dada di dalam kamarnya. Kontan dia berteriak, dan Eunhyuk juga ikutan teriak. Kemudian terdengar bunyi gemuruh, dan pintu kamar menjeblak terbuka. Taeyeon muncul, Taeyeon ikut berteriak melihat apa yang ditemukannya di dalam kamarnya. Akhirnya semua teriak-teriakan.
”Kau apa yang kau lakukan di kamarku?!” lengking Sooyoung.
”Aku ganti baju!”
”Kenapa harus di kamarku?! Aku kan baru selesai mandi?”
Teukie tertawa melihat mereka berdua. ”Hei, sudah… sudah… Sooyoung-ah, mianhae, kami tidak tau kau sedang mandi. Karna kamar ini kosong, tadinya aku dan Sungmin juga ganti baju disini. Cuma Eunhyuk yang masih ganti baju…”
”Sekarang kau keluar!” teriak Sooyoung pada Eunhyuk.
Eunhyuk buru-buru mengambil tasnya dan ganti baju di dalam kamar Yuri dan Sunny. Sooyoung mengunci pintu kamar dan dia ganti baju di dalam. Ketika latihan, Sooyoung dan Eunhyuk diam-diaman.
”Yah! Yah! Yah!” Teukie Hyung mematikan tape recorder. ”Selesai! Tapi untuk Eunhyuk dan Sooyoung. Yah, sudahlah kalian berdua ini! Kita besok akan tampil, jangan bertengkar lagi… mana bisa kalian menari tanpa senyum satu sama lain. Apa kata netizen, apa kata Elfsone nantinya?”
Taeyeon juga ikutan ngomong. ”Sudahlah, Sooyoung-ah, kalau bukan karena Eunhyuk Oppa, kau mungkin sekarang masih di rumah sakit.”
”Mwo?! Karena dia aku masuk rumah sakit!” pekik Sooyoung. ”Sudah seharusnya juga dia yang mengeluarkanku!”
”Yah! Aku sudah minta maaf padamu!” balas Eunhyuk.
Seisi ruangan memandang mereka berdua. ”Apa maksudnya? Kau masuk rumah sakit karena Eunhyuk?” tanya Sungmin.
”Yah! Sudah jangan dibahas…” Sooyoung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. ”Oke, Teukie Oppa, mulai lagi! Aku janji akan senyum…”
”Ya tapi…”
”Mulai!” kata Sooyoung tegas, yang lain langsung berdiri sesuai dengan formasi tarian.
Akhirnya malam ini Super Junior menginap! Meski awalnya banyak yang tidak setuju, karena mereka berduabelas itu seenak udelnya saja, akhirnya SNSD tidak bisa menolak lagi. Apalagi karena dari 9 vs 12, menjadi 7 vs 14… karena Taeyeon dan Tiffany sangat senang jika Super Junior menginap.
Mereka akan tidur di ruang tengah, di lantai dua, yang memang cukup luas. Sekaligus menjaga gadis-gadis, kata mereka. Jadilah malam ini semua pesta piyama. Taeyeon-Teukie dan Donghae-Tiffany pake piyama couple, bikin ngiri aja. Dan mereka berempat ditimpukin sama anggota Super Junior lain, suruh pacaran di tempat lain karena kalau disini, bikin ngiri, sementara mereka menonton acara sepak bola.
Sooyoung naik ke atas, dan membuka pintu balkon. Menjauhi ingar-bingar Super Junior dan SNSD lain yang sedang bermain. Sooyoung melirik ke bawah, sepi! Ketika kemudian dari belakang terdengar seseorang muncul, Sooyoung menoleh, dan terkejut melihat Eunhyuk.
”Yah! Apa yang kau lakukan disini?”
”Yah, kau tidak bisa ya menyapaku dengan lembut, sedikiiiiiiit saja?” tanyanya heran.
”Ne, ne…” Sooyoung mengangguk. ”Oppa, apa yang kau lakukan disini?” dengan nada berbeda, namun wajah sama.
Eunhyuk menjawab, ”Yah, malas saja di bawah… Donghae pacaran. Begitu juga dengan Teukie Hyung. Bikin iri saja… aku naik saja ke atas, taunya kau juga ada disini.” Eunhyuk berdiri di sebelah Sooyoung. ”Mianhae.”
”Mianhae? Mianhae mwo?”
”Kau masih marah kan karena aku menciummu waktu itu?”
Wajah Sooyoung memerah. ”Aniyo, Oppa… gwenchana, aku sudah memaafkanmu, kok.”
Eunhyuk menghela napas. ”Jeongmal mianhae.”
”Kenapa minta maaf lagi?”
”Karena aku sepertinya benaran suka padamu…”
Sooyoung terkejut, dan menoleh. ”Mwo?”
Eunhyuk tersenyum, dan mengacak rambut Sooyoung. ”Mianhae.”
* * *
”UGH! Aku tidak bisa tidur…”
”Sooyoung-ah…” keluh Yoona. ”Jangan bergerak terus, kasurku juga ikut bergerak nih!” suara Yoona sudah sangat mengantuk.
Sooyoung yang kasurnya di atas menoleh ke sebrang kasurnya, dimana kasur Taeyeon berada, Taeyeon masih bangun, sedang mencoba tertidur. Kalau Yoona, sudah dalam keadaan antara sadar dan tidak.
”Onnie…” panggil Sooyoung.
Taeyeon mendongak. ”Wae?”
”Bagaimana rasanya punya pacar di Super Junior?”
”Mwo?” Taeyeon memandangnya heran. ”Bagaimana rasanya punya pacar di Super Junior? Maksudnya?”
”Iya risihkah? Atau enakkah?”
Taeyeon tertawa kecil. ”Apa sih maksudmu?” Sooyoung hanya memandangnya serius. ”Sooyoung-ah, jangan-jangan kau mau pacaran dengan member Suju, ya? Nugu?”
”Aniyo, Onnie…” wajah Sooyoung memerah.
”Yay! Ceritakan padaku, jangan bilang Eunhyuk Oppa?!”
Wajah Sooyoung makin memerah.
”Astaga! Kurasa memang benar, jodoh Super Junior dan SNSD belum berakhir sampai semua punya pacar… Eunhyuk Oppa bilang apa padamu?”
Sooyoung menghela napas. ”Dia cuma bilang suka padaku, sayang padaku, ingin menjagaku. Tapi aku bingung, Onnie…”
”Bingung kenapa?”
”Bingung, apakah aku menyukainya?”
Taeyeon tertawa. ”Yah, kau ini!” Taeyeon menghela napas. ”Sooyoung-ah, andai waktu itu aku tidak kecelakaan, mungkin aku tidak akan pernah mengakui perasaanku pada Teukie Oppa. Dan mungkin karena aku terlalu memendam perasaanku padanya makanya kecelakaan itu terjadi! Kami sama-sama tidak mengakui perasaan kami… hingga kami babak belur sendiri. Nah, Sooyoung-ah… aku harap kau tidak seperti kami berdua.”
Sooyoung mengangguk.

* * *
At The Venue
”Jadi, sebelum kita tampil… ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu…” kata Teukie. Mereka sudah make up dan memakai kostum panggung mereka. ”Siwon-ah, silakan kau pimpin doa!”
Setelah selesai berdoa bersama dan melakukan tos bersama, akhirnya nama kedua grup besar ini di panggil. Semua keluar satu persatu, dan begitu intro musik mulai bermain, mereka pun mulai menari. Penampilan mereka sangat sukses, terlebih duo Eunhyuk-Sooyoung yang bisa dibilang nyawa dance masing-masing grup. Sepulang dari venue, Super Junior dan SNSD memutuskan untuk makan bersama.
Selagi makan, Teukie berkata. ”Bagaimana kalau kita bermain?”
”Main? Main apa?”
”Truth or Dare…”
”Wow! Seru tuh seru! Mau mau!”
Dan begitu botol soju diputar, kepalanya tepat menuju ke arah Eunhyuk. ”Eunhyuk! Kau boleh bertanya!”
”Sooyoung-ah…”
Sooyoung mendongak. ”Ne?”
”Jadi apa jawabanmu?”
Taeyeon terbahak, member lain penasaran. ”Apa sih? Jawaban apa? Apa sih? Emang kau tanya apa?”
Wajah Sooyoung memerah.
”Jawab! Jawab! Jawab! Jawab!” koor mendadak dari Super Junior dan SNSD.
”Nanya apa sih?” tanya Siwon.
”Ayo, Sooyoung! Kalau kau tidak bisa menjawab, kau harus mencium Eunhyuk lho!” kata Leeteuk.
Sooyoung menghela napas, dan berdiri. ”Aku jawab atau tidak, jawabannya akan sama…” dia maju dan mengecup bibir Eunhyuk pelan. ”Iya, aku mau jadi pacarmu, Oppa!”
”MWO? ANDWEEEEE…‼!” teriak member lainnya kaget.

Finished!

Go On Get Out Of My Head Part 2




Go On Get Out Of My Head Part 2

Aku melihat Sooyoung terkejut, tapi dia tidak berusaha melepaskanku. Mungkin dia terkejut, karena aku juga dihantam akal sehat. Buru-buru aku melepaskannya, wajahnya memerah, dan dia menunduk. Aku panik, kurasa dia menangis. Baru aku mau bicara, dia sudah menerobos keluar dari celah sempit, dan langsung kabur masuk ke dalam.
”Nyuk…”
Aku kaget dan langsung menoleh, Donghae menatapku dengan keheranan. ”Ngapain kau disitu?”
”Oh, aniyo… habis mengantar Sooyoung… kau?” tanyaku berusaha menutupi kegugupanku.
”Aku main kesini,” jawab Donghae, masih menatapku keheranan. ”Eunhyuk-ah… ada yang tidak beres?”
”Ani…” aku menggeleng lagi, dan langsung berbalik, menuju van. Donghae geleng-geleng sebelum melihatku pergi, aku langsung mengutuk diriku sendiri. Apa yang kulakukan tadi? Aku bodoh benar…
Begitu sampai di dorm, aku langsung duduk lemas di sofa. Berkali-kali kugigit-gigit bibirku untuk menghilangkan segala macam bentuk yang mengingatkan diriku akan perbuatanku kepada Sooyoung tadi. Aku mengeluh sendiri, dan mengacak-acak rambutku sendiri dengan gusar.
”Yah, Eunhyuk-ah… kau kenapa?”
Aku mendongak dan melihat Hankyung Hyung yang sudah berpiyama, namun sepertinya belum tertidur, dan sekarang dalam perjalanan ke dapur hendak mengambil minum.
”Hyung…” aku cuma tersenyum pahit menanggapinya.
”Kenapa? Kau membuat kesalahan lagi dalam latihan?”
Aku menggeleng, tapi wajahku masih benar-benar frustasi. Aku yakin, maka Hankyung Hyung menatapku dengan tatapan yang amat sangat keheranan. ”Kau kenapa sih, Eunhyuk-ah?”
”Aniyooooo…”
”Yah, kau jangan membuatku ketakutan, lah! Donghae-ah…” Hankyung Hyung berlari menuju kamarku dan kamar Donghae. ”Lho, kemana si Donghae?”
”Dia masih pacaran sama Tiff di dorm SNSD.”
Hankyung kaget. ”Bagaimana kau bisa tahu?”
”Aku tadi dari sana, mengantar…” lalu wajahku memerah.
Hankyung menyadari hal ini, langsung buru-buru duduk di hadapanku, dan tersenyum. ”Sooyoung, aku tahu, kali ini pasti ada hubungannya dengan si Sooyoung, kan?”
”Ne…” jawabku pasrah.
”Nah, lalu ada apa? Apa yang membuatmu sampai stress begini? Kau dan dia kan tidak pernah secara serius bertengkar.”
”Justru itu, kurasa aku dan dia mulai sekarang tidak akan bisa bersikap biasa satu sama lain lagi, Hyung!”
Hankyung mengernyit. ”Memangnya kenapa?”
”Ahhh…” aku menggaruk-garuk kepalaku gusar. Hankyung makin kebingungan melihat sikapku. Mungkin aku harus menceritakan ini kepadanya, aku harus menjelaskan pada seseorang tentang perbuatanku malam ini, jika aku tidak mau gila! Dan Hankyung Hyung adalah orang yang tepat, dia kalem dan bijaksana, walau sebetulnya aku biasa curhat dengan Hae, berhubung Hae sedang sama Tiff, apa boleh buat.
”Hyung, aku mau curhat… tapi kau janji jangan bilang pada siapa-siapa ya, Hyung…” ucapku panik. Hankyung mengangguk. Dan aku menjelaskan semua kejadian tadi kepada Hankyung Hyung.
Hankyung terbelalak. ”Kau melakukan itu padanya?!”
”Ne…”
Hankyung geleng-geleng. ”Astaga kau ini! Yah, lalu Sooyoung diam saja diperlaku-kan seperti itu?”
”Dia diam, tapi kurasa dia terkejut! Dia langsung masuk ke dalam dorm, aku sendiri shock, Hyung dengan apa yang aku lakukan.”
”Kau ini!” Hankyung geleng-geleng.
Telepon dorm berdering. Hankyung meraihnya dan mengangkatnya. ”Yeoboseyo… ah, ne… Donghae-ah. Wae? Mwo?! Ne, ne…” dan Hankyung langsung menutup teleponnya.
”Ada apa, Hyung?”
”Sooyoung terpeleset di tangga…”
”Mwo?! Yaaaah, ada-ada saja, ayo kesana Hyung!”

Choi Sooyoung
Aku terpana, dia menciumku begitu saja! Dasar bodoh, apa yang aku lakukan?! Kenapa aku hanya diam tanpa menolak semua perbuatannya kepadaku?! Astagaaaa, dan kuputuskan untuk lari dari hadapannya, karena wajahku memanas, begitu juga dengan mataku. Astaga, Choi Sooyoung! Apa yang kau pikirkan, kenapa kau membiarkan laki-laki itu menciummu begitu saja?! Aku sudah di tangga untuk naik ke atas, ketika pikiranku masih melantur kemana-mana.
Satu anak tangga lagi aku sampai di atas, tapi aku mengira sudah sampai, karena badanku yang jangkung. Aku tersandung, dan tiba-tiba saja badanku terguling di tangga, kepalaku pusing, dan aku sudah tidak sadar.
Aku samar-samar mendengar suara jeritan. Dan seisi dorm kurasa terbangun, aku tidak tahu apa yang mereka jeritkan, yang aku tahu, kepalaku semakin lama semakin berat dan berat. Yang kuingat terakhir kali adalah, sepasang tangan hangat mengangkatku.
* * *
Baunya aku kenal. Bau antiseptik, ini pasti di rumah sakit. Perlahan-lahan aku membuka mataku. Benar, interior rumah sakit. Kepalaku berat, dan kurasakan perban membebat kepalaku.
Aku akhirnya berhasil membuka mataku, melihat kesekeliling ruangan. Astaga! Pekikku, rame amat! SNSD lengkap, berikut Donghae Oppa, Teukie Oppa, Hankyung Oppa, dan mwo?! Monyet itu juga ada?!
”Sooyoung-ah?” panggil Hyoyeon Onnie.
Aku tersenyum karena rasanya tenggorokanku tercekat. ”Onnie…”
”Sooyoung-ah,” Taeyeon ikut bangun. ”Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu? Apa baik? Rasanya sakit?!”
Dan suara-suara Hyoyeon serta Taeyeon membuat yang lain terbangun. Termasuk si monyet itu, entah kenapa aku tidak mau melihatnya. Semua mendekati tempat tidurku dengan wajah cemas.
”Onnie…” Seohyun menangis.
”Yah, yah… gwenchana, gwenchana…” aku mencoba menenangkannya.
”Panggil suster dulu ya, bilang kau sudah sadar…” Taeyeon Onnie dan Teukie Oppa keluar.
Eunhyuk terus menatapku, wajahnya khawatir. Tapi aku berusaha agar tidak memandangnya.
”Bagaimana perasaanmu, Sooyoung-ah?” tanya Tiffany Onnie. ”Apa yang sakit? Badanmu rasanya bagaimana?”
Aku tersenyum. ”Gwenchana, Tiff Onnie… hanya sedikit kaku-kaku saja rasanya kok.” Jawabku. Tak lama suster dan dokter datang, anak-anak disuruh keluar dahulu, sementara dokter memeriksa keadaanku. Tak lama, mereka masuk kembali dan kembali menemuiku.
”Apa kata dokter?” tanyaku pada mereka.
”Gak ada apa-apa…” jawab Taeyeon Onnie senang. ”Hanya keseleo di beberapa tulang pinggul, dan memar di kepala. Tapi, kau belum bisa latihan lagi…”
Aku mengangguk.
”Kalau begitu, lebih baik kita pulang…” saran Hankyung pada Leeteuk. ”Kita kan ada jadwal hari ini.”
Leeteuk mengangguk. ”Baik. Hae, Eunhyuk, ayo… Taeng, aku duluan ya… jangan lupa makan, yang lain juga. Oke?”
Taeyeon tersenyum. ”Ne, Oppa… Oppa juga jangan lupa makan.”
Leeteuk mengelus kepala Taeyeon, dan semua orang mengalihkan pandangan dari mereka berdua, dengan menyibukkan diri sendiri. ”Kalau ada apa-apa, kabari aku ya…” dan Leeteuk mengecup pelan bibir Taeyeon. Taeyeon mengangguk.
Hal sama dilakukan Donghae pada Tiffany. Setelah itu semua pergi, dan Eunhyuk sama sekali tidak berkata sepatah kata pun kepadaku. Itu membuat hatiku sakit! Dia yang membuatku seperti ini, tapi dia sama sekali tidak berkata satu huruf pun kepadaku! Sialan!
Entah karena terbawa perasaan dan keadaan sakitku, akhirnya aku malah menangis menjadi-jadi, dan mesin pengukur detak jantungku bergerak liar. SNSD panik semua, teriak-teriak. Dan dokter langsung berlari masuk ke kamarku, dan memberiku penenang. Aku terlelap, meski sakit hatiku tergambar jelas di wajahku. Taeyeon, Tiffany, Hyoyeon, Seohyun, Yoona, Sunny, Jessica, dan Yuri cemas sekali.
Author’s POV.
Kedelapan SNSD berdiri di depan kamar perawatan. Semua kaget, apa yang membuat Sooyoung histeris seperti itu. Ketika tiba-tiba saja, Leeteuk, Hankyung, Donghae, dan Eunhyuk muncul lagi.
”Ada apa?” tanya mereka cemas.
”Molla, kami tidak tahu…” air mata menggenang di wajah Taeyeon. ”Tiba-tiba setelah kalian berempat pergi, Sooyoung menangis histeris. Kami sendiri belum sempat bertanya apa-apa padanya, karena detak jantungnya tiba-tiba berangsur menghilang. Dokter datang dan langsung mengecek keadaannya…” Taeyeon menangis. Leeteuk meraihnya dalam pelukan.
Seohyun dan Yoona juga menangis. Hyoyeon serta Sunny merangkul mereka berdua. Yang lain terlihat shock.
”Tapi dia histeris kenapa?” tanya Tiffany yang ketakutan.
”Oppa,” Taeyeon melepas pelukannya. ”Kenapa kalian tidak bekerja? Kok kalian bisa tau?”
”Kami baru mau keluar dari ruang perawatan, ketika sampai di depan, ada alarm dari kamar Sooyoung. Kami berhenti, begitu melihat dokter-dokter lari, kami kembali kesini, dan benar saja itu Sooyoung.” Jawab Leeteuk. ”Kami sudah menghubungi Manajer Hyung, jadwal Super Junior dan SNSD dibatalkan untuk hari ini jadinya.”
Eunhyuk terlihat stress.
Tak lama dokter keluar, dan semua membombardir sang dokter dengan pertanyaan. ”Bagaimana Sooyoung?”
”Sooyoung stress, terlalu banyak tekanan. Tekanan darahnya tinggi sekali, untuk usia semuda ini tekanan darah setinggi itu bisa berbahaya. Mungkin tekanan pekerjaan yang membuatnya sampai seperti ini, atau ada masalah… ini lebih mungkin untuk ditangani pihak psikiatri, karna jika tidak diberi obat penenang, mungkin Sooyoung masih menangis…”
Semua yang mendengarnya kontan terperangah. Separah itukah tekanan yang Sooyoung rasakan?
”Lalu bagaimana, dok?”
”Tunggu hasil dari Psikolog-nya saja ya, karna kalau dari badannya hanya seperti yang tadi saya katakan. Keseleo di tulang pinggul, dan memar-memar di kepala.” Dokter itu berlalu.
Seohyun menangis lagi. ”Onnie…”
Kemudian gemuruh langkah kaki terdengar. Semua menoleh, anggota Super Junior yang lain telah datang, tanpa Kibum. Semuanya terlihat cerah, namun begitu melihat pemandangan di depan kamar rawat Sooyoung, langsung terdiam.
”Ada apa?” tanya Heechul.
”Yah, kenapa pada menangis?” tanya Shindong. ”Taeyeon-ah, Seohyun-ah, Yoona-ya?”
Donghae memberi penjelasan singkat mengenai keadaan Sooyoung kepada member lainnya. Semua kemudian mengangguk paham, Eunhyuk hanya diam seribu bahasa dari tadi, tak ada sepatah kata pun yang diucapkan olehnya. Donghae rupanya menyadarinya.
”Jagiya, Eunhyuk sepertinya sakit…” dia berbisik di telinga Tiffany yang sedari tadi dirangkulnya saat duduk menunggui Sooyoung. ”Aku menemaninya makan dulu ya, dia sama sekali tidak makan.”
Tiffany mengangguk. Donghae mengecup pelan pipi Tiffany, ”Kalau ada apa-apa telepon.” Donghae berdiri. ”Nyuk, ikut aku!” Eunhyuk mengikuti Donghae ke kantin rumah sakit. Donghae memesan makanan untuk Eunhyuk, dan menyorongkannya ke hadapan Eunhyuk.
”Makanlah.”
”Aku tak mau makan.” Jawab Eunhyuk serak.
Donghae menghela napas. ”Kau sama sekali belum makan.”
Eunhyuk menggeleng merana. ”Aku tidak mau makan, benar-benar tidak ada selera, Hae…”
”Yah, sudahlah!” Donghae tidak memaksa. ”Ngomong-ngomong, ada apa sih denganmu, Hyuk? Aku tidak pernah melihatmu bertingkah aneh seperti ini, kau begitu… diam.”
”Eh?”
”Dari semalam, begitu kau dan Hankyung Hyung ke dorm SNSD, kau begitu pucat, diam, dan dari semalam kau tidak mengatakan apa-apa. Kau ini kenapa? Apa yang terjadi denganmu dan Sooyoung?”
Eunhyuk menghela napas. ”Aku melakukan kesalahan, aku melakukan kesalahan pada Sooyoung. Itu yang membuatku begini, Hae… aku belum minta maaf padanya, dan dia seperti ini… rasanya, seperti apa yang tertimpa padanya adalah kesalahanku semua.”
”Mwo?!” tanya Donghae. ”Kesalahan apa?”
”Aku…” Eunhyuk menghela napas.
Donghae memotong. ”Minta maaflah padanya, mungkin dia akan senang jika kau minta maaf padanya, meski sekarang dia masih dalam perawatan. Masuklah, dan minta maaf.”

Eunhyuk’s POV.
Kurasa Hae benar, aku harus minta maaf padanya. Akhirnya aku masuk ke ruang rawatnya, dan aku duduk di sebelahnya. ”Sooyoung-ah…” aku mulai berbicara. ”Choi Sooyoung…” panggilku.
Tak ada reaksi, Sooyoung hanya tidur.
”Yah kau ini…” aku bicara lagi. ”Bagaimana perform Suju dan SNSD kalau kau berbaring terus seperti ini, Sooyoung-ah? Aku akan berpasangan dengan siapa coba kalau begini? Mana seru kalo dancing machine Suju gak punya pasangan.” Kataku lagi. ”Katamu aku yang keseimbangannya parah, dan kau selalu menertawakanku. Sekarang lihat, siapa yang terpeleset di tangga?” tanyaku, tak terasa mataku memanas. ”Sooyoung-ah, cepatlah sadar… kau membuat semua orang khawatir. Kau juga membuatku khawatir…” aku mengusap air mataku. ”Sooyoung-ah, kenapa kau tertekan? Ada masalah apa? Oiya Sooyoung-ah, maaf membuatmu menunggu permintaan maafku, aku benar-benar ingin meminta maaf atas ciumanku kepadamu waktu itu…” dan air mataku sudah mengalir deras. ”Tapi aku tidak menyesalinya, aku benar-benar minta maaf… aku ingin sekali meminta maaf padamu langsung, aku ingin sekali…” aku menggenggam tangannya yang dingin. ”Sooyoung-ah, mianhae, jeongmal mianhae…”
Begitu aku mendongak betapa terkejutnya aku, melihatnya telah membuka mata. Kedua matanya menatapku, berkedip-kedip lemah. Aku kaget. ”Sooyoung-ah, Sooyoung-ah kau sudah sadar?!”
”Oppa! Akhirnya kau minta maaf juga…”
”Mianhaeyo…”
Sooyoung tersenyum. ”Gwenchana, Oppa…”
”Gomawo… kupanggil dokter ya, Sooyoung-ah, biar dia tahu kalau kau sudah sadar. Oke?”
Sooyoung tersenyum dan mengangguk. Aku keluar dan berteriak. ”Sooyoung sadar‼!” pekikku.
”Mwo?!” semua berteriak.
”Jinja?”
Dokter kemudian masuk ke dalam. Semua membombardirku dengan pertanyaan, karena mereka semua sudah satu persatu masuk, dan mencoba membuat Sooyoung sadar, namun tak ada yang berhasil.
”Hyuk, kau apakan dia hingga dia terbangun?”
”Eunhyuk apa yang kau lakukan?”
”Bagaimana caranya?!”
”Hebat, Oppa!”
Baru aku mau menjawab rentetan pertanyaan itu, tapi dokter sudah keluar. Jadi semua mendatangi dokter. ”Kalian keluarganya?”
”Ya!” semua menjawab kompak.
”Bagus, perkembangan Sooyoung bagus, dilihat secara fisik, memarnya sudah mulai membaik. Begitu juga dengan tulang pinggulnya… dan masalah psikisnya, boleh saya bertanya tadi siapa yang mengajaknya bicara sebelum dia sadar?”
”Dia…” semua menunjuk Eunhyuk.
Dokter mengangguk. ”Mungkin dia nyaman bersama Anda, jadi dia bisa cepat sadar… ajaklah dia ngobrol lagi.” Dokter menepuk pelan bahu Eunhyuk, dan pergi dari situ. Sementara SNSD dan Super Junior memandang Eunhyuk takjub.
”Yah! Kau, bukannya bertengkar terus dengannya?” tanya Heechul.
Eunhyuk mengangkat bahu. ”Ya sudah, sana kau temani si Sooyoung lagi! Barangkali dia bisa cerita ada masalah apa.” Kata Siwon.
”Tapi aku mau lihat Onnie…” rengek Seohyun.
”Iya, kami mau melihatnya…” Taeyeon menambahkan.
”Ya, biarkan mereka melihat Sooyoung dulu,” Eunhyuk setuju. ”Nanti kalau dia mencariku, atau kalian sudah selesai, aku ada disini, kok.”
Taeyeon tersenyum. ”Ayo, kita ke dalam.”
Mereka berdelapan masuk ke dalam ruang rawat Sooyoung, Sooyoung tersenyum menyambut Onnie dan Dongsengnya. Meski belum bisa banyak bergerak. ”Sooyoung-ah…”
”Onnie…”
Sooyoung tersenyum. ”Annyeong, mianhae telah membuat kalian khawatir. Keadaanku memang labil…”
”Aniyo…” semua menggeleng.
”Sekarang bagaimana rasanya? Sudah mendingan?” tanya Tiffany.
Sooyoung tersenyum. ”Jauh lebih baik. Rasanya lega…”
”Lega kenapa?”
Sooyoung terkekeh. ”Aniyo…”
”Oh iya, Eunhyuk Oppa… apa yang dilakukannya padamu, Onnie?” tanya Seohyun. ”Eunhyuk Oppa masuk kesini, dan kau sadar… kau segar sekali sekarang. Padahal kami semua sudah mencoba dengan segala cara agar kau sadar, tapi kau tidak sadar. Cuma Eunhyuk Oppa yang bisa membuatmu sadar…”
Jessica mengangguk. ”Ne, aku juga heran. Kukira dia yang paling tidak mungkin membuatmu sadar, Sooyoung-ah.”
”Eunhyuk Oppa tidak seburuk itu kok dimataku, aku hanya sering bertengkar bercanda dengannya, tidak serius.” Jawab Sooyoung, masih tersenyum. ”Oiya, Onnie, kira-kira kapan aku bisa keluar dari rumah sakit?”
”Yah, kau harus stabil dulu, Sooyoung-ah!” pekik Sunny.
”Ne, aku stabil… aku sudah tidak apa-apa! Aku mau pulang!”
”Sooyoung-ah…”
”Aku mau pulang!” Sooyoung mencoba duduk.
Gadis-gadis SNSD yang lain menjerit-jerit panik, karena Sooyoung memaksa duduk, suara jeritannya terdengar sampai diluar. Super Junior panik, langsung masuk. ”Yah! Ada apa?”
”Oppa, tolong! Sooyoung nih bandel, dia mau pulang! Dia maksa pulang!” Taeyeon menahan bahu Sooyoung. Berhubung Taeyeon kecil, dia agak kewalahan sementara saudarinya yang lain menahan bagian tubuh Sooyoung yang lain.
Donghae, Teukie, Siwon maju dan menggantikan tugas Tiffany, Taeyeon, dan Yuri yang menahan bahu Sooyoung. Sooyoung memberontak. ”Oppa! Aku mau pulang! Aku mau pulang!”
”Sooyoung, kau masih perlu istirahat…” kata Sungmin dari belakang.
”Andwe! Aku benci rumah sakit! Teukie Oppa, lepas! Siwon Oppa! Donghae Oppa!” teriaknya.
”Yah yah yah…” Eunhyuk maju. ”Kau ini! Kau mau aku mengulang perbuatanku waktu itu di depan mereka semua kalau kau masih berkeras pulang juga?” Eunhyuk akhirnya maju.
Sooyoung berhenti, wajahhnya memerah.
Donghae, Teukie, dan Siwon menoleh bingung menatap Eunhyuk, lalu menatap Sooyoung lagi.
”Ne, aku akan istirahat.” Sahut Sooyoung kooperatif, dan langsung berbaring diam. Semua bengong.
”Baik, sekarang Sooyoung sudah diam, kita keluar semua, ppali!” perintah Teukie dia menggandeng Taeyeon keluar. Begitu semua keluar, Teukie dengan sigap menarik Eunhyuk yang mau pergi. ”Eits! Tunggu dulu…”
Eunhyuk berbalik. ”Apa?”
”Kau memang ngapain si Sooyoung?” tanya Teukie penasaran.
”Astaga, Hyung! Rahasia…” dan Eunhyuk berlalu.
”Mwo? Berani dia nyuekin aku…” Teukie geleng-geleng.