Showing posts with label Taeyeon. Show all posts
Showing posts with label Taeyeon. Show all posts

Friday, May 7, 2010

Accidentally In Love Chapter 1 (Super Generation Series)



Accidenttaly In Love


Album keempat Super Junior, 4jib akan segera keluar. Pihak perusahaan, SM Entertainment resah dengan pemberitaan yang beredar menjelang launching-nya album tersebut. Seperti biasa, bos SM Entertainment yang memiliki banyak akal, memanggil seluruh anggota Super Junior dan SNSD untuk rapat membahas masalah ini.
Awalnya semuanya tidak mengerti mengapa di rapat album keempat Super Junior, SNSD diikut sertakan, meski demikian, SNSD tetap ikut rapat, dan ternyata hasil rapat sangat mengejutkan semua pihak. Lee Soo Man Sunsangnim meminta agar mereka membuat skandal, agar berita jelek tentang 4jib beralih. Karena SNSD merupakan girlband yang paling tahan banting dengan pemberitaan miring. Soo Man Sunsangnim, awalnya meminta agar mereka memakai skandal lama ketika SNSD akan debut, yakni Jessica-Donghae. Namun, Donghae yang sekarang sudah punya Tiffany, menolak dengan tegas. Pada akhirnya, Soo Man Sunsangnim menyerahkan kepada Super Junior dan SNSD sendiri, siapa yang akan membuat skandal, dan skandal itu akan diperlihatkan pada saat SBS Inkigayo.
Leeteuk dan Taeyeon jelas tidak mungkin untuk dijadikan bahan skandal, karena keduanya sudah pernah jadi korban skandal, dan Taeyeon dan Leeteuk stress berat. Donghae dan Tiffany dengan tegas menolak, karena khawatir dengan pemberitaan pers untuk satu sama lain, apalagi Tiffany sudah banyak mendapat image buruk akhir-akhir ini. Akhirnya rapat di dorm SNSD memutuskan, bahwa Sooyoung-Eunhyuk saja yang maju. Keduanya setuju, karena keduanya memang cukup cuek dan yang lain yakin kalau keduanya akan tahan banting. Tapi, ketika hari H SBS Inkigayo, kecelakaan terjadi pada Yuri. Yuri tersandung ke belakang, dan Siwon yang tidak sengaja lewat di belakangnya, malah menangkapnya dan memeluknya erat, karena refleks. Pemberitaan melaju pesat, skandal itu terbentuk, meski salah tempat.
Accidenttaly In Love
Dorm Super Junior
Siwon membuka pintu apartemen dorm mereka, dan masuk ke dalam. Betapa kagetnya dia, mendapati seluruh anggota Super Junior, tanpa Kibum tentunya, duduk di ruang tengah. Wajah semuanya nampak serius. ”Hyung, ada apa?” tanyanya sambil masuk.
Wajah Leeteuk nampak serius, memandang ponselnya, bahkan dia memakai kacamatanya. Sekelilingnya juga berwajah serius, dan beberapa kebingungan, seperti Eunhyuk.
”Ada apa sih?” tanya Siwon lagi, sambil mengambil tempat duduk di sebelah Donghae.
”Jadi begini,” Donghae menjelaskan. ”Manajer Hyung barusan sms ke Teukie Hyung, katanya hari ini ada rapat dadakan jam dua belas siang, semua schedule kita di batalkan hari ini, bahkan kau tidak boleh syuting. Kau periksa saja, jadwalmu hari ini kosong.”
”Jeongmal?”
Donghae mengangguk. ”Nah, kita semua sih mikirnya kan karena memang 4jib mau keluar, jadi ada rapat lagi… tapi masalahnya, Teukie Hyung, aku, dan Eunhyuk diberitahu uri yeoja-chingu kalau SNSD dipanggil juga ke kantor untuk rapat.”
Siwon terkejut, ”Jadi ini bukan rapat 4jib?”
”Ini rapat 4jib,” jawab Donghae lagi. ”Tapi, yang bikin kita heran, kenapa SNSD diikut sertakan. Aku, Teukie Hyung, dan Eunhyuk khawatir, kalau Soo Man Sunsang-nim akhirnya tahu kalau kami bertiga pacaran dengan anak-anak SNSD.” Suaranya menjadi lirih.
Siwon menghela napas. ”Berdoalah semoga bukan itu, Hae…”

Dorm SNSD.
Kepanikan juga melanda dorm SNSD, ketika Taeyeon mendapat sms dari Manajer Oppa mereka. SNSD akan dilibatkan dalam rapat 4jib, itu menandakan akan ada sesuatu yang dibahas mengenai kedua belah pihak. Padahal, kalau DBSK dan Shinee rapat, SNSD sama sekali nggak pernah dilibatkan.
”Astaga! Soo Man sunsangnim pasti akhirnya tahu kalau aku, kau, dan Sooyoung jadian!” panik Taeyeon.
Tiffany terperanjat. ”Ah, masa? Tau darimana? Aku gak pernah lebai lho sama Donghae kalau kita lagi di kantor.”
”Aku juga…” timpal Sooyoung.
”Aku juga kayaknya biasa aja deh…” pikir Taeyeon.
Yuri geleng-geleng. ”Apanya? Taeng dan Sooyoung aku percaya, tapi tidak denganmu Tiff.”
”Wae?” tanya Tiffany polos.
”Kau dan Donghae itu best couple!” jawab Jessica.
Tiffany menoleh padanya. ”Best couple? Bukannya Teukie Oppa dan Taeng yang best couple?”
”Aduuuuuh! Gak penting deh!” geram Sooyoung. ”Yang penting sekarang, kenapa kita harus ikut rapat 4jib!”
”Ya mungkin karena Soo Man Sunsangnim akhirnya sadar kalau salah satu diantara kalian pacaran sama anggota Super Junior!” jawab Yuri.
”Bukannya tiga orang yang pacaran?” tanya Jessica.
Sunny menjitak kepalanya. Jessica meringis, yang lain menghela napas, capeeeek deh Jessica!
”Kalau memang Soo Man Sunsangnim tau ada yang pacaran,” gumam Yoona dengan analisisnya. ”Kemungkinannya yang paling besar ketahuan adalah… Tiff Onnie dan Hae Oppa.”
”Yah! Kenapa aku dan Hae?”
”Kalian itu terlalu mesraaaaa…” sahut Sunny.
Tiffany mikir-mikir sendiri.
”Kalau begitu lebih baik kita siap-siap saja, Manajer Oppa menginginkan kita segera sampai ke kantor.” Ajak Taeyeon.
”Ya ayo kalo begitu…”

* * *
Sunny & Yuri Room
”Menurutmu, apa benar salah satu diantara tiga pasang itu, atau mungkin ketiganya sudah ketahuan si kakek tua kalau mereka pacaran?” tanya Sunny pada Yuri yang sedang memakai lotion.
Yuri berpikir, kemudian mengangguk. ”Kakek tua itu punya banyak intel, jadi aku tidak heran kalau benar dia tahu.”
”Tapi kalau dia memang benar tahu, apa yang akan dia lakukan kepada mereka berenam?”
”Disuruh putus?”
Sunny menghela napas. ”Aigooo! Meskipun aku suka iri melihat mereka, tapi aku berharap jangan yang itu jalan keluarnya.”
Pintu kamar di ketuk, dan muncul Taeyeon. ”Ayo, Manajer Oppa sudah datang… kajja!”

* * *
Super Junior’s Dorm
”Kalau misalkan memang si kakek tua itu sudah tahu antara Super Junior dan SNSD ada yang pacaran,” kata Kangin di ruang tengah, menunggu manajer menjemput. ”Menurut kalian, apa sanksi yang akan diberikan?”
Semua berpikir serius.
”Putus?” usul Yesung.
”Yah!” Leeteuk menjitak kepala Yesung. ”Tega sekali kau!”
Yesung ngeles. ”Kan itu yang diberikan si kakek tua, Hyung, bukan dari pendapatku…”
”Masa putus, sih?” tanya Eunhyuk sedih.
”Tenang, Hyung… belum tentu…” bujuk Ryeowook.
Manajer tiba, dan mereka kemudian keluar dari apartemen dan pergi ke kantor manajemen SM Entertainment. Hubungan antara Leeteuk-Taeyeon, Donghae-Tiffany, dan Eunhyuk-Sooyoung memang tidak banyak yang mengetahui, hanya anak-anak SNSD dan Super Junior, serta keluarga mereka saja yang tahu, karena mereka semua tau konsekuensi jika hubungan mereka diketahui publik. Tapi kali ini, mereka semua tegang, karena bos besar mereka sendiri yang mereka paling khawatirkan.
Leeteuk mengirimi Taeyeon sms, berisi pesan : jangan khawatir ya nae sarangan taeng, apa pun yg terjadi, aku tetap cinta padamu… untuk jaga-jaga kita bersikap seperti sblm jadian saja, ya… mianhae, I miss you… smooch from here.
Donghae menelepon Tiffany, berhubung dia dibilang sama teman-temannya paling sering skinship, dia dan Tiffany sepakat untuk sedikit jaga jarak nanti saat bertemu. Meski sama-sama sedih dan tidak rela, mereka lebih tidak rela jika harus dipisahkan.
Eunhyuk dan Sooyoung tidak saling berkirim pesan, tapi pikiran mereka sama, dan akan saling jauh-jauhan di kantor nanti.

* * *
Ruang Rapat, SM Entertainment.
Semua sangat tegang, tidak ada yang banyak bicara, maupun bercanda. Semuanya duduk mengelilingi meja dengan perasaan was-was, searah jarum jam, duduk di posisi dua belas adalah si kakek tua, Soo Man. Leeteuk, Heechul, Hankyung, Yesung, Kangin, Shindong, Sungmin, Eunhyuk, Donghae, Siwon, Ryeowook, Kibum yang jadwalnya ikutan kosong, Kyuhyun, Seohyun, Yoona, Sooyoung, Yuri, Hyoyeon, Tiffany, Sunny, Jessica, dan Taeyeon.
”Maaf mengumpulkan kalian tiba-tiba hari ini…” si Soo Man membuka rapat, semua mengangguk mengerti. ”Seperti yang kalian tahu, agenda rapat kali ini adalah mengenai album 4jib Super Junior. Dan aku yakin kalian sendiri heran, kenapa untuk rapat album Super Junior, SNSD yang punya jadwal padat karena Run Devil Run harus ikut rapat disini, dibandingkan f(x).”
Eunhyuk bergumam. ”Kok f(x)?”
”Persiapan album keempat sudah delapan puluh persen dan sebentar lagi akan mulai debut…” Soo Man meneruskan. ”Dan ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam hal ini menyangkut SNSD.”
Wajah Taeyeon, Tiffany, dan Sooyoung langsung pucat. Teukie, Donghae, dan Eunhyuk menatap pacar-pacar mereka dengan ketakutan. Yang lain ikut panas dingin menunggu lanjutan kata-kata Soo Man.
”Pemberitaan media mengenai Super Junior, akhir-akhir ini sangat tidak bagus…” Soo Man meneruskan. ”Tentang Hankyung dan Kangin, juga kecolongan foto-foto 4jib yang memang kami buat agar mengecoh publik malah tidak berhasil…” ujarnya. ”Kemudian, pemberitaan bahwa banyak yang akan comeback di bulan Mei ini membuat Super Junior semakin rawan… apalagi…”
Taeyeon sudah menahan napas sekarang.
”Dengan pemberitaan bahwa hubungan kalian…” Donghae memejamkan matanya. ”Tidak baik…” semua langung saling pandang bingung.
”Hubungan siapa, Sunsangnim?” tanya Taeyeon memberanikan diri.
”Hubungan SNSD dengan Hankyung.”
”Wae?!” pekik SNSD kompak.
Hankyung menggeleng bingung. ”Aku sudah bilang di wawancara kalau aku dan SNSD baik kok, Sunsangnim.”
”Iya tapi itu tidak cukup. Pemberitaan ini masih panas, ditambah lagi kasus DBSK… SM Entertainment harus bekerja keras untuk membuat Super Junior maju!”
”Terus sama SNSD hubungannya apa?” tanya Heechul.
Soo Man berdeham. ”SM Entertainment sudah menyiapkan skenario untuk mengalihkan semua pemberitaan jelek mengenai hal ini.”
”Mwo?!” tanya Leeteuk.
”Skenario?” tanya Yuri.
Soo Man mengangguk. ”Skenario ini sangat penting, untuk itu aku meminta SNSD datang kesini.” Super Junior saling pandang panik. ”Dibandingkan dengan pemberitaan mengenai tidak harmonisnya SNSD dengan Hankyung, atau SM Entertainment dengan Hankyung, juga Kangin dan Super Junior, ada baiknya kalau Super Junior dan SNSD membuat semacam…” Soo Man terlihat memilih kata-katanya. ”Gosip!”
”Skandal?!” tembak Kangin.
Soo Man mengangguk. ”Bisa dikatakan seperti itu. Super Junior akan debut di SBS Inkigayo, dan aku harap salah satu dari SNSD dan Super Junior, akan membuat semacam skinship disana, yang membuat pengalihan perhatian, dan pamor 4jib meningkat.”
”Mengorbankan SNSD?!” pekik Ryeowook.
”Sunsangnim!” potong Donghae. ”Mereka bisa dibunuh nanti…”
”Jangan, Sunsangnim.” celetuk Shindong.
Soo Man berdeham, dan seisi ruangan langsung diam, Soo Man menatap tegas semuanya. ”Kalian tetap harus melakukannya, atau kalian tahu konsekuensinya…” semua terdiam tidak percaya. ”Hanya sedikit skinship untuk meningkatkan pamor album, toh kalian juga yang akan menikmati gajinya…”
Ingin rasanya seisi ruangan membunuh Soo Man.
”Jadi, salah satu dari kami, harus skinship di SBS Inkigayo?” tanya Taeyeon lirih.
”Ya, dan kuharap yang melakukan itu benar-benar profesional, jadi tidak kentara kalau kita memang sengaja melakukannya…”
”Tapi siapa?” tanya Tiffany.
Soo Man menjawab. ”Aku suka konsep waktu Super Junior pertama kali debut, Donghae dan Jessica.”
”Mwo?! Andweee!” jawab Donghae tegas sambil berdiri. ”Aku sudah cukup merasakan skandal, dan tidak mau terulang lagi! Tidak!”
Tiffany menunduk, dan Jessica melongo memandang ke kanan dan ke kiri dirinya, kenapa dia lagi?
”Kenapa kau tidak mau, Donghae-ssi?” tanya Soo Man heran, padahal Donghae biasanya selalu menurut dan tidak pernah melawan apa saja yang diinstruksikan kepadanya.
”Jaesohamnida, Sunsangnim… tapi kalau untuk yang satu itu saya tidak mau. Jessica sudah terlalu banyak mendapat pengaruh buruk atas berita-berita yang kita buat, dan untuk apa lebih memperburuknya lagi, Sunsangnim?” tanya Donghae dengan berani. ”Itu terlalu mengorbankan Jessica, Sunsangnim… meski banyak S-One yang akan membelanya, tapi akan lebih baik kalau dia tidak lagi dijelekkan, apalagi dengan menggunakan nama saya.”
Soo Man menatap Donghae tajam, kemudian mengangguk. ”Kalau begitu, aku cukup setuju dengan penjelasan Donghae-ssi.”
”Maaf, Soo Man Sunsangnim,” Leeteuk angkat bicara. ”Untuk 4jib, saya yakin kami semua bisa melaluinya dengan baik. Kami tidak perlu ada semacam publicity stunt, apalagi untuk mengorbankan SNSD seperti ini…”
”Kami berusaha keras, Sunsangnim…” tambah Sungmin sungguh-sungguh. ”Jangan korbankan SNSD.”
Soo Man menatap dalam Leeteuk. ”Leeteuk-ssi, apakah kau berani menjamin kalau 4jib akan sukses di pasaran?” tanyanya tajam. ”Dengan berita-berita berseliweran tentang SM Entertainment? Antifans sudah siap, bahkan banyak fans disana yang akan menjadi antifans hanya dengan kemunculan kalian yang seperti ini, formasi yang begini, pemberitaan yang begini…” ucapnya tegas. ”SM Entertainment, adalah tempat dimana kalian di tempa! Sudah sepatutnya kalian mengabdi, dan memberikan jasa kepada SM Entertainment. Lagipula, Eeteuk-ssi, dan kalian semua Super Junior!” Soo Man menunjuk Super Junior satu persatu. ”Lagipula kenapa sih? Kalian gengsi jika kalian dibantu oleh hoobae kalian?”
”Mwo?” tanya Heechul tajam. Hankyung menahannya, jika Heechul meledak disini, habis perkara.
”Bukannya kami gengsi, Sunsangnim…” Leeteuk terus berusaha menjelaskan. ”Ini kan nama SNSD yang dikorbankan…”
”Kenapa kalian berpikir SNSD yg dikorbankan? Toh akan banyak namja yang kecewa, kalau salah satu dari SNSD betulan ada fair dengan member Super Junior.” Jawabnya enteng.
”Fans itu lebih banyak yeoja-nya, Sunsangnim…” kata Yesung.
”Aku tidak mau tahu!” Sunsangnim menggebrak meja, semua terdiam. ”Dengarkan sekali lagi. Aku mau ada yang membuat skinship di acara SBS Inkigayo ketika Super Junior debut. ”Tak ada alasan! Dan untuk Super Junior, belajarlah mengatasi rasa gengsi kalian jika dibantu oleh hoobae kalian. Juga untuk SNSD, kalian tidak keberatan kan?”
Taeyeon mengangguk, ”Gwenchana, Sunsangnim.”
”Taeyeon-ah…” keluh Leeteuk.
”Kalau begitu rapat ditutup. Aku tidak akan membahas apa-apa lagi hingga Minggu malam setelah kalian tampil di SBS Inkigayo.” Dan dengan entengnya Lee Soo Man pergi begitu saja. Begitu Soo Man keluar, Heechul menggebrak meja.
Kesembilan gadis itu duduk menunduk.
”Mianhae…” ucap Leeteuk lirih. ”Kalian lagi-lagi jadi korban…”
”Gwenchana, Oppa…” jawab Taeyeon, meski begitu dia menghela napas dan menunduk.
”Ini tidak bisa dibiarkan terus!” Kangin ikut emosi. ”Dia kira 4jib tidak bisa sukses sendiri! Kalau memang nanti album tidak berhasil, kami tidak akan pernah menyalah-kan dia! Dia orang terakhir yang akan kami salahkan!”
”Sudah, Hyung…” Siwon menepuk bahunya. Seisi ruangan sedang stress sekarang, semua member Suju mondar-mandir, kecuali Kyu yang duduk diam, meski wajahnya ikut stress. Sementara semua member SNSD duduk diam di tempat.
”Aku tidak bisa berpikir disini!” Leeteuk menggaruk kepalanya. ”Berhubung hari ini semua jadwal kosong, lebih baik kita bicarakan di dorm.”

* * *
Dorm Super Junior.
Anggota Super Junior kelihatan seperti lintah ditaburi garam, tidak ada yang bisa diam. Semua duduk gelisah, dan wajah mereka nampak stress. Sementara member SNSD, hanya bisa diam seribu bahasa.
”Kalau begitu, lebih baik mulai dibicarakan, Oppa…” kata Taeyeon.
Leeteuk menoleh padanya, dan menghela napas. ”Aku benar-benar menyesal, Taeng…”
”Gwenchana, Oppa, gwenchana…”
”Tunggu dulu, Hyung!” potong Donghae. ”Kita harus tanya pendapat mereka, apakah mereka ada yang setuju melakukan hal ini. Kita tidak bisa memaksa mereka melakukannya demi kepentingan 4jib!”
Leeteuk mengangguk. ”Donghae benar, aku berharap diantara kalian ada yang buka mulut, dan protes.”
”Gwenchana, Oppa…” Yuri mengangguk. ”Kami siap membantu… aku atas namaku sendiri, aku bersedia membantu.”
”Kami semua bersedia.” Ucap Taeyeon lagi, dilihat mereka kesembilan gadis itu mengangguk.
Leeteuk menghela napas dan memandang membernya, ”Bagaimana? Mereka bersedia.”
”Kami yang tidak rela…” sahut Heechul.
”Ini mengenai nama kalian, lho…” jelas Yesung.
”Gwenchana, Oppa…” koor kesembilannya kompak.
Leeteuk mengangguk. ”Baiklah, kalau begitu kalian sepakat, kami juga tidak bisa bicara apa-apa lagi. Seperti yang kita semua tahu, karena kita semua hadir di rapat tadi. Sekarang pertanyaannya, siapa yang akan skinship?”
Sunyi.
”Bagaimana dari SNSD, apa kalian ada saran?” tanya Kangin.
Semua member SNSD saling pandang, dan kemudian Sooyoung menjawab. ”Kami menyerahkan penuh kepada Super Junior. Oppa siapa yang akan turun, dan kami juga belum memutuskan siapa yang akan turun.”
”Jadi bagaimana?” tanya Leeteuk kepada para membernya. ”Siapa dari kita yang akan maju?”
”Hyung ada saran?” tanya Siwon.
”Aku sama sekali tidak masalah kalau aku yang harus maju,” Leeteuk berkata mantap.
”Kalau memang Oppa yang maju, aku akan mendampingi…” jawab Taeyeon siap. Leeteuk tersenyum padanya.
”Andwe! Jangan kalian!” potong Sunny. ”Waktu kami merilis lagu Oh! kalian sudah banyak mendapat masalah… hanya karena kalung! Bagaimana kalau kalian skinship nanti? Kalian tidak akan sanggup… kita perlu orang yang tangguh dan kuat. Mianhae, Oppa, Taeyeon-ah, bukan aku menganggap kalian tidak kuat… aku hanya berpikir, hubungan kalian terlalu sayang untuk dikorbankan.”
”Aku setuju, Hyung, dengan Sunny…” Shindong berpendapat. ”Waktu itu hanya karena kalung saja, Super Junior sudah dikritik pedas, dan Taeyeon yang nggak mau Suju kenapa-napa, akhirnya malah berantem kan kalian jadinya. Aku juga nggak setuju, nggak setuju.”
”Oppa, kejadian waktu itu dan sekarang kan beda…”
”Tapi benar yang dikatakan Shindong, Taeyeon-ah…” kata Sungmin lembut. ”Terlalu riskan untuk mempertaruhkan hubungan kalian.”
”Aku sependapat,” tambah Siwon.
Leeteuk tersenyum. ”Ya sudah kalau begitu. Aku dan Taeyeon coret! Bagaimana, Tiffany dan Donghae?”
”Aku tidak mau!” Donghae dengan tegas menolak.
Tiffany mendongak. ”Wae?!”
”Mwo? Kau mau?” tanya Donghae kaget.
”Ya memangnya kenapa?” tanya Tiffany.
”Tiffany, ini berat! Ini tidak semudah yang kau bayangkan,”
Tiffany menatapnya heran. ”Aku tahu tidak mudah, tapi kenapa? Kenapa kau menolak? Aku mendampingimu, kok.”
”Aku tau…” jawab Donghae.
”Sudah, sudah…” potong Eunhyuk. ”Aku dan Sooyoung saja.”
Sooyoung menatapnya. ”Jeongmal? Kau mau?”
”Kalian berdua?” tanya Sungmin.
Eunhyuk mengangguk. ”Aku siap, dan aku yakin Sooyoung juga siap! Kami kan sama-sama cuek, kurasa itu tidak akan mempengaruhi hubungan kami secara keseluruhan.”
”Ya aku setuju denganmu,” Sooyoung tersenyum.
”Benar, kalian mau?”
”Iya, kami saja…”
”Kalau begitu baiklah. Eunhyuk dan Sooyoung yang akan skinship di acara SBS Inkigayo.”
Setelah selesai memutuskan bahwa Eunhyuk dan Sooyoung yang akan melakukan skinship, berhubung hari ini jadwal kosong, banyak yang pergi jalan-jalan. Taeyeon dan Leeteuk menghilang entah kemana. Yoona, Yuri, Sunny, Ryeowook, Heechul, Kangin, dan Sungmin jalan-jalan. Seohyun, Shindong, Siwon, Hyoyeon, dan sisa anak-anak Super Junior lain ada di dorm Super Junior, bersantai di ruang tengah kecuali Tiffany dan Donghae, yang berantem.


akhirnya publish Super Generation juga, mian ya yang udh nungguin... hehe, sesuai janji ini part awalnya Yuri-Siwon, cuma disini aku mau nyempilin sedikit Tiffany sama Donghae, hehehe, enjoy dan jangan lupa komen ya... kamsahamnida...

Thursday, April 15, 2010

Words That Hard To Say


Words That Hard To Say



Kim Taeyeon.
HIDUP kadang-kadang terlalu membosankan untuk jadi seorang idola. Nggak bisa nikmatin masa-masa indah, jadi remaja, bebas berkeliaran kemana aja, nggak usah sok-sok jaim. Terlebih, deket sama cowok siapa ajaaaaa itu enak. Itu keuntungan jadi orang biasa. Jadi idola, banyak konsekuensinya, contohnya aja sekarang, deket sama cowok aja udah masuk tivi sama tabloid dua minggu penuh. Internet rame, komen foto rame, semua rame… apalagi kalo udah kena skandal, wah! Untung belum pernah, jangan sampeeeee deh!
Gara-gara hal itu, aku jadi nggak bisa menunjukkan perasaanku yang sebenarnya. Itu udah dikomen sama adik-adikku dalam suatu reality show. Katanya walaupun udah hidup bareng selama dua setengah tahun, mereka nggak tau siapa sebenernya aku, terlebih pria idamanku.
Pria idaman, ya itu masalahnya. Naksir orang biasa, nanti kena amukan fans. Apalagi naksir yang sama-sama idola, banyak anti fans yang bikin kepalaku mau pecah, apalagi kalo udah deketnya sama idola-idola yang papan atas. Aku kan leader, aku pusing mikirin masalah adik-adikku, terlebih YoonA, yang memang lagi kepengen banget jadian sama Taecyeon, tapi semua orang malah pada marah sama dia! Sampe pusing aku… mikirin Yoona, dan segala permasalahan dalam tim kami, aku jadi lupa sama dia. Ya dia… aku manggilnya Oppa, karna nyebut namanya itu susahnya bukan main, nyebut namanya bikin wajahku memerah. Oppa anggota BB (Boy Band) ternama di Korea, bahkan di dunia. Oppa juga satu manajemen sama aku. Oppa itu anggota Super Junior, grup yang seringg banget dipasangkan sama grup kami, SNSD. Seneng sih, tapi kadang bete juga.
Oppa sama aku bedanya jauh banget umurnya, Oppa udah dua puluh tujuh, sementara aku dua puluh satu. Tapi aku suka banget sama dia, Oppa itu baik, lembut, kocak! Aku nggak pernah menilai seseorang dari fisik belaka, tapi untuk yang satu ini, kuakui Oppa itu ganteeeeeeng sekali, apalagi kalo udah senyum, waaaah! Aku harus banyak-banyak tarik napas, biar gak kehabisan oksigen. Mungkin terkesan lebai, tapi memang itu yang kurasakan. Awalnya kukira cuma kagum sama Oppa seperti yang lain-lainnya, tapi semenjak Oppa sering dipasangkan sama Jessica, temenku di SNSD, sebagai model, aku sadar perasaanku ke Oppa itu lebih dari sekedar hanya kagum.
Kalau dipikir-pikir, aku bahkan merasa nggak mampu naksir Oppa. Oppa itu terlalu perfect buat aku. Oppa dapet julukan Leader terbaik. Oppa hebat diberbagai bidang deeeeeh. Baik hati dan fisik Oppa, semua sempurna di mataku. Aku senang banget minggu lalu waktu Oppa kasih aku kalung kembaran, aku pakai dalam acara di salah satu stasiun televisi, semua orang membicarakannya. Banyak yang iri, banyak yang bilang aku nggak cocok sama Oppa. Dan aku sadar akan hal itu, itu yang membuatku makin merasa minder, meski senang diberi Oppa kalung.

Park Jungsoo, Leeteuk
Umurku sudah beranjak jauh sekali. Rasanya baru kemarin aku ikut berbagai pelatihan di SM agar menjadi idola. Selama itu pula, aku sendiri. Sendiri dalam arti sendirinya single. Aku belum punya pacar sama sekali, namun bukan berarti aku gak mau. Aku mau, bahkan sangat mau. Cuma tuntutannya berat, aku harus ingat-ingat nasib Super Junior kalau aku punya pacar.
Tapi untuk kali ini hatiku tak bisa dibendung lagi, gadis itu sudah terlalu banyak menyita perhatianku. Aku sampai stress, dimana pun, kapan pun, jika aku melamun, jika aku tertidur, pasti dia yang selalu muncul. Badannya yang mungil, wajahnya yang lucu, serta ekspresinya yang unik. Aku nggak tahaaaaaan! Gadis itu hampir sama sepertiku, leader. Dan dia leader SNSD, Girl Band terbaik di Korea menurut pandanganku. Gadis itu mulai menyita perhatianku saat pertama kali kami bertemu. Senyumnya nggak bisa sama sekali aku lupakan.
Namanya indah, Kim Taeyeon, suaranya juga. Tidak sepertiku, yang meski leader merupakan sub vocal. Taeyeon adalah main vocal, bersama dua orang gadis lain. Jujur, kalau secara fisik, Taeyeon bisa dibilang kalah dibandingkan si semok Yuri. Dan banyak orang yang bilang, Yoona adalah gadis tercantik di SNSD. Tapi buatku semua tidak berarti, kecuali dia. Taeyeon, namanya saja sudah seakan menjadi tata surya. Setelah cukup lama bertahan, aku memutuskan untuk maju. Aku mau bahagia, dan aku yakin, Taeyeon bisa mengabulkan impianku itu, seperti lagunya.
Tapi, dibalik sikap perhatian Taeyeon, sikap ceria, dan kelakuan lucunya, Taeyeon itu seperti tirai hitam. Taeyeon itu gadis paling tertutup, meski bungkus luarnya bahagia. Taeyeon jarang menceritakan tentang dirinya, jadi aku sendiri bingung. Aku harus membuatnya mengakui bahwa ia pun menyukaiku, karena ketika aku membelikannya kalung pasangan, ia memakainya. Aku bahagia sekali, tapi Taeyeon tetap tenang. Emosinya sama sekali tak terlihat, beda denganku yang sangat kontras, menurut adik-adikku.
”Hyung, ngapain sih? Ngintipin Taeyeon aja dari tadi…” itu kepergok sama Kyuhyun. Ketika Taeyeon sedang siaran sendirian, dan aku pun baru mau siaran bareng Kyuhyun.
Akhirnya Kyu, adikku yang paling kecil itu, tahu bahwa aku menykai Taeyeon. Bahkan menurutnya, dia sudah lama yakin kalau aku suka pada Taeyeon.
”Bilang, Hyung… bilang padanya kalau kau memang suka padanya!” saran Kyuhyun berapi-api.
”Aku takut ditolak, jujur.” Jawabku apa adanya. ”Aku sukaaaa sekali padanya, aku senang kalau SNSD jadi bintang tamu kita. Aku senang waktu syuting video klip dengannya. Aku senang kalau ada dia… tapi aku juga manusia, Kyu… aku takut ditolak.”
”Hyung,” kata Kyu pelan. ”Kau itu terlalu lama menahan perasaanmu. Katakan padanya, Hyung… kalau tidak, kau yang menderita. Aku sebetulnya sudah curiga kau menyukainya, aku lihat seperti kau kesakitan jika melihatnya. Dan yang paling jelas, waktu dia merebahkan kepalanya di bahu Siwon Hyung, kau nampak gelisah. Hyung, Taeyon masih sendirian. Biarpun Hyung ditolak, dia masih sendiri… masih ada kesempatan!”
”Aku tak bisa bilang segamblang itu, Kyu…”
”Setidaknya tunjukkanlah, Hyung… perlahan-lahan, buat dia sadar kalau kau suka padanya!”
Aku memikirkan kata-kata Kyu. Dia bijak sekali, dalam memberi saran. Padahal dia sendiri belum punya kekasih, dan aku tahu betul dia menyukai Maknae-nya SNSD, Seohyun, namun sama sepertiku. Tapi seperti yang dia katakan, aku seakan terbakar hidup-hidup, kalau terus menahan perasaanku seperti ini. Maka, aku membelikannya kalung. Kalung itu kupesan khusus, bentuknya unik, abstrak. Dibuat dua pasang. Aku memberikannya pada saat yang amat sangat tidak romantis, ketika kami bertemu di toilet, di gedung manajemen kami bersama.

Flashback
Aku bahagia banget hari ini. Couple band, Super Junior dan SNSD lagi kumpul. Meski beda urusan, jelas. Aku dan Super Juniorku sedang rekaman untuk album keempat kami, sementara SNSD lagi getol-getolnya latihan lagu baru mereka, Run Devil Run. Yang udah rilis, dan jujur aku agak-agak gak suka lihat Taeyeon memakai baju seterbuka itu dalam video klip. Hiiiiiih, ingin kumarahi, meski ia belum jadi milikku.
”Hyung mau kemana?” tanya Yesung saat dilihatnya aku berdiri hendak keluar dari studio.
Aku senyum. ”Kamar mandi, break dulu ya!” aku buru-buru keluar, langsung mikir. Dimana kali ini SNSD latihan, di ruang mana? Biasanya sih tepat diatas lantai ini, maka aku langsung naik ke atas, kemudian kulihat orang yang kucari itu. Kim Taeyeon. Rambutnya digelung ke atas, hanya memakai kaus, dan celana pendek, serta sepatu keds.
Taeyeon seksi banget waktu keringatan. Dia sepertinya mau ke toilet, aku membun-tutinya. Menunggunya di depan toilet, dan akhirnya kesempatan itu datang. Taeyeon bersenandung kecil lagu Super Junior T, Rokuko. Merdu sekali, aku muncul di hadapannya.
”Oppa?” Taeyeon langsung tersenyum.
”Annyeon, Tayeon-ah…” aku senyum. ”Apa kabarmu? Aku lama tak melihatmu semenjak dua minggu lalu.”
Taeyeon tertawa kecil. ”Mian, Oppa… aku tidak bermaksud sombong. Aku sibuk sekali, sampai tidak menyapa kalian, padahal kalian disini. Maaf ya, Oppa… Oppa sendiri?”
”Nggak, sama yang lain… rekaman album.”
”Waaaa…” Taeyeon tepuk tangan antusias. ”Mau ngeluarin album kan ya, Oppa sebentar lagi? Horeeee…”
Aku senyum lagi. ”Dua minggu ini tampil terus, kan? Aku liat waktu di MBC, kalian capek banget kayaknya. Istirahat gimana? Kurang?”
”Ya pastilah, tapi namanya juga cari makan, Oppa…”
Aku tertawa, dan tidak tahan untuk tidak mengacak rambutnya. Ia tetap tersenyum, astaga, hatiku yang bergetar. Dia tetap tenang, gadis anggun! ”Jaga kesehatan ya… Yuri kan habis kena Swine Flu, jangan sampe kamu…” sengaja kutekan kata itu. ”Dan yang lain ikut kena ya…”
”Iya, Oppa…” Taeyeon mengangguk. ”Makasih ya, Oppa… Oppa sangat care sama kami, sementara kami tidak. Maaf, Oppa…”
”Gak apa-apa, Taeyeon-ah… oh ya, kemarin aku dapet ini dari fans.” Langsung kukeluarkan kalung itu.
Taeyeon memerhatikannya dengan matanya yang bulat dan ekspresif itu. Dia tetap tersenyum. ”Indah sekali, Oppa…”
”Ada dua…” aku mengeluarkan keduanya. ”Kan itu kalung pasangan, nggak mungkin aku pakai dua-duanya. Jadi, satunya buat kamu aja, deh…”
”Eh? Buat aku?”
Aku senyum dan mengangguk. ”Kita kan sama-sama leader, biar kompak… jadi, ibaratnya Super Junior itu, pacarnya SNSD.”
”Ha ha ha…” Taeyeon langsung tertawa lepas. ”Gimana cara pacarannya tuh Super Junior sama SNSD?”
”Ya makanya diwakilin sama aku dan kamu,” aku menjawab. ”Jadi, kita sebagai leader yang nyomblangin Super Junior sama SNSD. Jadi harus leader yang pakai, dari Super Junior itu aku, Leeteuk. Dari SNSD itu kamu, Taeyeon-ah!”
Taeyeon cekikikan. ”Oke, Oppa…”
”Ya udah, hadap sana… aku pakaikan!”
Taeyeon berbalik. Entah sudah berapa lama aku merindukan meski hanya sekedar punggung. Kapan aku berhak memeluknya dari belakang, dan mendekapnya erat, seerat-eratnya. Aku menggelengkan kepalaku, dan memasangkan kalung itu di tengkuknya.
”Cantik.” Pujiku.
”Iya, kalungnya cantik…” kata Taeyeon rendah hati.
Aku geleng-geleng. ”Yang cantik itu kamu, kalung ini nambah kamu cantik.”
”Kumawo, Oppa…” senyumnya tulus.
”Yah, Hyung!”
Aku dan Taeyeon menoleh. Siwon, muncul. Taeyeon tersenyum, dan menyapa. ”Oppa…”
”Taeyeon-ah!” entah kenapa aku benci melihat wajah Siwon yang berbinar begitu melihat Taeyeon.
”Yah, kalian pakai kalung kembar begitu…” Siwon melihat kalung kami. Aku bangga gitu. ”Baru jadian ya? Nggak romantis amat di toilet.” Well, Siwon… untuk hal itu, aku setuju padamu.
Taeyeon malah tertawa. ”Iya baru jadian…” membuatku nyaris loncat. ”Tapi bukan aku sama Leeteuk Oppa, tapi Super Junior dan SNSD.”
”Mwo?” Siwon bingung gitu. Aku kecewa. ”SNSD emang diciptakan untuk Super Junior, ha ha ha… yah, Hyung. Kita break terlalu lama… ayo rekaman lagi!”
”Ah iya! Oppa, mian… karena ngobrol jadi terlambat. Aku juga harus kembali latihan, bye Teuki Oppa.. bye Siwon Oppa… saranghae Super Junior.” Taeyeon berlalu, dan aku memandangnya.

Kim Taeyeon
Waktu Oppa bilang aku yang cantik, dan kalung ini menambah kecantikanku. Aku nyaris menangis, aku terharu, aku tersentuh. Oppa yang selama ini kucintai diam-diam, memujiku. Oppa memang baik, Oppa selalu baik pada kami. Meski bukan hanya padaku, buktinya ia khawatir juga pada Yuri.
Tapi dia memercayakan kalung ini padaku, boleh kan aku sedikit bangga. Namun, semenjak berita yang menjatuhkan Oppa karena memakai kalung yang sama denganku, aku memutuskan takkan memakainya lagi. Kusimpan baik-baik, ini kalung Super Junior, pacarnya SNSD. Bukan kalung Leeteuk, pacarnya Taeyeon. Itu yang selalu kupikirkan agar aku tak terlena. Kalung itu kusimpan di dalam kotak kecil, kotak yang berisi benda-benda kesayanganku.
”Mian, Oppa…”

Tiffany
Aku sebel banget sahabatku yang satu ini. Jelas-jelas dia ada hati sama Teuki Oppa, disembunyiinya pinteeeeeeeeer bener. Kalo aku yang jadi Taeyeon, bisa-bisa aku darah tinggi gara-gara kebanyakan mendem-mendem perasaan ke orang yang aku cinta. Huuuuh!
Tukang ngigo kayak Taeyeon, rahasianya jadi rahasia umum. Wkwkwkwk. Dulu, pernah dua kali dia ngigau, dan manggil nama Teukie Oppa, yang memang habis kecelakaan. Wajahnya pucat, dan dia keringat dingin dalam mimpinya. Kukira dia hanya perhatian saja karena Teukie Oppa kan orangnya emang baik. Tapi aku dengar dia nangis di rumah sakit. Ketahuan deh, dia naksir, walaupun nggak bilang apa-apa sama kami. Tapi semenjak ada kalung yang menurut cerita dia kalung pacarannya Super Junior dan SNSD, ngigaunya jadi setiap malam, manggil-manggil nama Teukie Oppa. Kan makin serem. (Meski sesungguhnya, kan makin nyebelin karena ganggu tidur orang!)
Tapi aku juga kasian sama dia, dia memendam. Padahal aku yakin cintanya ke Teukie juga gak bertepuk sebelah tangan, kok.
”Taeyeon-ah…” kataku saat kami bersiap tidur.
”Wae?”
”Kalungmu itu…” kataku dengan wajah innocent, niru ekspresi Sunny. ”Kenapa nggak kau pakai?”
”Jangan ah! Kasian Teukie Oppa…”
”Kenapa?”
”Teukie Oppa kan dihina terus, dibilang nggak cocoklah, apalah… daripada kariernya hancur gara-gara kalung doang. Mending nggak aku pakai deh…” kata Taeyeon sambil merebahkan kepalanya di kasur.
”Yah…” aku jadi gemes sendiri. ”Kau kan tinggal bilang itu kalung pacarannya Super Junior dan SNSD. Bukan kau dan Teukie Oppa…”
Taeyeon cuma tersenyum.

Park Jungsoo, Leeteuk
Hari ini aku senang sekali. Setelah tahu dari adik-adikku kalau Taeyeon memakai kalungku itu. Maaf ya, Taeyon-ah… aku tidak melihat langsung, aku sibuk sekali minggu ini.
”Kalungnya dipakai semingguan ini deh, Hyung…” kata Kyu. ”Lagi shoot ataupun nggak pasti dipake. Berarti dia ada rasa tuh…” lanjut Kyu sok tahu.
”Kyuhyun-ah!” kataku, karena wajahku memerah.
Kyu terkikik.
”Yah! Yah! Itu SNSD…” teriak Donghae.
Kami yang sedang berada di lobi, siap-siap mau berangkat ke salah satu stasiun televisi untuk syuting variety show berdiri. Adik-adik perempuan kami, yang sekarang adalah pacar-pacarnya Super Junior itu baru turun dari van. Mereka kayaknya mau latihan.
Awalnya yang keluar Yuri, Yoona, Sooyoung, Hyoyeon, Sunny, Jessica, Seohyun, Tiffany, dan barulah yang terakhir Taeyeon. Aku langsung terserang gelombang elektromagnetik, mataku tak bisa lepas dari Taeyeon yang menggandeng tangan Tiffany memasuki gedung.
Super Junior dan SNSD memang sangat dekat. Seperti kakak-adik, begitu bertemu kami langsung berpelukan, dan saling bertukar salam. Tapi aku membeku, aku bingung. Ada yang aneh, Taeyeon nampak muram, dia diam saja. Senyum sekedarnya, dan lesu. Yang membuatku semakin bingung, Taeyeon tidak mengenakan kalung dariku.
”Yah, Taeyeon-ah, neo gwenchana?” tanya Sungmin pada Taeyeon.
Taeyeon tersenyum. ”Gwenchana, gwenchana, Oppa…”
”Onnie sedang sakit…” jawab Yoona.
”Jeongmal?” tanya Siwon cemas. ”Yah, ke dokter sana, Taeng!”
Aku maju, aku gemetaran. Taeyeon sakit. ”Taeyeon-ah, kubilang apa… jaga kesehatan. Sekarang kau sakit, kan?”
”Mian, Oppa…” hanya itu yang dia katakan.
Sayang, aku harus buru-buru pergi dari situ. Aku harus profesional. Namun di jalan. Aku tidak tenang sama sekali, aku kepikiran. Dan itu dilihat oleh anggota yang lain, yang memang tahu.
”Hyung ini! Cemas ya bilang cemas,” celetuk Kangin.
”Iya, Hyung…”

Kim Taeyeon
Badanku akhirnya drop. Jadwal padat, iya. Kurang tidur, bukannya kurang lagi, emang udah jarang. Tambah pikiran banyak. Dan pemendaman perasaan yang makin akut. Ya, lengkap penderitaan. Prok. Prok. Prok.
Hari menjelang pukul dua belas malam. Kami masih harus latihan, walaupun semua bilang aku harus berhenti. Karena wajahku sudah pucat, tapi aku memaksa. Karena makin aku diam, makin kepikiran Oppa.
”Onnie, udah lah!” teriak Yoona. ”Liat mukamu, On… pucat! Sebentar lagi kalau biru udah mirip mayat, Onnie… dan kalau Onnie tetap bandel seperti ini, Onnie akan benar-benar jadi mayat!”
Aku hanya menggaruk kepalaku. ”Kalian lanjut dulu, aku ke kamar mandi.” Aku keluar, dan berjalan ke arah kamar mandi. Di kamar mandi, yang dikatakan Yoona memang benar, wajahku pucat. Aku keluar lagi, dan mataku mulai berkunang-kunang, aku terjatuh. Seharusnya ubin dingin yang menciumku, namun kenyataannya satu lengan kokoh menangkapku.
”Taeyeon-ah!” pekiknya panik.
”Oppa…” jawabku lemah.
Teukie Oppa, memegang bahuku. ”Neo gwenchana?!” teriaknya panik. ”Kalau sakit kenapa latihan, sih!” teriaknya. ”Kamu itu aku udah bilang bolak-balik, jaga kesehatan! Makan cukup!” dia agak histeris.
”Mian, Oppa…”
”Kau ini!” kata Teukie Oppa. ”Yang bisa kau katakan hanya mian saja kah? Kau tahu kau hampir membuatku kena serangan jantung melihatmu begini! Kau membuat konsentrasiku buyar diacaraku tadi gara-gara sikapmu tadi siang! Kusuruh kau istirahat, dan kau malah latihan! Sekarang kau mau pingsan di hadapanku! Kau mau buat aku gila, ya?!” aku tak pernah melihat Teukie Oppa kehilangan kendali seperti ini.
Aku cuma bisa diam, karena semua tubuhku mati rasa.
”Kita ke rumah sakit!”
”Jangan, Oppa!” tolakku. ”Istirahat saja sebentar, jangan sampai adik-adikku tahu Oppa…”
”Yah Kim Taeyeon!”
”Mian…” lagi-lagi hanya itu yang bisa kuucapkan.
Teukie Oppa tanpa kuharapkan ternyata mengikuti kemauanku. Dia menggendongku dan membawaku ke salah satu ruangan kecil, yang tak ada orangnya sama sekali. Dia membaringkanku di sofa, dengan kepalaku di pangkuannya. ”Sekarang kau istrahat! Aku tak mau ada kompromi lagi, aku akan bilang adik-adikmu kau pulang duluan!”
”Oppa…” aku menatap matanya. ”Mianhae, komawo…” dan aku tak kuat, lagi menahan mataku, aku tertidur.

Leeteuk
Aku benar-benar tak bisa konsentrasi penuh. Pikiranku melayang pada Taeyeon. Pucat dan tak bersemangat, Yoona bilang dia sakit. Itu makin membuatku gelisah, akhirnya aku buru-buru kembali ke SM. Dan benar saja, aku menemukannya nyaris pingsan di depan toilet, aku menangkapnya.
Aku tak percaya ini, sekarang dia ada di pangkuanku. Dia tertidur, wajahnya yang selalu muncul di mimpiku dan di lamunanku kini tertidur polos di pangkuanku. Entah berapa kali aku berdoa agar aku mendapatkan kesempatan ini. Tapi, tidak seperti ini… gadisku ini sakit.
Aku benci melihatnya sakit. Jika bisa, aku ingin ikut sakit juga. Badannya panas, berapa kali kukompres, dengan kompres yang dibelikan oleh Kyu. Dan kuminumkan obat tanpa kesadaran darinya. Adik-adik Super Juniorku mengerti, dan tidak mengganggu, mereka membawa adik-adik Taeyeon pergi. Dan membiarkanku merawat Taeyeon.
Aku tak tahan lagi. Kudekatkan wajahku ke wajah, dan perlahan kukecup bibirnya yang hangat. Aku rasanya mau meledak, aku harus menghentikannya, kalau tidak mau keterusan. Tapi pintu napas Taeyeon itu terlalu manis dan adiktif, hingga aku melumatnya semakin ganas, tanpa sepengetahuan yang punya. Taeyeon sama sekali tidak bergerak, ketika aku memaksa diriku berhenti, tepat di wajahnya aku berkata. ”Saranghae, Taeyeon-ah… saranghae, saranghae…” tanpa kusadari air mataku turun.
Aku membenci diriku yang pengecut. Yang hanya bisa mengatakannya ketika gadis ini tertidur.
Tangisanku, tepatnya, air mataku membasahi pipinya. Dan itu membuatnya me-ngerjapkan matanya, dan terbangun. ”Oppa? Oppa?” dia melihatku menangis, aku langsung mengusap air mataku cepat-cepat.
”Oppa, gwenchana? Oppa?!” tanyanya panik, dan langsung duduk.
”Gwenchana,” jawabku pelan.
Taeyeon memegang pipiku, lembut sekali sentuhan tangannya. ”Oppa… Oppa menangis? Oppa ada apa?” tanya cemas.
”Aku benci diriku sendiri.”
”Wae?”
”Karna aku adalah seorang pengecut.”
Wajah Taeyeon berubah menjadi kaget. ”Tidak kok, kenapa Oppa mikir begitu? Oppa bukan pengecut kok.”
”Sudah, sudah…” aku senyum. ”Neo gwenchana? Badanmu sudah enakkan?” aku dengan berani mengelus pipinya yang putih.
Dia mengangguk, tapi wajahnya terlihat cemas.
”Kuantar pulang ya…” aku berdiri, dan menggendongnya lagi. Harumnya khas, dan aku jadi semakin pusing.
”Oppa, na gwenchana… kau tak perlu menggendongku.” Wajah Taeyeon sarat dengan kekhawatiran.
”Harus!” dan aku menggendongnya hingga ke van. Dan supir akan mengantarkan kami ke dorm SNSD. Wajah Taeyeon mulai berwarna, meski dia masih lemas, dan bersandar.
Tak lama kemudian, dia menoleh padaku. ”Oppa…” katanya dengan sorot matanya yang teduh.
”Ya?”
”Mian,” lalu dia mengeluarkan kalung itu dan menyerahkannya padaku. Apa maksudnya? Dadaku berdebar keras. ”Aku tak sanggup lagi memakainya, terlalu banyak bebannya.”
”Mwo?!” aku speechless.
Taeyeon nampak merasa bersalah. ”Oppa… kalung ini membawa dampak buruk bagi Oppa dan Super Junior. Meski Oppa bilang ini adalah tanda pacarannya Super Junior dan SNSD, tapi bagi orang lain, ini untukku dan Oppa.”
”Lalu?”
”Oppa terlalu baik. Ini kukembalikan, karena aku merasa aku tak pantas memakainya.”
Aku tak bisa menahan emosiku, hingga kurenggut benda itu, dan kalung yang sama yang kupakai, kubuka jendela mobil, dan membuangnya keluar. Taeyeon terperangah, dan menatapku.
”Jangan bicara lagi, Taeyeon-ah!” kataku.
Kim Taeyeon
Begitu sampai di dorm, aku melihat wajah Oppa. Oppa begitu marah, aku tak pernah melihat Oppa semarah itu. Dia pasti kecewa padaku, menganggapku merendahkannya. Oh Tuhan, aku tak bermaksud begitu. Aku tak mau membebaninya, dan bagiku itu saja bebannya sudah berat.
Aku tak kuasa menahan isi hatiku lagi, begitu pintu dorm dibuka Hyoyeon, aku jatuh berlutut, dan menangis kencang. Tiffany, Jessica, Sunny, Sooyoung, Yoona, dan Seohyun keluar dari kamar dan ikut panik melihatku.
”Oppa… Oppa… Oppa…” hanya itu yang bisa kukatakan.
Aku sayang Oppa, aku cinta Oppa, tapi aku hanya membawa beban untuk Oppa. Sementara bebanku sendiri sudah banyak. Oppa, kau begitu baik, jangan buat aku merana dengan perasaan cinta ini.

Leeteuk
Akhirnya aku tahu, bahwa Taeyeon tidak pernah mencintaiku. Dia memang menganggapku biasa saja. Aku membebaninya, aku membuatnya terbebani, dengan semua gosip miring yang menghinanya. Seharusnya aku keluar, membelanya, bukan hanya diam, dan membiarkannya menanggung itu semua sendirian.
Aku pria bodoh, tak ada satu pun wanita yang akan menyukai pria sepertiku yang justru membiarkan gadis yang kucintai menanggung beban. Egois, babo! Itulah aku, dan aku sampai di dorm dalam keadaan mabuk, karena tak kuasa menahan penolakkan Taeyeon.

Kim Taeyeon
Semua isi dorm udah tidur. Aku harus pergi, aku harus mencari kalung itu. Kalung itu berharga buatku, meski Oppa hanya menganggapnya kalung sebagai persahabatan antara Super Junior dan SNSD. Aku harus mencarinya.
Kyuhyun
Akhirnya Park Jung Soo a.k.a Leeteuk Hyung mabuk. Dia memaki dirinya sendiri, dan mengomeli dirinya sendiri, soal kecerobohannya. Dan seisi dorm tahu kalau dia membuang kalung couple-nya dengan Taeyeon di tengah jalan. Sekarang Hyung udah tidur, dia tertekan banget.
Aku nggak nyangka kalau memendang perasaan kepada seseorang terlalu lama, bisa menyebabkan penyakit akut seperti yang Hyungku alami ini. Semua khawatir akan keadaan Teukie Hyung. Apa yang terjadi? Benarkah Taeyeon sebetulnya tidak menyukai Teukie Hyung?
Telepon dorm berdering. Tinggal aku, Donghae Hyung, dan Siwon Hyung yang masih bangun. Kulihat Donghae Hyung mengangkat telepon. ”Yeobosaeyo… ne… oooh, Tiffany-ya… ada apa? Tumben banget malem-malem begin…” kata-kata Donghae Hyung terhenti.
Lantas aku dan Siwon Hyung mendongak. Dilihat dari ekspresi Donghae Hyung, ada yang nggak beres nih.
”Mwo?!” teriak Donghae Hyung.
Siwon Hyung berdiri mendekati Donghae Hyung yang kaget. ”Hyung, wae?” tanyanya.
”Aro… aro… kuberitahukan yang lain! Aro… neo gwenchana? Kalian tunggu di dorm ya! Ingat! Jangan ada yang keluar, arraseo?” dan Donghae menutup teleponnya.
”Hyung, wae?” tanya Siwon Hyung.
Donghae menarik napas dalam-dalam. ”Taeyeon dia keluar! Dia kayaknya nyari kalung yang dibuang sama Teukie Hyung. Padahal dia kan lagi nggak sehat, anak-anak SNSD pada panik!”
”MWO?!” aku dan Siwon Hyung teriak.
”Lalu gimana?!” tanyaku ikutan panik.
”Kita harus nyari dia, sebelum dia kenapa-napa! Cepetan bangunin yang lain!”
”Teukie Hyung kudu dibangunin gak?” tanya Siwon Hyung pada Donghae Hyung.
”Jangan deh! Dia juga lagi mabuk, ayo cepetan!”
Dan akhirnya kami bersepuluh, minus Teukie Hyung dan Kibum, siap-siap mau berangkat. Ketika Teukie Hyung muncul, dengan wajah sembab, kebingungan melihat kami memakai mantel.
”Kalian mau kemana?” tanyanya heran. Dari suaranya, kentara dia sudah tidak mabuk lagi.
”Hyung…” semua saling pandang.
”Wae? Ada apa? Ada yang terjadi?”
Semua masih saling pandang.
”Kalian tidak akan keluar dari dorm tanpa memberitahu mau kemana, dan ada apa!” katanya tegas.
Aduuuuh, leader!
”Hyung…” kata Yesung pelan. ”Taeyeon-ah…”
”Taeyeon-ah? Taeyeon-ah waekeurae?” tanya Teukie Hyung langsung. Wajahnya memucat.
Kali ini aku yang menjawab. ”Hyung, Taeyeon-ah… dia kabur dari dorm, dia mencari kalungmu.”
”Mwo?!” seru Teukie Hyung.
Dan tanpa ba, bi, bu, Teukie Hyung melesat duluan keluar dari pintu, dan menghilang dari pandangan. Aku mengerti, Taeyeon sebetulnya juga mencintai Teukie Hyung, sama seperti Teukie Hyung mencintainya. Aku berharap, tak ada sesuatu yang buruk.

Leeteuk
Aku nggak bisa berpikir lagi. Tadi Taeyeon sudah pingsan di hadapanku, sekarang dia hilang untuk mencari kalungku. Aku benar-benar bodoh! Aku harus menemukan-nya, kalau terjadi sesuatu padanya, aku takkan pernah bisa memaafkan diriku sendiri seumur hidupku karena telah mencelakai gadis yang kucintai.
Aku mencari, mencoba mengingat dimana tepatnya tadi aku melempar kalung itu. Sementara gerimis mulai turun. Ya Tuhan, hujan pula! Gadis itu belum kutemukan dan sudah hujan, Ya Tuhan… selamatkan dia dulu, baru aku… selamatkan dia dulu… baru aku, ini salahku! Hukum aku, jangan hukum aku lewat dirinya Tuhan… aku semakin membatin.
Dimana dia? ”TAEYEON-AH! TAEYEON-AH!” aku mulai berteriak di tempat yang kuperkiran tadi aku melempar kedua kalung itu. ”TAEYEON-AH! KAU DIMANAAAA?”
Hujan semakin deras.

Kim Taeyeon
Aku yakin Oppa membuang kalung itu disini, maka meski ini semak-semak, aku harus mencarinya. Sudah setengah jam aku mencari, tapi kedua kalung itu belum kutemukan, aku harus mencarinya meski nyawaku taruhannya. Meski badanku harus hancur dulu karenanya.
Aku memang masih sakit, tapi kalung itu dan Teukie Oppa lebih penting. Maka, aku tidak menghiraukan gerimis, yang semakin lama, semakin deras turun membasahi seluruh badanku. Batukku semakin lama semakin parah, dan mataku kembali berkunang-kunang, akibat hujan. Akhirnya benda itu kutemukan, keduanya kugenggam, sebelum akhirnya aku ambruk ke tanah basah di bawahku. Samar-samar aku mendengar suara yang sangat kukenal berteriak.
”TAEYEON-AH! TAEYEON-AH! TAEYEON-AH KAU DIMANAAAA?!” teriakannya sangat indah. Oppa, ingin aku menjawabmu, namun aku tak sanggup menjawabnya. Oppa, aku harap aku masih bisa mengatakannya, bahwa aku mencintaimu Oppa…
Leeteuk
Aku bisa gila! ”TAEYEON JAWAAAAAB! KAU DIMANA? BERHENTI MEMBUATKU GILAAAA…”
”Hyung! Hyung!”
Aku menoleh ke belakang, adik-adikku sudah berhasil mengejarku. Mereka sama basah kuyupnya seperti aku. Kudengar ada suara rintihan, aku diam, dan aku meloncat ke petak semak di depan, dan membukanya. Aku terkejut, Taeyeon, sudah terkapar di tanah.
”TAEYEON-AH!” jeritku.
Adik-adikku ikut maju dan aku mengangkat kepalanya. Wajahnya pucat, makin biru saja.
”Oppa…” katanya lemah. ”Mian, jeongmal mian… aku tak bermaksud tidak menghargai! Kalung ini berharga sekali…”
”BABO!” teriakku tak tahan. ”Bisa tidak sih kau berhenti membuatku gila?! Aku sudah tak tahan!”
”Mian, Oppa…” katanya lagi. ”Kalung ini akan membuatmu dihujat, karena aku tak pantas memakainya. Aku tak pantas menjadi kekasihmu. Tapi, Oppa… aku cinta padamu… lebih dari apa pun, aku tak mau kau menderita karena rasa cintaku padamu, karena aku salah mengartikan perhatianmu.” Dan Taeyeon pun tak sadarkan diri.
Aku terdiam. Taeyeon mengatakan apa barusan?
”Oppa…”
Aku menoleh, Tiffany, terbungkus jas hujan dan memakai payung. ”Taeyeon-ah… dia mencintaimu, dari dulu… tapi merasa tak mampu mengimbangimu.”

Kim Taeyeon
Aku terbangun, dengan selang infus di tangan kananku. Dan selang oksigen di hidungku, wajahku kaku sekali.
Aku menoleh. Tak ada siapa pun disini. Aku di rumah sakit, hal terakhir yang kuingat aku menemukan kalung itu. Tapi dimana kalung itu sekarang. Siapa yang menemukanku?
Pintu terbuka, dan betapa terkejutnya aku begitu wajah Oppa yang terlihat. Oppa pun nampaknya kaget.
”Oppa…” kataku lemah.
”Taeyeon-ah…” katanya terperangah. Dan dia menangis, lalu berlari memelukku. Pelukannya erat, dan menenangkan.
”Oppa…” kataku.
Teukie Oppa melepasku tapi wajahnya kemudian menatapku, dahinya bersentuhan dengan dahiku. Astaga, napasnya pun berasa di kulitku. Aku merinding, ekspresi yang biasa kutahan, akhirnya semua keluar.
”Wae?” tanyanya. ”Kenapa kau tak pernah bilang? Kenapa kau menyembunyikannya dariku? Kenapa kau tetap membuatku gila selama tiga tahun ini?!” tanya cepat namun, tetap lembut dan menggetarkan.
Aku bingung. ”Maksud Oppa?” dan aku ingat, sebelum aku hilang kesadaran, aku mengatakan perasaanku padanya. ”Oppa…” kataku malu, wajahku memerah semerah merahnya, astaga! Aku tak pernah seperti ini‼!
”Ne…” Teukie Oppa berkata lagi. ”Aku juga mencintaimu selama ini! Aku tak pernah mengira sekali pun kau akan balas mencintaiku. Aku nyaris gila menahan perasaanku padamu! Kau tega sekali…”
Tak kurasa air mataku jatuh. ”Oppa yang tega! Mana mungkin aku mengatakannya padamu? Memangnya aku siapa? Oppa lupa siapa Oppa? Mana mungkin aku mampu mengatakannya?!”
”Cinta itu tidak memandang apa pun! Logika pun kalah karenanya… aku cinta padamu, pertama kali aku bertemu denganmu…”
”Tapi, Oppa…”
”Tak ada tapi! Aku sudah cukup menderita lama karena aku tak pernah mengutara-kannya, dan aku yakin kau juga!” seru Teukie Oppa. ”Be my lady, Taeyon-ah… jangan buat aku gila lagi…”
”Oppa…” aku menangis.
Teukie Oppa menggenggam wajahku, dengan kedua tangannya dihapusnya air mataku. ”Taeyeon-ah, apa kau mencintaiku?”
”Lebih dari nyawaku sendiri…” jawabku tersendat. ”Aku tak pantas untukmu, Oppa…”
”Tak ada yang pantas, kecuali kau! Kalau kau saja tak pantas apalagi yang lain… Taeyeon-ah, sudahlah!” seru Oppa kesal. ”Kita sudah sama-sama menderita karena menahan ini!”
Dan Oppa kemudian mendekatkan wajahnya lagi, kali ini, aku yakin akan apa yang akan dilakukannya. Yap, dia mencium bibirku lembut, aku mau pingsan rasanya! Aku suka sekali…
”Oppa…” aku melepaskan diri. ”Kalungnya?”
”Ada…” jawab Teukie Oppa agak jengkel karena aku melepasnya.
Aku menghela napas. ”Oppa… aku cinta padamu,” akhirnya aku mengakuinya. Aku tersenyum. ”Be my boy, Oppa…”
Teukie Oppa terperangah, kaget karena kalimat itu pun keluar dari mulutku. Dan dia langsung menyambarku lagi, kami berciuman dengan pelan, namun panas. Seperti ada kupu-kupu menggelepar di perutku.
Brak!
”OMO! HYUNG!”
”ONNIE!”
Buru-buru aku memisahkan diri, Oppa bahkan loncat ke sofa. Anggota Super Junior lain, berikut adik-adikku di SNSD melongo di depan pintu.
”Hai…” sapaku dengan wajah memerah.
”Yaaah, Onnieku tak pernah memerah seperti ini sebelumnya…” Yoona, Sooyoung, dan Seohyun memelukku.
”Taeyeon-ah… kau sembuh!” pekik Hyoyeon senang.
Aku tersenyum. Sementara cowok-cowok Super Junior itu terbelalak, dan Oppa nyengir-nyengir gak jelas di sofa. Ya, akhirnya aku menerimanya menjadi kekasihku. Perasaanku lega setelah ini terjadi.