Sunday, May 30, 2010

Can It Belove




Yeorobun, annyeong... maaf hiatus...
hehehehe...
masih nungguin Yu-Won kah? mianhae, FF masih terus aku bikin, cuma ide-ide FF lain bermunculan begitu saja, jadi aku kerjain yang lain dulu...
yang jelas Yu-Won akan aku terusin... aku udah lanjutin sempe sepuluh halaman, tapi belum tau mau aku cut dimana, makanya belum aku publish2...
oh iya sebagai gantinya, aku publish ff dulu...
tentang Donghae... horeeee... i'm a fishy wife... hohoho...
jadi tokoh Haejin ini adalah nakor aku, hehehe... tetep dibaca ya...
Super-Generation akan segera terbit, tungguin aja...



Can It Be Love




Keluarga Lee adalah keluarga yang cukup berada, pasangan Lee Youngwoon dan Lee Dahae awalnya merintis perusahaan mereka dengan tertatith-tatih, namun pada akhirnya berhasil menjadikan perusahaan ponsel milik pasangan suami istri itu mendunia, dan sekarang sedang digilai oleh kaum remaja. Pasangan ini memiliki empat orang putri.
Lee Haejin, Lee Heejin, Lee Haerim, Lee Heenim. Keempatnya cantik, agak-agak mungil, dan yang pasti kompak. Haejin sudah bekerja diperusahaannya, Heejin kuliah tingkat akhir, Haerim tingkat awal, dan Heenim masih SMA kelas XII. Masalah muncul begitu kedua orang tua mereka memutuskan untuk menjodohkan mereka berempat dengan brand ambassador perusahaan mereka.
Pemilihan keempat namja itu sebagai jodoh anak-anak keluarga Lee bukan karena alasan. Keempatnya selain aktor, penyanyi, ataupun model, adalah anak dari pengusaha-pengusaha relasi keluarga Lee. Pertama, Park Jungsoo, yang akan dijodoh-kan dengan Haejin, yang keluarganya mempunyai hotel dan vila terkenal diseantero Korea Selatan. Kedua, Kim Jongwoon, akan dijodohkan dengan Heejin, keluarganya memiliki perkebunan anggur di Barcelona. Ketiga, Cho Kyuhyun, keluarganya mempunyai perusahaan entertainment yang cukup bergengsi dan berbasis Amerika Serikat, bukan cuma Korea, dia akan dijodohkan dengan Haerim. Dan terakhir, Lee Donghae, yang keluarganya mempunyai perushaan makanan terkenal, berikut restoran mewah.
Keempat pria itu saling mengenal! Ya iyalah, bagaimana mereka tidak saling mengenal jika mereka berempat satu profesi. Penyanyi, merangkap aktor dan model top di Korea Selatan. Jika Heejin dan Haerim bisa menerima perjodohan mereka dengan Jongwoon dan Kyuhyun, lain cerita dengan si sulung dan si bungsu. Mungkin Heenim bisa menerima Donghae, tapi tidak dengan Donghae. Juga, mungkin Jungsoo bisa menerima Haejin, tapi tidak dengan Haejin. Parahnya, Haejin justru mencintai tunangan adiknya, dan tunangan adiknya itu pun mencintainya.
Haejin tau betul, adiknya sangat menyukai Donghae. Bahkan ketika Donghae baru awal-awal debut, dan langsung jadi model ponsel di keluarga mereka, Heenim sudah sangat menyukai Donghae, tapi meski Haejin tidak berkata apa-apa, dia juga menyukai Donghae sebetulnya. Namun, karena menghormati perasaan adiknya, dia hanya diam saja. Lambat laun, perasaan diantara keduanya semakin menguat dan menguat.

Desember 2006
Haejin menghela napasnya dalam-dalam, memeriksa penampilannya. Kemudian setelah merasa oke, dia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju ruang kerja ibunya. Ibunya sedang duduk di belakang mejanya, dan memeriksa laptopnya dengan teliti.
”Eomma, bagaimana aku?”
Eomma mendongak, dan tersenyum skeptis. ”Kau sudah cantik, Haejin-ah! Ih, dasar anak perempuan, dandan melulu!”
”Ini kan hari pertama aku bekerja, Eomma. Lalu aku akan ketemu dengan apa namanya itu Eomma?”
”Brand Ambassador!”
”Iya, brand ambassador! Bikin kontrak kerja, terus bikin jadwal syuting CF… terus…”
”Haejin-ah! Udah jangan gugup gitu dong, Eomma jadi ikut gugup nanti…” tegur Eommanya. ”Kau sudah perfek, Sayang. Jadi, nggak usah takut, ya… kau kan masih baru, lagipula ada Eomma, kok.”
Haejin mengangguk. ”Gomawo, Eomma. Oh iya, Eomma, katamu brand ambassador-nya kali ini cowok, ya? Siapa?”
”Hihihi…” Eommanya mengikik. ”Cowok ganteng deh pokoknya, kamu nggak akan nyesel dia jadi brand ambassador kita!”
”Ya ampun, Eomma… Eomma kan udah punya Appa!”
”Ara ara… boleh dong Eomma lirik-lirik yang muda,” Eomma tertawa lagi. ”Aaah, pokoknya, mereka tampan!”
Kalau di kartun-kartun, sudah ada biji keringat di dahi Haejin. ”Eomma…” Haejin geleng-geleng. Kemudian pintu ruangan ibunya diketuk, dan setelah dipersilakan masuklah sekertaris Eommanya.
”Sasangnim, mereka sudah tiba.” Sekertaris itu mengangguk.
”Baik, suruh mereka langsung ke ruang rapat, aku akan langsung kesana…” Eomma-nya langsung bersiap-siap. Haejin juga langsung mengambil tasnya.
Eommanya kemudian mengecek dandanannya juga, dan menghampiri Haejin. ”Nak, lain kali pakai sepatu tinggi dong! Biar keliatan tinggi… selebihnya kamu sudah cantik, sayang…”
”Ne, ne, arraseo…”
”Kajja…” Eommanya dengan centil menarik tangan Haejin.

Di dalam ruang rapat
Duduk sekumpulan pria tampan, dan seorang wanita yang baru saja masuk. ”Sasangnim akan segera sampai.”
Kemudian pintu di ketuk, dan masuklah tiga orang. Satu wanita adalah sekertaris, dan di belakangnya adalah CEO perusahaan ponsel ini, dan dibelakangnya lagi. Seorang gadis dengan rambut bergelombang dan wajah oriental yang unik, terlihat masih sangat muda, menggandeng tangan sang CEO.
”Annyeonghasimnika. Silakan duduk, silakan, silakan…” Eomma mempersilakan pria-pria tampan itu duduk. Sementara Haejin duduk disisinya. ”Perkenalkan, ini anak saya, yang juga akan menangani proyek kita ini.”
”Lee Haejin-imnida.”
Semua membungkuk dalam ruangan itu.
”Jadi kalau begitu, masalah kontrak sudah selesai dibicarakan,” Eomma menutup jurnalnya dan memandang rombongan boyband pendatang baru itu. ”Untuk masalah pembuatan CF, berhubung sekarang aku sudah punya asisten,” Eomma menunjuk Haejin. ”Haejin, yang akan membantu mengerjakan CF ini… jadi, Manajer-ssi bisa mengontak Haejin dan segala sesuatunya akan diatur oleh Haejin. Kalau begitu, rapat saya akhiri, terima kasih semuanya…”
Setelah rapat selesai, Haejin dan Manajer Super Junior terlibat pembicaraan mengenai rapat untuk pembuatan CF, menunggu jadwal kosong bagi Super Junior, dan setelah itu Haejin menyalami seluruh anggota Super Junior, dan pamit langsung kembali ke ruang kerja Eommanya.
”Bagimana??? Tampan bukaaaaaaaaan?”
Haejin geleng-geleng.

Rapat Pembuatan CF, Haejin’s POV, still Flashback, 2006.

Hari ini rapat pertamaku. Setelah aku memutuskan bergabung di perusahaan Eomma dan Appa, sambil meneruskan kuliahku. Hihihi, biar deh, walaupun umurku baru dua puluh tahun. Tapi aku harus yakin dengan kemampuanku, dan untuk bekalku nanti. Oiya, kalian pasti heran kenapa Eomma dan Appa mempercayaiku untuk menangani CF perusahaan.
Aku pernah menjadi asisten sutradara di salah satu drama KBS, dan drama tersebut menjadi hit. Karena aku memang menyukai dunia ini, jadi sejak kecil aku terbiasa mengikuti syuting-syuting di perusahaan, dan di sekolah aku selalu menjadi sutradara dalam setiap drama musikal yang dibuat, maka kedua orang tuaku mempercayakan jabatan ini padaku, meski masih diawasi langsung oleh Eomma.
”Kalau begitu, Haejin-ssi, rapat berikutnya adalah besok pada jam makan malam, waktu dan tempat Haejin-ssi yang menentukan.” Kata Manajer Super Junior.
Haejin mengangguk. ”Ne, kamsahamnida atas waktunya.”
”Ne, sama-sama, Haejin-ssi. Kalau begitu, kami dari Super Junior bisa pamit sekarang kan? Karena masih ada yang jadwal yang harus kami hadiri.” Lanjut Manajer tersebut.
”Oh, keuroum…” Haejin membungkuk, dan dua belas member (belum ada Kyu waktu itu) membungkuk dan tersenyum kepadanya, melewatinya dan pergi dari kantor. Orang yang paling belakang, tersenyum menatap Haejin saat melewatinya. Sesaat dada Haejin berdetak.
Wow! Harus Haejin aku, pria tadi sangat tampan, dan senyum serta matanya memikat.

Esoknya
”Eomma, kalau Eomma biasanya rapat dengan model dimana?” tanya Haejin pagi-pagi ketika sudah tiba di kantor.
Eomma menggumam. ”Tergantung situasi dan mood Eomma.”
”Dih, bisa begitu?” Haejin geleng-geleng. ”Ayo dong, Eomma… ini kan rapat pertamaku, kalau gagal Eomma yang malu, lho!”
Lee Dahae tertawa melihat ucapan polos putri sulungnya itu. ”Ne, ne… kau rapat jam berapa memang?”
”Super Junior cuma bisa pada saat makan malam.”
”Kalau begitu carilah restoran, booking dari sekarang, dan kabarkan kepada Manajer Super Junior!” begitu saran Eomma.
Haejin mengangguk. ”Lalu di restoran mana sebaiknya?”
”Yang privasinya baik, karena malam ini kalian akan membicarakan konsep iklan, dan itu rapatnya akan agak lama! Kau handle sendiri, ya… Heenim besok mau ulangan umum, Eomma harus menemaninya belajar, oke?”
”Oke!”
Haejin kemudian memesan salah satu restoran Jepang langganan Appa-nya, karena Appanya cukup gembul, dan suka makan. Kemudian Haejin langsung mengontak Manajer Super Junior untuk memberitahu kalau mereka akan rapat di restoran.

Malamnya
Haejin sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bajunya pun sudah berganti dengan baju semi-resmi yang stylish, karena rapat kali ini juga akan gak terlalu resmi, karena akan membahas konsep CF ponsel untuk Super Junior yang baru. Haejin dengan dua orang asisten, dari kantor sudah sampai ke restoran itu.
Lima menit mereka menunggu, Super Junior beserta manajer pun datang dan segera memenuhi ruangan yang memang sudah di reservasi khusus untuk mereka.
”Annyeonghaseyo, Haejin-ssi…”
Haejin berdiri dan membungkuk, lalu menyalami para member satu persatu, kemudian setelah semua memesan makanan. Rapat dimulai sambil menunggu pesanan makanan. Ada beberapa konsep yang ditawarkan perusahaan kepada Super Junior, kemudian dari Super Junior memilih konsep mana yang kira-kira pas dengan image mereka dan image ponsel tersebut.
Super Junior ternyata sangat excited dengan iklan ponsel perdana mereka. Maka, mereka mengeluarkan pendapat-pendapat mereka, bahkan ketika makanan sudah tersaji, mereka masih asyik membicarakan bagaimana syuting CF ponsel mereka akan dilakukan.
Haejin pamit sebentar ke kamar mandi, ketika dia keluar dari kamar mandi, dan mencuci tangannya di wastafel, dia melihat salah seorang anggota Super Junior juga sedang mencuci tangannya.
”Ah, Haejin-ssi…”
”Hei… aku tidak melihatmu kesini,” kata Haejin sambil menyalakan kran wastafel di sebelah cowok bermata memikat itu. Haejin menahan senyum terus.
”Iya, aku mencuci tangan setelah Haejin-ssi ke kamar mandi…” jawabnya dengan senyum manisnya. Aaah, matanya ikut tersenyum, Haejin memalingkan wajahnya dan buru-buru mencuci muka.
Jantung Haejin berdetak cepat, begitu melirik dari kaca, wajah cowok tampan itu sedang mencuci tangannya, dengan sesekali menggerakan kepalanya, membuat wajah tampannya terlihat. Aduuuh, mikir apa aku? Haejin mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri, sampai cowok itu menoleh.
”Haejin-ssi, gwenchana? Pusing, ya?” tanyanya cemas.
”Aniyo…” Haejin menggelengkan kepalanya. Iya pusing, pusing karena kehadiranmu, batin Haejin. ”Suka senut-senut dikit aja, tapi nanti juga mendingan, kok…”
”Jeongmal?”
”Ne.” Haejin membungkuk.
”Haejin-ssi, kau pasti sangat sibuk ya…” katanya masih terlihat khawatir dengan keadaan Haejin.
Haejin menggeleng. ”Tidak kok, ini pekerjaan pertamaku membuat iklan. Sebelumnya aku pernah menjadi asisten sutradara di drama KBS.”
”Aaaah, kalau begitu Haejin-ssi pasti lulusan ilmu periklanan atau penyutradaraan?” tanyanya. Dia terlihat penasaran.
”Aniyo, aku memang mengambil Periklanan, tapi aku belum lulus, aku baru tingkat dua, kok. Tapi aku memerlukan banyak pengalaman untuk terus mengasah kemampu-anku, maka aku minta pada Eomma untuk diperbolehkan bekerja di perusahaan, karena di drama KBS itu hasil kerjaku sendiri, Eomma dan Appa percaya padaku, dan meski belum lulus aku boleh bekerja.”
Cowok tampan di hadapan Haejin tampak terkesima, dia mengangguk-angguk dengan sangat kagum. ”Kalau kau tidak keberatan, Haejin-ssi, boleh aku tahu berapa usiamu?”
”Hihihi, tak apa… usiaku, dua puluh.”
”Jeongmal? Dua puluh?”
”Umur Internasional, kalau umur Korea ya dua puluh satu. Aku kelahiran tahun 1986, hehehehe… aku lebih suka memakai umur Internasionalku.” Jawab Haejin jujur sekali.
”Kalau begitu kita seumuran.” Kata cowok itu tersenyum.
”Oh, jeongmal?!” Haejin nampak terperangah. ”Wah, kalau begitu aku punya teman di Super Junior.”
Dia tersenyum, dan hati Haejin berdetak-detak lagi. Ya Tuhan, tampan sekali manusia di hadapanku ini. Sudah tampan, matanya indah, dan bicaranya lembut serta sopan. Kenapa selama dua puluh tahun aku hidup, aku baru menemukan pria yang seperti ini satu kali?
”Haejin-ssi, kenapa melamun?”
”Ah, aniyo…” Haejin buru-buru memalingkan wajahnya. Kenapa aku tidak bisa berhenti tidak bertingkah bodoh dihadapannya?
”Ayo, Haejin-ssi, kita kembali.” Haejin mengangguk dan kembali ke ruang makan mereka, dan melanjutkan makan malam mereka. Seusai makan malam, Haejin langsung pulang ke rumah.
Di rumahnya, kedua adiknya, Heejin dan Haerim sedang duduk di hadapan televisi menonton sebuah acara, dimana Super Junior bintang tamunya. Begitu melihat Haejin masuk, keduanya langsung berteriak heboh.
”Onnie! Onnie beneran dinner sama Super Junior?!” tanya Heejin.
”Onnie, jebal, jebal… ceritakan! Ada siapa saja disana? Onnie…” Haerim ikut-ikutan menarik Haejin.
Haejin mengangguk. ”Iya, iya… beneran.” Kemudian dilihat kedua wajah adiknya berbinar-binar. ”Kenapa memangnya? Kalian suka ya sama Super Junior?” tanya Haejin sambil tersenyum.
”Iya, Onnie… sukaaaaaaaaa banget!”
”Onnie, aku mau ketemu sama merekaaaa… Onnie curang! Onnie curang!”
”Yah, Onnie kan cuma bekerja… kebetulan, Eomma sama Appa, mau mereka yang jadi bintang iklan ponsel terbaru perusahaan kita.” Jelas Haejin mengelus kepala adik-adiknya.
Heejin menatap Haejin. ”Onnie, Onnie memangnya tidak suka pada Super Junior? Coba lihat mereka, lucu-lucu, tampan-tampan… kan? Onnie kan masih remaja juga, masa Onnie nggak suka sih sama mereka?”
”He he he, nggak tuh biasa saja…”
”Ah, Onnie payah! Umur Onnie kan seumuran sama Eunhyuk, Siwon, Donghae. Trus Onnie lebih tua dari Ryeowook dan Kibum.”
”Justru itu makanya aku tidak suka pada mereka!” kilah Haejin, kemudian dia teringat satu hal. ”Eh, tunggu dulu! Tadi katamu, siapa saja yang seumuran denganku tadi?”
”Oh, Eunhyuk, Siwon, dan Donghae!”
”Ah…” Haejin mengangguk-angguk. Bodohnya, dia naksir anak Super Junior yang seumuran dengannya, dan lupa bertanya siapa namanya. Maklum dong, Super Junior kan dua belas orang, mana mungkin dia hapal satu persatu hanya dalam dua kali pertemuan.
Haejin cuma kenal Leeteuk dan Kangin, karena mereka berdua yang paling bawel dan yang paling heboh. Dan satu lagi, cowok yang membuat hatinya berdebar-debar ketka dia menatapnya. Cowok yang wajahnya tampan, bermata indah, dan tutur katanya lembut. Orangnya adalah diantara Eunhyuk, Donghae, dan Siwon. Tapi yang mana yang dia sukai.
Kemudian keluar adiknya yang paling kecil. ”Woah! Capek aku belajar… aish! Super Junior! Onnie!” teriaknya. ”Kenapa aku tidak diberitahu kalau ada Super Junior di televisi?”
”Karena kau tadi lagi belajar…” jawab Eomma sambil ikut keluar dari kamar Heenim. ”Halo, Haejin-ah… bagaimana rapatnya?”
”Lancar, Eomma…”
”Onnie rapat dengan Super Junior?” tanya Heenim, lalu menoleh pada Eomma. ”Eomma! Kami kan anak Eomma, dan bintang iklan perusahaan kita Super Junior. Pertemukanlah kami dengan Super Junior, Eomma! Aku mau bertemu Donghae Oppa, Donghae Oppa, Donghae Oppa…”
Heejin terkikik. ”Aku mau bertemu dengan Sungmin Oppa!”
”Aku dengan Kibum Oppa!”
Haejin bingung sendiri. ”Kalian kok bisa hapal sih nama-nama mereka? Aku cuma tau Leeteuk dan Kangin, lho!”
”Ah, Onnie payah! Kenapa harus Onnie yang nggak tau apa-apa sama Super Junior ini yang malah bertemu dengan Super Junior duluan?!” keluh Heenim. ”Eomma, pokoknya aku mau bertemu Super Junior!”
”Iya, iya… nanti kalau peluncuran produk kalian pasti Eomma ajak!”
”HOREEEE…”
”DONGHAE OPPA!” jerit Heenim langsung ketika melihat ke televisi. Haejin ikut menoleh.
”Heenim-ah, itu yang namanya Donghae?”
”Ne, Onnie…”
Ah, jadi pria yang telah berhasil mencuri hatiku dan membuat aku menjadi orang seperti kehilangan pikiran itu, Donghae? Haejin tersenyum sendiri, kemudian pergi naik ke kamarnya.

Lokasi Syuting CF
Haejin dengan pakaian kasualnya bersama beberapa kru dari perusahaan dan tim produksi sudah tiba di lokasi. Sementara Super Junior baru sejam lalu selesai manggung di salah satu stasiun televisi, maka kemungkinan Super Junior akan tiba dilokasi sedikit terlambat.
Akhirnya setengah jam kemudian Super Junior tiba menggunakan minibus. Dua belas orang itu langsung di make up, dan diberi pengarahan oleh sutradara, sementara Haejin hanya mengawasi. Setelah diberi pengarahan, sambil menunggu waktu syuting, mereka mulai mengoperasikan ponsel yang diberikan kepada mereka, agar mereka dapat mengerti ketika mulai take.
Haejin berbincang sebentar dengan sutradara mengenai adegan di CF tersebut, setelah selesai berbincang, ponsel Haejin bergetar.

From : nae heejin <3
Onnie, mintain tanda tangan mereka dong! Kalo bisa foto mereka juga ya, Onnie… jebal, jebal! Nanti sampe rumah aku pijitin. Kalo onnie mau minta nomor hape mereka, aku juga dengan senang hati menerima lho. <3 onnie… hehehehe

Haejin tertawa membaca sms dari adiknya, dia yakin kalau ini juga suara hati Haerim dan Heenim. Ketika dia sedang asyik tertawa-tawa, seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
”Haejin-ssi…”
”Annyeonghaseyo…” Haejin langsung merasa dadanya berdebar, lagi. Dia mem-bungkuk dan menyapa Donghae.
”Annyeonghaseyo… ah, aku kecewa.” Katanya dengan eskpresi lucu.
”Waeyo?”
”Kau bilang kemarin kau mau berteman denganku, tapi hingga sekarang ini kau masih berbicara formal padaku.”
Haejin tersenyum. ”Jadi aku harus berbicara bahasa informal denganmu?” hati Haejin sudah senang sekali.
”Aku berharap aku bisa berteman denganmu. He he he… tidak banyak wanita seumuran denganku bisa bekerja sepertimu. Aku ingin sekali berbagi pengalaman, Haejin-ssi.”
”Kalau begitu berhentilah memakai embel-embel –ssi,” jawab Haejin. Dia mencoba untuk percaya diri. Padahal dalam hatinya dia sudah ingin meloncat-loncat kegirangan bukan main.
”Haejin-ah?”
”Gomawoyo, kau jadi temanku hari ini. Oh ya, adikku yang paling kecil adalah penggemar beratmu, Donghae-ah…”
”Jeongmal?” tanyanya antusias. ”Sampaikan terima kasihku padanya. Aku senang, memang adikmu ada berapa?”
”Adikku ada tiga, perempuan semua. Mereka bertiga penggemar Super Junior. Mereka iri padaku, aku bisa makan malam bareng kalian, tadi barusan adikku yang pertama sms, mewakili dua adiknya yang lain. Minta foto kalian dan tanda tangan kalian, he he he…”
Donghae tersenyum, ”Member pasti akan memberikannya. Dan untuk adikmu yang paling kecil, akan kuberikan khusus.”
Haejin tertawa. ”Gomawo sudah mau mengambulkan permintaan adik-adikku.” Lalu Donghae tersenyum sangat manis. Nyaris Haejin kehilangan kesadaran karena menahan napas, namun Haejin berpaling dan pura-pura berdiskusi lagi dengan sutradara.

Haejin’s POV
Aku bener-bener nggak pernah seperti ini. Tiap dia senyum, wajahku memanas! Aku harus buru-buru berpaling kalau tidak wajahku akan memerah di hadapannya. Dia sangat ramah, kalau berbicara juga sangat lembut. Syuting bagian pertama adalah dengan musik. Lagunya Miracle, lagu Super Junior. Kulihat Donghae pandai menari, tapi tetap aku berusaha mengendalikan diriku, dengan menyibukkan diriku, menghindari kontak mata dengannya.
Setelah pengambilan gambar sambil menari. Barulah kali ini pengambilan gambar dengan konsep seperti foto di majalah. Satu persatu member Super Junior difoto dengan memegang ponsel Anycall Miracle. Kali ini aku sendiri turun tangan untuk menentukan gaya mereka, bahkan kadang-kadang dengan SLR aku sendiri yang mengambil gambar mereka.
”Haejin-ssi, daebak!” komentar fotografer profesional yang melihat hasil jepretanku. ”Kau memang berbakat dalam bidang ini!”
Anak-anak Super Junior pun memuji hasil fotoku, dan ternyata mereka kaget begitu Donghae bilang usiaku baru dua puluh satu tahun, umur Korea. Mereka mengira aku sudah dewasa, ya setidaknya seumuran dengan Leeteuk lah. Tapi mereka bilang wajahku memang muda, namun karena pekerjaanku mereka mengira aku sudah dewasa. Syukurlah, kukira wajahku boros. He he he…
Sejak saat itu, mereka yang lebih tua daripada aku. Seperti Leeteuk, Heechul, Hankyung, Yesung, Kangin, dan Shindong minta dipanggil Oppa. Sedang yang seumuran denganku memanggilku tanpa embel-embel –ssi lagi, dan yang lebih muda daripada aku, seperti Ryeowook dan Kibum memanggilku Noona. Mereka berduabelas memberiku kertas dengan tanda tangan mereka, dan mereka berdua belas foto di ponselku untuk kuberikan kepada adik-adikku. Mereka juga meminta nomor ponselku dan mereka memberiku nomor ponsel mereka.
Aku jadi sering berkirim sms dengan mereka berdua belas. Bahkan inbox ponselku terisi dengan nama mereka semua. Tapi, jujur saja hanya ada tiga orang yang paling sering menghubungiku, meski semua juga rajin menghubungiku. Tiga orang yang paling dekat denganku adalah Leeteuk Oppa, Kibum, dan tentu saja Donghae. Aku senang dengan Leeteuk karena dia benar-benar seperti Oppa bagiku, sangat perhatian, bukan cuma denganku juga dengan adik-adikku.
Kibum sangat dewasa meski dia lebih muda setahun dariku. Dia sangat kalem, dan pendiam! Tapi kalau kami sudah berbincang di sms atau di chat YM, dia bisa menjadi pribadi hangat yang lucu, serta menghibur. Bahkan kalau aku sedang sangat sibuk dan merasa sangat terbebani dengan segala macam pekerjaan. Pokoknya, Kibum mengakui kalau bersama Haejin, dia bisa merasa lebih bebas. Karena Haejin memperlakukannya seperti seorang teman, bukan seperti artis.
Donghae, dia masih membuat hatiku bergetar setiap membaca semua sms yang masuk ke ponselnya. Aku selalu senang membaca pesan-pesan lucu yang sering dia kirimkan, yang dia akui mencontek dari Eunhyuk. Donghae itu juga puitis sekali, membuatku makin menyukainya tahap stadium lanjut.
Aku tidak pernah membicarakan perasaanku ini kepada siapa pun, aku menyimpan-nya dengan rapi di dalam hatiku, agar aku tidak terlalu berharap akan semua mimpi indah itu.

TBC
hahahaha, emang gak bakat nih nulis FF one shot, pasti ujung-ujungnya bakalan panjang, maaf ya everyone... aku memang napsu pengen jadi novelis sih... pokoknya tungguin aja lanjutannya ya... saranghae, buat yang mau baca gomawo, apalagi yg mau komen

2 comments:

zee said...

bgus..
tp msh blm bgtu t'tarik, soal'a msh flashback..
but i enjoy it..

Anonymous said...

keren..

Post a Comment