Tuesday, April 20, 2010

Go On Get Out Of My Head Part 2




Go On Get Out Of My Head Part 2

Aku melihat Sooyoung terkejut, tapi dia tidak berusaha melepaskanku. Mungkin dia terkejut, karena aku juga dihantam akal sehat. Buru-buru aku melepaskannya, wajahnya memerah, dan dia menunduk. Aku panik, kurasa dia menangis. Baru aku mau bicara, dia sudah menerobos keluar dari celah sempit, dan langsung kabur masuk ke dalam.
”Nyuk…”
Aku kaget dan langsung menoleh, Donghae menatapku dengan keheranan. ”Ngapain kau disitu?”
”Oh, aniyo… habis mengantar Sooyoung… kau?” tanyaku berusaha menutupi kegugupanku.
”Aku main kesini,” jawab Donghae, masih menatapku keheranan. ”Eunhyuk-ah… ada yang tidak beres?”
”Ani…” aku menggeleng lagi, dan langsung berbalik, menuju van. Donghae geleng-geleng sebelum melihatku pergi, aku langsung mengutuk diriku sendiri. Apa yang kulakukan tadi? Aku bodoh benar…
Begitu sampai di dorm, aku langsung duduk lemas di sofa. Berkali-kali kugigit-gigit bibirku untuk menghilangkan segala macam bentuk yang mengingatkan diriku akan perbuatanku kepada Sooyoung tadi. Aku mengeluh sendiri, dan mengacak-acak rambutku sendiri dengan gusar.
”Yah, Eunhyuk-ah… kau kenapa?”
Aku mendongak dan melihat Hankyung Hyung yang sudah berpiyama, namun sepertinya belum tertidur, dan sekarang dalam perjalanan ke dapur hendak mengambil minum.
”Hyung…” aku cuma tersenyum pahit menanggapinya.
”Kenapa? Kau membuat kesalahan lagi dalam latihan?”
Aku menggeleng, tapi wajahku masih benar-benar frustasi. Aku yakin, maka Hankyung Hyung menatapku dengan tatapan yang amat sangat keheranan. ”Kau kenapa sih, Eunhyuk-ah?”
”Aniyooooo…”
”Yah, kau jangan membuatku ketakutan, lah! Donghae-ah…” Hankyung Hyung berlari menuju kamarku dan kamar Donghae. ”Lho, kemana si Donghae?”
”Dia masih pacaran sama Tiff di dorm SNSD.”
Hankyung kaget. ”Bagaimana kau bisa tahu?”
”Aku tadi dari sana, mengantar…” lalu wajahku memerah.
Hankyung menyadari hal ini, langsung buru-buru duduk di hadapanku, dan tersenyum. ”Sooyoung, aku tahu, kali ini pasti ada hubungannya dengan si Sooyoung, kan?”
”Ne…” jawabku pasrah.
”Nah, lalu ada apa? Apa yang membuatmu sampai stress begini? Kau dan dia kan tidak pernah secara serius bertengkar.”
”Justru itu, kurasa aku dan dia mulai sekarang tidak akan bisa bersikap biasa satu sama lain lagi, Hyung!”
Hankyung mengernyit. ”Memangnya kenapa?”
”Ahhh…” aku menggaruk-garuk kepalaku gusar. Hankyung makin kebingungan melihat sikapku. Mungkin aku harus menceritakan ini kepadanya, aku harus menjelaskan pada seseorang tentang perbuatanku malam ini, jika aku tidak mau gila! Dan Hankyung Hyung adalah orang yang tepat, dia kalem dan bijaksana, walau sebetulnya aku biasa curhat dengan Hae, berhubung Hae sedang sama Tiff, apa boleh buat.
”Hyung, aku mau curhat… tapi kau janji jangan bilang pada siapa-siapa ya, Hyung…” ucapku panik. Hankyung mengangguk. Dan aku menjelaskan semua kejadian tadi kepada Hankyung Hyung.
Hankyung terbelalak. ”Kau melakukan itu padanya?!”
”Ne…”
Hankyung geleng-geleng. ”Astaga kau ini! Yah, lalu Sooyoung diam saja diperlaku-kan seperti itu?”
”Dia diam, tapi kurasa dia terkejut! Dia langsung masuk ke dalam dorm, aku sendiri shock, Hyung dengan apa yang aku lakukan.”
”Kau ini!” Hankyung geleng-geleng.
Telepon dorm berdering. Hankyung meraihnya dan mengangkatnya. ”Yeoboseyo… ah, ne… Donghae-ah. Wae? Mwo?! Ne, ne…” dan Hankyung langsung menutup teleponnya.
”Ada apa, Hyung?”
”Sooyoung terpeleset di tangga…”
”Mwo?! Yaaaah, ada-ada saja, ayo kesana Hyung!”

Choi Sooyoung
Aku terpana, dia menciumku begitu saja! Dasar bodoh, apa yang aku lakukan?! Kenapa aku hanya diam tanpa menolak semua perbuatannya kepadaku?! Astagaaaa, dan kuputuskan untuk lari dari hadapannya, karena wajahku memanas, begitu juga dengan mataku. Astaga, Choi Sooyoung! Apa yang kau pikirkan, kenapa kau membiarkan laki-laki itu menciummu begitu saja?! Aku sudah di tangga untuk naik ke atas, ketika pikiranku masih melantur kemana-mana.
Satu anak tangga lagi aku sampai di atas, tapi aku mengira sudah sampai, karena badanku yang jangkung. Aku tersandung, dan tiba-tiba saja badanku terguling di tangga, kepalaku pusing, dan aku sudah tidak sadar.
Aku samar-samar mendengar suara jeritan. Dan seisi dorm kurasa terbangun, aku tidak tahu apa yang mereka jeritkan, yang aku tahu, kepalaku semakin lama semakin berat dan berat. Yang kuingat terakhir kali adalah, sepasang tangan hangat mengangkatku.
* * *
Baunya aku kenal. Bau antiseptik, ini pasti di rumah sakit. Perlahan-lahan aku membuka mataku. Benar, interior rumah sakit. Kepalaku berat, dan kurasakan perban membebat kepalaku.
Aku akhirnya berhasil membuka mataku, melihat kesekeliling ruangan. Astaga! Pekikku, rame amat! SNSD lengkap, berikut Donghae Oppa, Teukie Oppa, Hankyung Oppa, dan mwo?! Monyet itu juga ada?!
”Sooyoung-ah?” panggil Hyoyeon Onnie.
Aku tersenyum karena rasanya tenggorokanku tercekat. ”Onnie…”
”Sooyoung-ah,” Taeyeon ikut bangun. ”Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu? Apa baik? Rasanya sakit?!”
Dan suara-suara Hyoyeon serta Taeyeon membuat yang lain terbangun. Termasuk si monyet itu, entah kenapa aku tidak mau melihatnya. Semua mendekati tempat tidurku dengan wajah cemas.
”Onnie…” Seohyun menangis.
”Yah, yah… gwenchana, gwenchana…” aku mencoba menenangkannya.
”Panggil suster dulu ya, bilang kau sudah sadar…” Taeyeon Onnie dan Teukie Oppa keluar.
Eunhyuk terus menatapku, wajahnya khawatir. Tapi aku berusaha agar tidak memandangnya.
”Bagaimana perasaanmu, Sooyoung-ah?” tanya Tiffany Onnie. ”Apa yang sakit? Badanmu rasanya bagaimana?”
Aku tersenyum. ”Gwenchana, Tiff Onnie… hanya sedikit kaku-kaku saja rasanya kok.” Jawabku. Tak lama suster dan dokter datang, anak-anak disuruh keluar dahulu, sementara dokter memeriksa keadaanku. Tak lama, mereka masuk kembali dan kembali menemuiku.
”Apa kata dokter?” tanyaku pada mereka.
”Gak ada apa-apa…” jawab Taeyeon Onnie senang. ”Hanya keseleo di beberapa tulang pinggul, dan memar di kepala. Tapi, kau belum bisa latihan lagi…”
Aku mengangguk.
”Kalau begitu, lebih baik kita pulang…” saran Hankyung pada Leeteuk. ”Kita kan ada jadwal hari ini.”
Leeteuk mengangguk. ”Baik. Hae, Eunhyuk, ayo… Taeng, aku duluan ya… jangan lupa makan, yang lain juga. Oke?”
Taeyeon tersenyum. ”Ne, Oppa… Oppa juga jangan lupa makan.”
Leeteuk mengelus kepala Taeyeon, dan semua orang mengalihkan pandangan dari mereka berdua, dengan menyibukkan diri sendiri. ”Kalau ada apa-apa, kabari aku ya…” dan Leeteuk mengecup pelan bibir Taeyeon. Taeyeon mengangguk.
Hal sama dilakukan Donghae pada Tiffany. Setelah itu semua pergi, dan Eunhyuk sama sekali tidak berkata sepatah kata pun kepadaku. Itu membuat hatiku sakit! Dia yang membuatku seperti ini, tapi dia sama sekali tidak berkata satu huruf pun kepadaku! Sialan!
Entah karena terbawa perasaan dan keadaan sakitku, akhirnya aku malah menangis menjadi-jadi, dan mesin pengukur detak jantungku bergerak liar. SNSD panik semua, teriak-teriak. Dan dokter langsung berlari masuk ke kamarku, dan memberiku penenang. Aku terlelap, meski sakit hatiku tergambar jelas di wajahku. Taeyeon, Tiffany, Hyoyeon, Seohyun, Yoona, Sunny, Jessica, dan Yuri cemas sekali.
Author’s POV.
Kedelapan SNSD berdiri di depan kamar perawatan. Semua kaget, apa yang membuat Sooyoung histeris seperti itu. Ketika tiba-tiba saja, Leeteuk, Hankyung, Donghae, dan Eunhyuk muncul lagi.
”Ada apa?” tanya mereka cemas.
”Molla, kami tidak tahu…” air mata menggenang di wajah Taeyeon. ”Tiba-tiba setelah kalian berempat pergi, Sooyoung menangis histeris. Kami sendiri belum sempat bertanya apa-apa padanya, karena detak jantungnya tiba-tiba berangsur menghilang. Dokter datang dan langsung mengecek keadaannya…” Taeyeon menangis. Leeteuk meraihnya dalam pelukan.
Seohyun dan Yoona juga menangis. Hyoyeon serta Sunny merangkul mereka berdua. Yang lain terlihat shock.
”Tapi dia histeris kenapa?” tanya Tiffany yang ketakutan.
”Oppa,” Taeyeon melepas pelukannya. ”Kenapa kalian tidak bekerja? Kok kalian bisa tau?”
”Kami baru mau keluar dari ruang perawatan, ketika sampai di depan, ada alarm dari kamar Sooyoung. Kami berhenti, begitu melihat dokter-dokter lari, kami kembali kesini, dan benar saja itu Sooyoung.” Jawab Leeteuk. ”Kami sudah menghubungi Manajer Hyung, jadwal Super Junior dan SNSD dibatalkan untuk hari ini jadinya.”
Eunhyuk terlihat stress.
Tak lama dokter keluar, dan semua membombardir sang dokter dengan pertanyaan. ”Bagaimana Sooyoung?”
”Sooyoung stress, terlalu banyak tekanan. Tekanan darahnya tinggi sekali, untuk usia semuda ini tekanan darah setinggi itu bisa berbahaya. Mungkin tekanan pekerjaan yang membuatnya sampai seperti ini, atau ada masalah… ini lebih mungkin untuk ditangani pihak psikiatri, karna jika tidak diberi obat penenang, mungkin Sooyoung masih menangis…”
Semua yang mendengarnya kontan terperangah. Separah itukah tekanan yang Sooyoung rasakan?
”Lalu bagaimana, dok?”
”Tunggu hasil dari Psikolog-nya saja ya, karna kalau dari badannya hanya seperti yang tadi saya katakan. Keseleo di tulang pinggul, dan memar-memar di kepala.” Dokter itu berlalu.
Seohyun menangis lagi. ”Onnie…”
Kemudian gemuruh langkah kaki terdengar. Semua menoleh, anggota Super Junior yang lain telah datang, tanpa Kibum. Semuanya terlihat cerah, namun begitu melihat pemandangan di depan kamar rawat Sooyoung, langsung terdiam.
”Ada apa?” tanya Heechul.
”Yah, kenapa pada menangis?” tanya Shindong. ”Taeyeon-ah, Seohyun-ah, Yoona-ya?”
Donghae memberi penjelasan singkat mengenai keadaan Sooyoung kepada member lainnya. Semua kemudian mengangguk paham, Eunhyuk hanya diam seribu bahasa dari tadi, tak ada sepatah kata pun yang diucapkan olehnya. Donghae rupanya menyadarinya.
”Jagiya, Eunhyuk sepertinya sakit…” dia berbisik di telinga Tiffany yang sedari tadi dirangkulnya saat duduk menunggui Sooyoung. ”Aku menemaninya makan dulu ya, dia sama sekali tidak makan.”
Tiffany mengangguk. Donghae mengecup pelan pipi Tiffany, ”Kalau ada apa-apa telepon.” Donghae berdiri. ”Nyuk, ikut aku!” Eunhyuk mengikuti Donghae ke kantin rumah sakit. Donghae memesan makanan untuk Eunhyuk, dan menyorongkannya ke hadapan Eunhyuk.
”Makanlah.”
”Aku tak mau makan.” Jawab Eunhyuk serak.
Donghae menghela napas. ”Kau sama sekali belum makan.”
Eunhyuk menggeleng merana. ”Aku tidak mau makan, benar-benar tidak ada selera, Hae…”
”Yah, sudahlah!” Donghae tidak memaksa. ”Ngomong-ngomong, ada apa sih denganmu, Hyuk? Aku tidak pernah melihatmu bertingkah aneh seperti ini, kau begitu… diam.”
”Eh?”
”Dari semalam, begitu kau dan Hankyung Hyung ke dorm SNSD, kau begitu pucat, diam, dan dari semalam kau tidak mengatakan apa-apa. Kau ini kenapa? Apa yang terjadi denganmu dan Sooyoung?”
Eunhyuk menghela napas. ”Aku melakukan kesalahan, aku melakukan kesalahan pada Sooyoung. Itu yang membuatku begini, Hae… aku belum minta maaf padanya, dan dia seperti ini… rasanya, seperti apa yang tertimpa padanya adalah kesalahanku semua.”
”Mwo?!” tanya Donghae. ”Kesalahan apa?”
”Aku…” Eunhyuk menghela napas.
Donghae memotong. ”Minta maaflah padanya, mungkin dia akan senang jika kau minta maaf padanya, meski sekarang dia masih dalam perawatan. Masuklah, dan minta maaf.”

Eunhyuk’s POV.
Kurasa Hae benar, aku harus minta maaf padanya. Akhirnya aku masuk ke ruang rawatnya, dan aku duduk di sebelahnya. ”Sooyoung-ah…” aku mulai berbicara. ”Choi Sooyoung…” panggilku.
Tak ada reaksi, Sooyoung hanya tidur.
”Yah kau ini…” aku bicara lagi. ”Bagaimana perform Suju dan SNSD kalau kau berbaring terus seperti ini, Sooyoung-ah? Aku akan berpasangan dengan siapa coba kalau begini? Mana seru kalo dancing machine Suju gak punya pasangan.” Kataku lagi. ”Katamu aku yang keseimbangannya parah, dan kau selalu menertawakanku. Sekarang lihat, siapa yang terpeleset di tangga?” tanyaku, tak terasa mataku memanas. ”Sooyoung-ah, cepatlah sadar… kau membuat semua orang khawatir. Kau juga membuatku khawatir…” aku mengusap air mataku. ”Sooyoung-ah, kenapa kau tertekan? Ada masalah apa? Oiya Sooyoung-ah, maaf membuatmu menunggu permintaan maafku, aku benar-benar ingin meminta maaf atas ciumanku kepadamu waktu itu…” dan air mataku sudah mengalir deras. ”Tapi aku tidak menyesalinya, aku benar-benar minta maaf… aku ingin sekali meminta maaf padamu langsung, aku ingin sekali…” aku menggenggam tangannya yang dingin. ”Sooyoung-ah, mianhae, jeongmal mianhae…”
Begitu aku mendongak betapa terkejutnya aku, melihatnya telah membuka mata. Kedua matanya menatapku, berkedip-kedip lemah. Aku kaget. ”Sooyoung-ah, Sooyoung-ah kau sudah sadar?!”
”Oppa! Akhirnya kau minta maaf juga…”
”Mianhaeyo…”
Sooyoung tersenyum. ”Gwenchana, Oppa…”
”Gomawo… kupanggil dokter ya, Sooyoung-ah, biar dia tahu kalau kau sudah sadar. Oke?”
Sooyoung tersenyum dan mengangguk. Aku keluar dan berteriak. ”Sooyoung sadar‼!” pekikku.
”Mwo?!” semua berteriak.
”Jinja?”
Dokter kemudian masuk ke dalam. Semua membombardirku dengan pertanyaan, karena mereka semua sudah satu persatu masuk, dan mencoba membuat Sooyoung sadar, namun tak ada yang berhasil.
”Hyuk, kau apakan dia hingga dia terbangun?”
”Eunhyuk apa yang kau lakukan?”
”Bagaimana caranya?!”
”Hebat, Oppa!”
Baru aku mau menjawab rentetan pertanyaan itu, tapi dokter sudah keluar. Jadi semua mendatangi dokter. ”Kalian keluarganya?”
”Ya!” semua menjawab kompak.
”Bagus, perkembangan Sooyoung bagus, dilihat secara fisik, memarnya sudah mulai membaik. Begitu juga dengan tulang pinggulnya… dan masalah psikisnya, boleh saya bertanya tadi siapa yang mengajaknya bicara sebelum dia sadar?”
”Dia…” semua menunjuk Eunhyuk.
Dokter mengangguk. ”Mungkin dia nyaman bersama Anda, jadi dia bisa cepat sadar… ajaklah dia ngobrol lagi.” Dokter menepuk pelan bahu Eunhyuk, dan pergi dari situ. Sementara SNSD dan Super Junior memandang Eunhyuk takjub.
”Yah! Kau, bukannya bertengkar terus dengannya?” tanya Heechul.
Eunhyuk mengangkat bahu. ”Ya sudah, sana kau temani si Sooyoung lagi! Barangkali dia bisa cerita ada masalah apa.” Kata Siwon.
”Tapi aku mau lihat Onnie…” rengek Seohyun.
”Iya, kami mau melihatnya…” Taeyeon menambahkan.
”Ya, biarkan mereka melihat Sooyoung dulu,” Eunhyuk setuju. ”Nanti kalau dia mencariku, atau kalian sudah selesai, aku ada disini, kok.”
Taeyeon tersenyum. ”Ayo, kita ke dalam.”
Mereka berdelapan masuk ke dalam ruang rawat Sooyoung, Sooyoung tersenyum menyambut Onnie dan Dongsengnya. Meski belum bisa banyak bergerak. ”Sooyoung-ah…”
”Onnie…”
Sooyoung tersenyum. ”Annyeong, mianhae telah membuat kalian khawatir. Keadaanku memang labil…”
”Aniyo…” semua menggeleng.
”Sekarang bagaimana rasanya? Sudah mendingan?” tanya Tiffany.
Sooyoung tersenyum. ”Jauh lebih baik. Rasanya lega…”
”Lega kenapa?”
Sooyoung terkekeh. ”Aniyo…”
”Oh iya, Eunhyuk Oppa… apa yang dilakukannya padamu, Onnie?” tanya Seohyun. ”Eunhyuk Oppa masuk kesini, dan kau sadar… kau segar sekali sekarang. Padahal kami semua sudah mencoba dengan segala cara agar kau sadar, tapi kau tidak sadar. Cuma Eunhyuk Oppa yang bisa membuatmu sadar…”
Jessica mengangguk. ”Ne, aku juga heran. Kukira dia yang paling tidak mungkin membuatmu sadar, Sooyoung-ah.”
”Eunhyuk Oppa tidak seburuk itu kok dimataku, aku hanya sering bertengkar bercanda dengannya, tidak serius.” Jawab Sooyoung, masih tersenyum. ”Oiya, Onnie, kira-kira kapan aku bisa keluar dari rumah sakit?”
”Yah, kau harus stabil dulu, Sooyoung-ah!” pekik Sunny.
”Ne, aku stabil… aku sudah tidak apa-apa! Aku mau pulang!”
”Sooyoung-ah…”
”Aku mau pulang!” Sooyoung mencoba duduk.
Gadis-gadis SNSD yang lain menjerit-jerit panik, karena Sooyoung memaksa duduk, suara jeritannya terdengar sampai diluar. Super Junior panik, langsung masuk. ”Yah! Ada apa?”
”Oppa, tolong! Sooyoung nih bandel, dia mau pulang! Dia maksa pulang!” Taeyeon menahan bahu Sooyoung. Berhubung Taeyeon kecil, dia agak kewalahan sementara saudarinya yang lain menahan bagian tubuh Sooyoung yang lain.
Donghae, Teukie, Siwon maju dan menggantikan tugas Tiffany, Taeyeon, dan Yuri yang menahan bahu Sooyoung. Sooyoung memberontak. ”Oppa! Aku mau pulang! Aku mau pulang!”
”Sooyoung, kau masih perlu istirahat…” kata Sungmin dari belakang.
”Andwe! Aku benci rumah sakit! Teukie Oppa, lepas! Siwon Oppa! Donghae Oppa!” teriaknya.
”Yah yah yah…” Eunhyuk maju. ”Kau ini! Kau mau aku mengulang perbuatanku waktu itu di depan mereka semua kalau kau masih berkeras pulang juga?” Eunhyuk akhirnya maju.
Sooyoung berhenti, wajahhnya memerah.
Donghae, Teukie, dan Siwon menoleh bingung menatap Eunhyuk, lalu menatap Sooyoung lagi.
”Ne, aku akan istirahat.” Sahut Sooyoung kooperatif, dan langsung berbaring diam. Semua bengong.
”Baik, sekarang Sooyoung sudah diam, kita keluar semua, ppali!” perintah Teukie dia menggandeng Taeyeon keluar. Begitu semua keluar, Teukie dengan sigap menarik Eunhyuk yang mau pergi. ”Eits! Tunggu dulu…”
Eunhyuk berbalik. ”Apa?”
”Kau memang ngapain si Sooyoung?” tanya Teukie penasaran.
”Astaga, Hyung! Rahasia…” dan Eunhyuk berlalu.
”Mwo? Berani dia nyuekin aku…” Teukie geleng-geleng.

2 comments:

zee said...

ah suka suka suka..
g tau hrs komen apa..
poko'a suka..

Lalalalaa said...

sooyoung x eunhyuk, love it XDD

Post a Comment